Sabtu, 29 September 2012

Sepenggal Kisah dari Sarimulyo Part II



Alhamdulillah akhirnya saya bisa menulis lagi. Saya punya hutang menuliskan part II dari kisah kegejean kkn kami. Part I sudah membahas yang putra. Oke baiklah sekarang part II membahas yang putri...

Beri saya waktu untuk memanggil memori kkn saya...*Pasang radar neptunus.

hmm...

1. Mbak Hapzqh. Angkatan 2011 jurusan pariwisata FIB. Iya mbak Hapzah memang angkatan 2011, tapi dia ekstensi dari D3, jadi aslinya ya 2008. Adalah yang paling dewasa diantara kami bertiga. Saya dan mbak Hap sama-sama punya golongan darah A. Haha... iya jadi kami di kkn ini hobi banget menghubung-hubungkan sifat orang dari golongan darahnya.
Untuk lebih lengkapnya buka aja deh ini...

Jadi di subunit kami ini, yang putrinya terkenal cerewet. Rame. Berisik. *huks. T_T
Yang putra kebalikannya. Pendiam. Irit ngomong. Jawab seperlunya. Sangat halus kalo bicara. Karena orang jawa asli juga kali ya.

Mbak Hapzah itu sangat supel. Mudah akrab dengan warga. Ibu-ibu terutama. Entahlah gimana caranya yang jelas kalo saya pribadi secerewet gimanapun kalo udah mentok di bahasa biasanya saya skak mat.
Mbak Hapzah itu pengalamannya segudang. Dia pernah jadi asisten chef di sebuah restoran. Itulah kenapa Mbak Hap kami daulat menjadi Chef master subunit kami. Paling jago masak. Mau masak apapun dan bahan-bahan yang tersisa apapun pasti bisa disulap jadi makanan. Padahal kondisi dapur kami disana adalah begini...



Dibawah ini foto Faiz. Cucunya Ibu tempat kami mondok. Lucu kaaaannnn.. :).


Fokus ke Mb Hap.
Saya punya banyak cerita lucu bersama Mbak Hapzah. Namun yang paling saya ingat adalah ketika kami berangkat ke pasar ditemani dua putra macam Mas Bayhaqi dan Mas Ulin (sosok dari subunit sebrang--dusun Pengos B).
Syahdan, selepas shalat subuh, Mas Bay menawari kami pergi ke pasar. Dan pagi itu yang berangkat ke pasar adalah saya dan Mbak Hap). Nah, janjianlah kami di jembatan. Setibanya disana... Jeng Jeng... mereka ternyata lebih prepare daripada kami. Mereka tuh bawa keranjang belanjaan coba. :D :D


Dan sesampainya dipasar kami lebih geleng-geleng kepala lagi, ternyata mereka juga bawa daftar belanjaan lengkap banget.*gubrak. Salut! :D
Maka keonaran pun kami buat di tukang daging. Jadi mereka belanja daging entah berapa kilo (yang jelas banyak banget soalnya sorenya di subunit mereka ada acara gitu), nah sambil nungguin si ibu daging potongin daging mengobrollah kami, dan kami barus sadar kalo obrolan kami itu jadi pusat perhatian orang-orang yang lewat coba.  *nyari-lobang. T_T
"Sumpah, bawa kalian itu berdua aja udah berasa bawa orang sekampung, berisik banget."
begitu kata Mas Bay.

Singkatnya. Belanjaan mereka ternyata lebih alay dari kita. Haha. Rempong beud. Lucu aja gitu liatnya, kita yang putri cuma bawa keresek kecil-kecil. Mereka??? Keranjangnya yang segede gaban aja masih gak muat.

