Jumat, 28 Maret 2014

karena kita bukan sekedar anak ayam warna warni yang dijual di pasar itu (2)



Oke kita lanjutkan kegilaan kita.

Astari

Dia asli medan tapi keturunan melayunya bukan batak. Walaupun medan, saya melihat gaya bicaranya malah justru lebih ke khas anak jekardah. Di awal semester kuliah kami pernah sekelompok biologi dan molekuler. Itulah yang membuat kami akhirnya nyambung. Begitulah di awal kuliah saya, hantari, astari, dan vista kemana-mana bersama. Saling memfotokopi contoh soal ujian. Belajar bareng, mengerjakan tugas bareng. Kami juga sama-sama aktif di KAMMUS, rohisnya kampus.

Dulu saya paling dekat dengannya. Umurnya yang paling muda tapi saya merasa dia begitu dewasa. Keingintahuannya akan suatu ilmu sangatlah besar. Motivasinya untuk berubah begitu kuat. darinya saya belajar kegigihan. Jiwa berkompetisinya sangat kuat. Mungkin karena kami sama2 bergolongan darah A jadi banyak sifat kita yang sama. sama2 agak teledor, pelupa, sering ketiduran.wkwkwk. Kalo skrg sih sifat saya masih kayak gitu,entahlah dia. Mungkin ibarat kurva dia menanjak, saya flat. *duh. wkwkwk.

Yang paling saya ingat tentangnya adalah pas saya pulang mudik lebaran. Jadi ceritanya saya balik lagi ke jogja pasca mudik lebaran agak awal dari tanggal masuk kuliah karena saya ikut panitia OSPEK kampus yang mengharuskan rapat jauh hari sebelum masuk kuliah. Nah pas nyampe kost saya kaget karena pintu kost masih terkunci dan ibu kost ternyata masih mudik,blom nyampe jogja. Jadilah saya tak bisa masuk kost dan terlunta-lunta dipinggir jalan. Bayangkan! udah kayak TKI ilegal aja deh. hiks. pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata astari sudah dijogja, jadilah saya nginep dulu di astari sampe nunggu bu kost balik dari mudiknya. Zzzzz. sejauh ini, dialah sepertinya satu2nya temen kampus yang pernah nginep dikost saya dan saya juga pernah nginep ditempatnya. hho.
well, Astari juga adalah yang kayaknya paling gahol dalam masalah tempat makan diantara kami. Perpustakaan tempat makannya luas sekali. Hobi kuliner juga kayaknya.


Siti nita

Kami biasa memanggilnya bundo/bundo siti/bundo citiw/buncikiciw/mumuts/citi/dll. Asli Palembang. Dia umurnya seangkatan pangeran diponegorolah dikit. Itulah kenapa dia yang paling dewasa diantara kami. Di awal kuliah, dia adalah mahasiswa yang paling vocal diangkatan. Gak nyangka aja sekarang kita malah se genk. Secara dulu saya vista dan hantari adalah sekumpulan anak-anak polos, imut-imut, pendiem, atau bahasa halusnya agak cupu (cute punya) wkwkk, tapi setelah buncikiciw resmi dilantik jadi ketua genk kami maka kami bertransformasi dengan brutalnya menjadi cherry belle seperti ini, hiks.



Entah gimana awal mulanya, dia tiba-tiba aja jadi sering ikut duduk berderet diantara kami. Emang agak sok akrab kok jadi maklumi aja. wkwk. Dia yang paling ceria diantara kami (baca: berisik). Dia sanguinis sejati. Dia juga organisator handal, konseptor, dan terbiasa memiliki peran dalam ranah organisasi angkatan. Dia anak Pengabdian Masyarakat wannabe. Link nya banyak, pengalamannya banyak, sudah mencicipi asam garam kehidupan banyak, makannya banyak*eh ampun emaaak. Dewasa banget mirip mirip mamah dedeh gitulah. Tinggal bilang “Mama curhat dong.” Maka kamu bisa cerita masalah cobaan hidup, pedihnya ditinggalkan, sakitnya diPHPin, cara menurunkan berat badan, cara marahin tukang galon yang berhari-hari gak nganter2in galon, cara ngelabrak tukang tiket travel yang juteknya alaihim gambreng banget, cara hidup hemat, cara masak pisang yang udah agak busuk benyek-benyek supaya enak dimakan kagak mubazir, apapun deh bisa diceritain dari alif sampai ya. Cuma ya itu harus tahan aja diomelin dulu kira-kira dua jam lah siap-siap sumpel telinga pake kapas, baru deh keluar jurusnya yang bikin cerah wajah karena ketawa. Wkwkwk.