Begitu nyampe parkiran, mereka heboh ketinggalan beli sesuatu trus kami yang putri dibiarkan jongkok di parkiran menunggui segunung belanjaan mereka. Kebalik kan? haha... itulah indahnya kkn.
"Kalian mau pulang gak??" tiba-tiba Mas Bay membuyarkan rumpian kami di sudut parkiran. Oalaaah ketauan deh kami malah asik ngerumpi meninggalkan barang belanjaan mereka di dekat motor. Ya salaaaammmm.... :D
Dan di perjalanan pulang ke pondokan, kami di cegat polisi. *tepokjidat,
Mendadak ada razia gitu deh. Kami dimintai surat surat motor. Dan manalah pula saya bawa dompet, duit aja cuma bawa selembar, itupun diselipin di wadah Hape. Gubrak.
Dan beginilah kami...
 

Ckckckck... mengkhawatirkan. Kayak anak ilang. Haha... Tapi apa yang terjadi dengan tampang-tampang kami?


*Gubrak.
Keberisikan kami di sana kayaknya agak sedikit menggagalkan suasana tegangnya di tilang. Maka entah gimana ceritanya, akhirnya kami memang dibebaskan dari razia, mungkin selain karena kami anak KKN UGM yang punya bukti KIK sakti, juga mungkin karena memang Pak Polisinya berharap kami cepetan pergi. -_____-

Dan tahukah? Sepulang dari pasar itu saya dan Mbak Hap terjun dari motor. Jatuh hampir terperosok ke jurang yang penuh batu coba. Untung Mbak Hapzah banting setir dan menjatuhkan diri tepat di bibir jurang. Zzzzzz ngeri. Tertatih kami berdiri dari motor (jadi ceritanya kami sudah pisah jalan dari yang putra tadi), dan ditolong oleh nenek yang lagi nyapu. Daaaaannnn.....dengan brutalnya kaki saya yang terkilir di puntir-puntir di pinggir jalan oleh sang nenek itu. Sakti banget dah, sampe saya jerit-jerit gajelas kayak tarzan di tengah hutan. Sakit banget. huks. T_T.

Begitulah Mbak Hap. Sebenarnya masih banyak cerita-cerita menarik lainnya, tapi ya ini dulu saja. Untuk Hantari., Next Part III... ^_^. Smangaaaattt!!!

Antara Kugy... dan Saya



"Maka saya anggap laman blog ini seperti langit yang tertutupi awan. Sepertinya kosong. Tapi jika si awan disingkap, maka disitulah ada cerita."
Bagi yang pernah nonton film Perahu Kertas mungkin akan sangat familiar dengan kalimat itu. Entahlah, saya tiba2 saja sangat terinspirasi dengan film itu. Saya tak menyoal kisah cinta antara Kugy dan Keenan. Tapi saya menyoal mengenai kesukaan Kugy pada dunia dongeng.
Saya seperti menemukan diri saya dalam sosok Kugy. Kugy suka dengan dongeng.

Bedanya, skrg saya pensiun, Kugy enggak. *krik.
 "Berani menulis berarti berani dikomentari!"....begitu kata teman saya.
Entah habis makan apa dia sampe bisa nemu kalimat sebegitu mengenanya. Hmm...(?)

Jadi, Kugy itu adalah seorang mahasiswi jurusan sastra. Tapi hobynya adalah menulis dongeng. Bahkan beberapa karyanya diapresiasi menjadi piagam2 penghargaan yang berjejer dikamarnya. Sastra menjadi pilihan jurusannya karena ia sadar tak banyak profesi yang bisa menjanjikan kemapanan hanya dari seorang penulis dongeng.

Kugy juga suka menulis diary. Tapi kertas tulisan tulisan diary itu biasanya langsung ia bentuk menjadi sebuah perahu kertas. Dan pada akhirnya akan ia hanyutkan di sungai atau laut. Bukan dear diary-seperti halnya kebanyakan orang-yang ia tuliskan di awal kalimat diarynya. Tapi... Dear Neptunus....
Kenapa? Karena menurut mitos, dewa air itu Raja Neptunus.

Kugy memiliki radar neptunus. Semacam sinyal yang bisa menghantarkan apapun yg ia maksud atau yang ia tuju atau yang menginspirasinya. Dan jika pikirannya buntu, maka Kugy akan memasang radar neptunusnya itu. Uniknya si radar ini juga bisa dipasang untuk melacak seseorang. Haha..

Tahukah gmana cara memasang radarnya? Cukup pejamkan mata, dan kedua tangan yang dalam posisi menunjuk dipasang di kepala kanan dan kiri. Itulah radar neptunus.



Hanya agen neptunus yang berhak mendapatkan radar neptunus.
Dan hanya orang2 tertentu yang bisa menjadi agen neptunus.
Suka. Suka sekali dengan imajinasi imajinasi liar dari novel ini.

Misalnya ketika si Kugy ditanya sma Keenan, kenapa ngambil sastra?
"Hellooo... kamu tinggal di gua mana selama ini? Realistis dong. Memangnya tukang dongeng bisa menjanjikan apa? Itu hanya sampingan." yah kurang lebihnya begitulah jawaban Kugy.
Tapi Keenan bilang, "Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama dengan apa yang kita fikirkan."

Wot a wonderfull word....*berbinar.

Indahnya jadi Kugy yang cuek.Dan diam2 saya jadi belajar cuek dari Kugy, hho.
Soundtrack lagu Perahu Kertas itu kurang lebih begini....
Perahu Kertasku kan melaju...
Membawa surat cinta bagimu...
  
Yupz stop!
Btw tentang surat cinta. Saya juga punya kumpulan surat-surat cinta.
Surat cinta dari yang Maha Pengasih. Allah. ^_^
"Sibgah Allah. Siapa yang lebih baik sibgah-nya dari pada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah." (QS 2: 138)
 Sibgah itu artinya celupan warna. Kalo kata Ustad Salim A Fillah di Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Islam tidak menghapus karakter-karakter khas dari pribadi pemeluknya yang tidak bertentangan dengan 'Aqidah. Islam justru membingkainya menjadi kemuliaan karakter yang menyejarah.

Sudah paham alur jalan fikir saya???
Oke jadi sebenarnya intinya saya ingin membahas warna saya. #Oalaaah. Ya saya memang selalu payah membuat pendahuluan. Oke kalo gitu kita pokus pada inti!!!
Jadi, paradigma saya selama ini adalah muslimah itu anggun dan pendiam. Halus tentunya. Sementara saya?? Huks. Yah, yang sudah kenal saya mungkin akan sepakat bahwa saya itu cerewet. Anggun??? Boro-boro... Halus??? *nangisBombay.
Pernah saya kepikiran untuk menjadi anggun saja. Untuk menjadi pendiam saja. Untuk menjadi agak halus saja. Tapi hanya bertahan sehari. Itupun karena memang yah saya belum makan dari pagi.... *tepokjidat

Dan bahagianya ketika saya mendapatkan penjelasan yang sangat memuaskan di buku Saksikanlah Bahwa Aku Seorang Muslim ini. Jelas. Bahwa, warna saya memang seperti ini.
Bukankah pelangi itu indah karena warna warni? Manusia juga telah diberi celupan warnanya sendiri-sendiri oleh-NYA. Lihatlah dua sosok yang bayangannya saja begitu agung itu. Abu Bakar dan 'Umar. Dua sosok yang begitu kontras dalam singsingan fajar ummat Muhammad. Abu Bakar begitu kurus sampai sarungnya selalu mengulur ke bawah, sedang 'Umar pernah membuat empat makmum jatuh terjengkang karena bersinnya saat memeriksa shaf shalat... Masya Allah!!