Saya sudah lama menganggapnya sebagai emak sendiri. begitupun dg anak genk lainnya. Kalo diantara kami ada yang bentrok, maka bundo yang bertugas mendamaikan. Dia orang paling to the point sedunia. Suka ya bilang suka. Gak suka ya bilang gak suka. Blak2an. Apa adanya. Yang saya heran bundo selalu yang paling semangat mencarikan jodoh untuk kami anak2nya tercinta. wkwkwk. Dikit2, "eh mau gak gue kenalin sama temen? baik loh. udah kerja. Blablabla" saya juga heran dia itu sebenernya mama dedeh apa bandar biro jodoh. wkwkwk

Pengalaman saya sama dia yang tak terlupakan adalah pas keabisan bensin. Ada mungkin 3 kali saya boncengin dia trus tiba2 ditengah jalan motor saya jalan tersendat2 megap2 kayak lele keabisan aer (baca: bensin skarat). Pengalaman yang paling memalukan yaitu pas keabisan bensin di jakal, tiba2 mesinnya mati gitu ditengah jalan, ya otomatis kendaran dibelakang kita bunyiin klakson berjamaah, trus mau gak mau akhirnya kami dorong ke tepi sambil nyari tukang bensin terdekat. Itu rasanya kalo ada keresek mending nyungseb aja deh. Aih saya jadi curiga jangan2 volume berkurangnya bensin jauh lbh besar pas boncengin bundo.wkwkwk*ampooonnn....

Oh ya bundo satu2nya temen kampus yang pernah maen ke rumah saya loh. Ini penting banget, secara tasikmalaya itu kalo di peta aja mesti dizoom dulu baru keliatan. wkwkwk. Dan syahdan, disuatu sore yang cerah, tiba2 dia nongol aja gitu dibalik gerbang rumah saya. Saya sampe nampol pipi berkali2 karena secara ajaib jangan-jangan jarak jogja-tasik melipat tanpa saya ketahui *yang ini lebay.wkwkk.. and then u know? ternyata eh trnyata sepupunya bundo adalah adek kelas saya pas SMA loh*trus? Oh my GOd oh my no oh my wow...

Bundo adalah teman paling setia kawan setata surya. Magnet pertemanan diantara kita seolah bersumbu darinya. Bundo bilang kumpul malam ini, maka tring! Sekejap mata, kita sudah duduk makan bareng2. Pokoknya ngumpul tanpa bundo itu kayak sayur tanpa garam, hambar*eeaa. Bundo, pokoknya kita tanpa bundo bagaikan cikidaw tanpa aweu aweu*apasihniiii. XD.

-to be continue-

***

Oh ya ngomong2 tidakkah kalian bertanya kenapa judul tulisan ini kayak begitu? Kedengerennya keren aja. Udah. Hhe..*pletak!

Rabu, 26 Maret 2014

Karena kita bukan sekedar anak ayam warna warni seperti dipasar itu (1)



Kenapa keinginan saya menulis selalu tak tahu waktu? Ini jam 1 dinihari dan entah kenapa mendadak jari saya bagaikan digelitiki bulu kemoceng, bawaannya ingin menari di atas keypad laptop. Oke baiklah saya mengalah. Saya buka laptop dan… umm.. ng.. sebenarnya saya mengantuk. Tapi saya merasa ini harus segera ditumpahkan. Harus segera diurai. Harus segera dikeluarkan. Keburu lupa. Keburu ilang. Mumpung otak saya lagi beres. Mumpung saya belum tidur. Dan ahsudahlah intinya ada hal penting yang harus saya sampaikan disini. Penting sekali. Lebih penting dari sekedar siapa peserta idol yang terelilminasi malam ini. Sungguh.

Jadi saya tadi habis makan malam bareng temen segenk di kampus. Kita masih sama gilanya seperti biasa. Masih saling minjem uang kalo makan, masih membabi buta kalo foto selfie berjamaah, masih dengan karakternya masing-masing, si A masih pelit dari lahir, si B masih tulalit dari orok, si C masih sotoy dari janin, blablabla. Tapi saya merasa kali ini pertemanan kita seakan bereinkarnasi. Seperti kepompong yang telah menjadi kupu-kupu*hasyah. Ya… dan itu terasa maniiiiisss sekali.