Dan Allah memberikan celupan warnaNya sesuai dengan kadarnya. Si warna ini ranahnya adalah disini. Si warna itu ranahnya disitu. Begitulah adilnya Allah.
Maka biarkanlah Kugy menjadi Kugy. Saya menjadi saya. Bukan kamu ataupun dia. Bukan Kugy ataupun Keenan. Karena....
Ishadu bi ana Muslimah.... ^_^

Sabtu, 15 September 2012

Sepenggal Kisah dari Sarimulyo Part I



Sebenarnya saya sudah kkn sekitar sebulan yang lalu. Dan sekarang geliat kehidupan di semester 7 sudah mulai mencekik. Penuh rasanya pikiran saya bahkan hanya untuk sekedar menulis. 
 Tapi kemudian tangan saya tergelitik ketika di suatu malam menjelang *hasyah. Sepulang dari syawalan bersama teman2 PermataGama (Persaudaraan Mahasiswa Tasikmalaya Gadjah Mada), saya diantar Rinda (sahabat saya sedaerah dan se kkn) ke kost. Dan dengan jumawa dia memblokade laptop sya dan asyik berkutat menulis sesuatu yang entah apa.


Iri saya melihat tumblernya. Penuh warna. Hidup. Dan...... masya Allah......saya tepok jidat teringat nasib blog saya.
Dan benar saja begitu dibuka itu blog udah penuh sarang laba-laba. Mana lupa paswordnya pula. Huks.

Jadi sya punya 6 teman yang sesubunit di kkn. Oke baiklah saya akan mulai menceracau menceritakan siapa apa dimana kemana kayak apa dan semua tentang mereka. Dari kiri ke kanan....
Nama-nama dibawah ini sengaja (tidak) saya samarkan karena dibawah ini adalah aib. Karena aib mari kita bongkaaarrr.... ngoahahhaaa

1. Mas Zuniar Wbk (Iya saya gak salah nulis, itu Wbk bukan Tbk,hho..). Beliau adalah koormasit (Koordinator Mahasiswa Subunit) kami. Angkatan 2008 Teknik Pendiam. Irit ngomong. Suaranya peeeeeeelaaaaaaan bangeeeeeettttttttt. Tapi lucunya kalo kata Rinda suaranya pas ngimamin shalat kok bisa kenceng banget ya... entahlah mungkin tuntutan menjadi seorang ketua memang harus gitu kali ya. Standing applaus aja bisa tahan memimpin kami kami anggotanya yang rewel naudzubillah, aneh naudzubillah, dan suaranya kuenceng kuenceeeeeng ngalahin speker mesjid didepan pondokan. hho. Yup tampaknya harus siap-siap aja bawa sumpelan kapas kalo deket-deket kami, mas. Hho. 
Oh iya dan kadang-kadang saya juga heran sendiri, ini suara mas Zun yang kekecilan apa suara kami (putri) yang kekencengan ya sehingga telinga kami yang sudah terbiasa menangkap sinyal suara segede alaihim tiba-tiba harus beradaptasi lagi menangkap suara low. *apasih
Dan akhirnya dengan bangga mengangkat sapu (?) saya akhirnya tau juga judul lagu alarm mas Zun yang tiap jam 03.00 itu bertralala trilili mengusik mimpi mimpi indah kami dipagi buta *hasyah. Ett sumpah itu kadang (jujur aja ya) dari lubuk hati yang paling dalam kadang kesel juga kalo denger lagu itu mulai menjalankan tugas sucinya (?). 
Syahdan disuatu sore sembari menunggu waktu berbuka disuatu tempat makan--sekitar 3minggu pasca kkn-- saya mendengar lagu itu diputar di playlistnya tempat saya makan. Sontak saja kening saya mengkerut. "Ini lagu apasih sebenernya?" dengan volume suara yang diatasnormal seperti biasanya, "Ini nasyid." jawab teman saya dengan santai, padahal saya sudah senewen. Dan dengan berat hati saya hanya bisa ber "oh". Ironis.T_T
Ya siapa yang nyangka kalo lagu ngebeat macam begitu adalah lagu nasyid, Maher Zein pula. Aiiiiih.... Lucu juga sih kalo ingat dulu kalo lagu ini sudah bunyi pasti ini semacam menjadi stimulan untuk kami mulai mengomel. Haha.... Kayaknya kapan2 kalo kita mau bikin video dokumentasi kkn backsoundnya harus lagu ini deh. Biar kespontanan kami untuk mengomel tiap mendengar lagu ini jadi berkurang intensitasny.:D

2. Arif
Manusia paling langka sedunia. Baru kali ini saya ketemu orang sepolosnya. Muka tanpa ekspresi. Sangat datar. Sangat lurus. Bambu aja kalah lurus, rif. hho
Tapi tanpanya, sepertinya kkn kami akan sedingin sayur tanpa garam *apadeh. Yah dialah yang selalu dengan ajaib membuat kami tertawa. Bukan hanya karena kepolosannya dan kedatarannya tapi karena dimanapun, kapanpun, dan dalam posisi apapun, bahkan ketika kami asyik berdiskusi sekalipun, seringkali kami kehilangan suara Arif, dan ajaibnya begitu kami menoleh kearahnya dia tengah khusuk bermimpi. DIa tidur. Yas salaaaaaammmm *tepokjidat. "Mana kamera mana kamera?? Foto! FOTOOOOO!!!."

Tapi dia yang selalu dengan sigap menolong kami (yang putri). Misalnya kalo kami kerepotan bawa barang, dia akan maju di garda depan membantu kami mengangkat barang. Atau ketika kami harus malam-malam ke dusun sebelah, otomatis tatapan kami tertuju padanya, dan dengan luarbiasa tanpa harus berkata apapun dia langsung siap-siap mengantar kami seolah ngerti kalo tatapan kami adalah kalimat permohonan. haha. 
Arif bungsu di kkn kami. Dia angkatan 09 Kehutanan dan dia umurnya yang termuda. 
Kalian tau doraemon??? Yup. Arif mengingatkan kami pada kantong doraemon. Butuh pensil?? Penghapus?? Gunting? Kasa? Hansaplas? Senter?? betadin? Tolak angin? Vitamin C? benang jahit? jarum jahit?? Atau apapun itu. Maka tanyalah Arif. Dia pasti akan mengangguk dengan pasti dan dengan sigap membuka tasnya yang segede alaihim itu untuk mengeluarkan apapun kebutuhan kita. Dan lucunya senternya itu loh. Senter gunungnya selalu setia terselip di kepalanya jika malam telah tiba untuk menerangi langkah langkah kami menuju rumah warga sekitar.
Arif yang baik. Dengan polosnya dia memperkenalkan produk ketelanya yang bernama "Cherry" ke teman-teman Jeruk (Subunit di dusun lain). Dan yah namanya Jeruk terguncanglah dunia unit 25 dengan nama Cherry itu sehingga pada akhirnya dengan tragis kami dijuluki subunit 'Cherrymulyo' (Asal kata Sarimulyo). Hasyah....dan Mbak Hapzah-lah yang paling heboh ngomel-ngomel dengan nama yang menurutnya alay itu.  Atau Mas Anas yang sangat tidak rela mahkota nya yang berbentuk brokoli yang melambangkan kemachoannya jadi ternodai dengan brutalnya oleh kata 'Cherrymulyo' itu. Thats why Arif hingga kini sering disebut Mas Cherry. :D :D..

3. Dimas. Sosok yang menurut Rinda adalah yang paling normal. Tapi dengan tegas saya menjawab. Tidak!. hho. Dia sama tak normalnya dengan kita sebenernya. *mengangguk dengan pasti. Yah walaupun harus diakui dia memang tak separah tak normalnya kami tapi kkn ini cukup bisa mengungkap dia yang sebenarnya. *nyengir setan.
Dimas sama seperti yang lain. Irit ngomong. Tapi dia sepertinya yang memiliki selera humor lumayan (kata Arif) dibanding yang lain *ampun. 
Dimas 2009 Elins. Dia yang paling dekat dengan kormasit (tempat curhatnya juga kayaknya,hho). Dia kadang sebagai peredam dikala emosi-emosi kami mulai memuncak. Dia kemana-mana yang selalu paling wangi. (hha). Dia yang paling sabar kayaknya kalo ngurusin TPA. Iya jadi di mesjid tempat kami kkn itu kan rutin ada TPA gitu tiap sore. Kalo kami (yang putri) yang ngajar, ebuset itu anak pada lari-lari dan berantem nangis sana nangis sini gitu kalo TPA. Heran. Cukup pengen garuk-garuk tanah juga sih ngajar TPA disana. Nah dengan rasa penasaran tingkat dewa kami (putri) coba ngintip2 kalo yang putra pada ngajar mereka nakal juga apa kagak, gitu kan. Dan Jeng Jerereng Jeng Jeng........ Ternyata entah diberi obat bius apa tuh mereka bisa nurut gitu sama mereka (putra). Yas salaaaaaammmmm tambah pengen garuk-garuk tanah. T_T. Tragis. Dan yah yang paling sering ngajar kayaknya memang Dimas, jadi berkesimpulanlah kami bahwa pawangnya anak-anak memang Dimas. *krik. Lalu yang putri?Huks. T_T.
Nah, disuatu hari terungkaplah kenapa tuh mereka bisa sebegitu gak bisa diaturnya kalo sama yang putri, (jadi anak-anak TPAnya banyakan anak cowo usia SD) ealaaaaahhh ternyata mereka dibelakang memang suka 'ciye ciyean' gitu kalo kami lewat. Hasyah. Kami jadi kegeeran. Haha...
Loh kok jadi ngomongin anak TPA ya. Oke balik lagi ke Dimas. Yah begitulah dia, dia pendiam soalnya jadi saya juga bingung ngomen apa. hhe.

4. Mas Anas. Ehem tampaknya bakal panjang nih kalo nyeritain mas Anas. Beliau Teknik 08. Iya dia 08 kok bukan 06 *eh. :D. Iya keliatan lah ya dari penampakannya aja bisa ditebak kalo Mas Anas adalah inspirasi yang paling menginspirasi bagi para penganiaya di subunit kami. Mahkota indahnya yang unik dengan pola brokolinya lah yang mendaulatnya menjadi maskot di kkn kami. Mustahil kalo ada orang yang tak menyadari ketidakberadaan mas Anas. Karena kalo tak ada mas Anas pemandangan didepan saya mendadak akan lengang. Berasa ga ada sesuatu gitu. Haha Iya bener ga ada rambutnya yang ngalangin jalan maksudnya. *ampunmas.
Jadi rambutnya mas Anas ini mengingatkan saya pada Pangeran Palasara. Jangan bilang gatau Pangeran Palasara!!! Hello itu masa kecilnya mubazir kalo kagak tau. Iya jadi pangeran Palasara itu yang ada di iklan Dancow yang bunyi iklannya gini "Pangeran Palasara dengan sarang burung di rambutnya." Cit cit cit tiba-tiba kedenger suara burung. Haha. Iya bener seratus jadi kami memang kadang suka manggil Mas Anas dengan sebutan Pangeran Palasara atau kalo kata Hantari itu Mas Pangeran. *istighfarHan.T_T. 
Dan yang lebih sadis kalo didapur yang putri tengah masak dan tiba-tiba ngelewat makhluk berkaki banyak sebutlah kecoa gitu, pasti kami serempak tereak "Mas Anaaaaaas ini piaraannya kabuuuuuuurrrrrrrrr!!!!!" Dan dengan jumawa mas anas akan ngelus dada. wkwkwkwk.
Atau kalo ada curut-gitu-dengan santainya saya berkomentar bahwa curut juga bisa jadi pilihan ternak baru kalo memang kecoa sudah mulai gak betah tinggal di sarangnya. Oh tidak ya maaf, saya kadang juga bisa loh muji Mas Anas. Itu pas saya nonton Pirates of Carribean disela-sela waktu kkn yang menjemukan tiba-tiba entah mata saya kelilipan onta segede gajah atau gimana ceritanya saya melihat sosok Kapten Jack Sparrow mirip Mas Anas. Yas Salaaaaaammmm iya bener itu saya juga bingung apanya yang mirip tapi yang jelas bukan rambutnya, saya tiba-tiba berimajinasi kalo kumis mas Anas sama janggotnya kalo dikepang memang mirip Johni Deep. Dan dengan sadis nama panggilan Mas Anas bertambah jadi Om John. *Tepokjidat.
Oke penganiayaan belum selesai. Disuatu senja menjelang maghrib Mbak-mbak Anaknya Ibu (??), ya itulah pokoknya intinya Ibu kami di pondokan itu kan punya anak--kita sebut Mbak--yang entah ada angin puting beliung darimana tiba-tiba dia bertanya gini, "Saya jadi penasaran gimana ya caranya mas Anas dikeramas? Itu airnya bisa basahin rambutnya gak ya apa jangan-jangan mirip daun talas gitu?" 
Et sumpah rasanya itu ya saya pengen ketawa sekenceng-kencengnya. Haha.. *ambiltoa. (astahgfirullah...ini mudah-mudahan orang yang diomongin kagak panas kupingnya karena udah kebal ya, mas). wkwk.
Dan sekali lagi dengan haru saya harus mengakui bahwa tiap saya melihat daun talas saya seolah melihat semburat rambut mas Anas. Iya mas saya pasti akan selalu mengingat mas Anas lewat daun talas. *tampang jumawa sambil mengepalkan tangan.

Entah kenapa setiap ke dapur di pagi buta saya selalu melihat mas Anas dengan setia jongkok diatas perapian. #eh. didepan perapian maksudnya--dengan posisi semedi dan mata menatap kosong ke arah api.
Itulah tahtanya.
Jadi karena kami kkn digunung yang dinginnya naudzubillah kami biasanya rebutan api tiap sebelum sahur. Dan karena ternyata jok kursi didepan perapian selalu sudah disinggahi mas Anas yang telah dengan anggunnya (aneh ya?)--dengan gagahnya kalau begitu--duduk didepan api, maka kami harus pelan-pelan memuji-muji dulu mas Anas kalo kami hendak meminjam tahtanya. Apalagi kalo udah disebut mirip Johni Deep. Beuh... seneng banget dia. (padahal saya sndiri istighfar berkali2 dalam hati). 
Dan sebelum terjadi fitnah yang lebih besar, mas Anas yang udah ngerti maksud kami, akan segera beranjak dr singgasananya. Dan rebutanlah kami berjongkok bertiga didepan api. :D

Satu lagi tahta Mas Anas adalah tikar yang tergerai di ruang tamu. Jadi karena putra ada 4 orang sementara kamar hanya muat untuk 3 orang akhirnya Mas Anas lah yang mengalah membangun singgasananya sendiri (tempat tidurnya maksudnya) di atas sehelai tikar di sudut ruang tamu. Ya dia biasa tidur diatas tikar dengan berbalut berlapis-lapis baju dan jaket tiap dia tidur. Walopun tempat tidurnya cuma begitu padahal lantainya tanah, jangan heran, ya kan dia punya benang wol. Anget, hehe. *ampun mas beneran. 
Nah balik lagi ke singgasananya, ini juga biasa dijadikan tempat rebutan. Biasanya sehabis taraweh kami akan bercengkrama diruang tamu sembari menggarap tugas kkn kan, nah tongkrongan paling mengasyikan memang singgasananya mas Anas, soalnya bisa sambil selonjoran. Ya masa iya selonjoran di tanah. Makanya jangan heran kalo mas Anas pagi-pagi bangun tidur ngomel-ngomel karena singgasananya bau tai kucing. *haha. Ya kaki-kaki tamunya kali yang nginjek sembarangan. wkwkwk. 

Rinda--yang tadi saya sebutsebut diawal (nanti saya kasih kisahnya)--adalah yang paling klop sama Mas Anas kalo masalah ngebully. Motornya Rinda namanya Pillo, dan ketika ditanya nama motor Mas Anas apa dengan polosnya Mas Anas bilang motornya bernama Pit. Mulai dari situ Rinda berdoa dengan sepenuh jiwa dan tenaga agar Pit cepat dapat Nah, pasangannya maksudnya. Haha iya saya tau ini garing gapapa nanti ketawanya pas lagi selo aja. *krik
Dan kalo mas Anas macam-macam Rinda mengajari kami untuk cukup menakut-nakuti mas Anas dengan gunting. Iya Mas Anas paling takut sama gunting. Takut mahkotanya dibabat katanya. Jadi kalo Mas Anas mulai bandel, cukup bermantra ajaib "Gunting manaaaaaa guntiiiiiiiiiingggggg....". :D

Satu lagi. Jadi lucunya kalo kami kehilangan barang ditempat kkn, kami serempak akan menoleh ke rambutnya mas Anas. Haha maksdunya "Ayo bongkar rambut, sepatunya nyelip kali." :D Dan dengan wajah cengok ala mas Anas biasanya kami akan trtawa lepas sambil megap megap kayak lele keabisan aer. *apasih.

Begitulah mas Anas. Paling sabar. Entahlah ya sabar nya itu mekar jadi rambut kali, saking udah overload dengerin penganiayaan kami. Dan jangan salah loh pahala Mas Anas juga pasti banyak banget. Udah bikin kita seneng. Haha. Asli sumpah mas seneng banget deh bisa sesubunit sama Mas Anas.

Dan yang mengenaskan setelah selesai kkn, seminggu pasca libur lebaran kami sedih melihat Mas Anas. Hiks. Rambutnya dipotoooooong.... !! Oh rambut... nasibmu kini.

Jadi plontos gitu. Iya asli Mas saya sedih. Sedih. Sedih sama yang motong rambutnya pasti itu terharu banget bisa dengan berjasa sekuat tenaga sedaya upaya memotong rambut Mas Anas. 
Ya saya tahu penderitaan tukang cukur itu yang kalo saya membayangkannya dia sedih meratapi gunting-guntingnya yang pecah gara-gara menunaikan tugas sucinya. (-_-")
Itu tapi Mas Anas kelihatan lebih muda loh pasca potong rambut. *sumpahgakpenting.
Ya kan sudah saya bilang mas, kalo pohon itu semakin tua lingkar tahunnya semain bertambah, kalo mas Anas semakin tua lingkar rambutnya semakin mekar, jadi kalo kini Mas Anas plontos brarti anda dengan suksesnya telah menjadi muda. Yeah. Selamat!!! Anda.... Muda!!!. T_T.

Kita beri penghargaan tertinggi kepada Mas Anas karena telah membuat kita senang dengan sedemikian rupa. Mengheningkan cipta.... mulai!! #nunduk.
"Terpuuuujilaaaah wahaaaai engkauuuuu Anaaaasss Mahardikaaaaaaa....
Namamu akan selalu hiduuuuup dalam diri kecoaaaaaaaaa."

Iya jadi sebenarnya yang paling sedih akan kegundulan hutan Mas Anas adalah kecoanya yang harus bedol desa pindah sarang entah kemana itu. Mungkin ke sapu ijuk. (Iya saya curiga tukang cukur rambutnya mengumpulkan sisa-sisa rambut Mas Anas untuk jadiin ijuk berkualitas internasional). 
Stop ah!! Ampun Mas!! Iya jadi penganiayaan ini sebenarnya sudah dipraktekkan kok jadi jangan kuatir ini ghibah, tidak tidak, dia sudah tau kok... hha. Salam super. ^_^

Oke karena sudah malam dan saya sangat pegal jadi untuk putri2 kita lanjut di Part II. Sementara waktu kita kembali ke jalan yang benar. Hap hap....:D