Saya ingin mengajak kalian memasuki mesin waktu. Menjelajahi labirin waktu tepat 4 tahun yang lalu di bulan Agustus 2009. Pertama kalinya saya merasa menjadi mahasiswa Gadjah Mada seutuhnya. Melangkah memasuki gerbang Fakultas Kedokteran Gigi dengan jumawa tapi disuruh pake seragam putih hitam, *what?, pakai topi sulap warna merah putih, nametag tersampir didada, tas dari besek dengan tali dari sumbu kompor, berlari tergopoh-gopoh ketika senior berbaju hitam berteriak-teriak menyuruh kita cepat-cepat baris dilapangan. Tapi wajah-wajah tanpa dosa nan polos itu tetap saja melangkah bangga. Akhirnya jas almamater berwarna karung goni itu menjadi milik kita. Pertarungan ketat selama berbulan bulan lalu mampu kami takhlukkan dengan melumpuhkan puluhan ribu pesaing lain dari sabang sampai merauke.*ehem uhuk.

Saya yang merasa asing hidup dinegri dengan suku berbeda sama sekali tak risau ketika itu. Terutama sejak ada sebentuk lengkung senyuman darimu, kamu, kamu, kamu, kamu, dan kamu, hidup saya yang tadinya hitam putih jadi berwarna*eeaa. Adanya kalian membuat seolah Indonesia itu tak hanya selebar daun takokak(?). Karena Palembang, Pekalongan, Jember, Bogor, Kebumen, Medan, dan saya—tasikmalaya, bisa hidup rukun, beramah tamah, gotong royong, gemah ripah lohjinawi tiap hari tanpa bosan-bosannya dari januari ke januari.

Yah tentu saja saya masih mengingat kebiasaan kita tiap pagi sebelum kuliah dimulai. Peraturannya, siapa yang datang duluan, dia yang bertanggung jawab menempati tempat duduk kita bertujuh. Jadi tujuh kursi yang berderet dalam satu baris sudah ditongkrongi buku atau tempat pensil atau apapun itu, yang fungsinya untuk menge-tag tempat khusus buat genk kita. Wkwkwk. Lucunya, peraturan itu entah siapa yang memulai, dan entah sejak kapan juga jadi peraturan, yang jelas kita sudah sama-sama ngerti bahkan tanpa harus ada hitam diatas putih. Maka jadilah selama empat tahun berturut-turut tak bosannya kita duduk barengan sampe tau watak masing-masing yang mana yang serius merhatiin, yang mana yang serius nyatet, yang mana yang kerjaannya ngobrol, yang mana yang tulalit, dan yang mana yang emm… ng… malah tidur. XD

Well jadi kami adalah sekumpulan ibu-ibu yang cantik, muda, enerjik, cerdas, dan perkasa (?). Ada tujuh orang. NO!!! Tentu saja kami bukan girlband bernama seven icon. Dengan suara bergetar perkenalkan bahwa kami calon dokter gigi masa depan harapan bangsa*aamiin, yang sehari-harinya bermain dengan semen seperti kuli bangunan, dengan press seperti tukang tambal ban, dan dengan tang seperti tukang servis jam.

Hantari
Dia asal bogor tapi orang tuanya asli Jawa. Dia bisa bahasa sunda (walopun abal-abalan), mungkin itulah yang semakin kesini membuat kami klop. Karena dia bisa multibahasa (baca: jawa sunda), jadilah dia saya angkat secara tak resmi menjadi penerjemah saya di jogja. Wkwk. Oh ya dia sering saya ceritakan di postingan saya sebelum-sebelumnya karena dia juga teman kkn saya.

Pertama saya mengenalnya adalah ketika OSPEK. Jadi ceritanya senior menyuruh kit semua untuk membuka bekal sarapan dberjamaah, peraturannya harus dihabiskan, jika tidak maka wajib dibantu oleh teman-temannya. Hantari kelompoknya berbaris disebelah saya, kelompoknya adalah satu-satunya kelompok yang tidak membawa bekal sarapan. Akhirnya dengan baik hati ramah tamah dan tidak rajin menabung saya menyodorkan nasi bungkus saya untuk dibagi dengannya (aih saya baik hati kan?wkwkk) dan kemudian timbullah percakapan yang sangat mainstream. “Namamu siapa?” “Saya Hantari” “Hah? Mentari?” “Hantari” “Hamtari?” “Han-ta-ri” “Oh hamtaro? Naruto?.”. Wkwkk.

Dia yang (katanya) umurnya paling muda diantara kami. Jadi maklumlah kalo sinyalnya belum berkembang dengan sempurna malah seringnya agak error dan menimbulkan efek loading terus-terusan. Jadi berbicara dengannya harus sabar, harus pelan-pelan, agar kata demi kata bisa ia cerna dengan sempurna. Wkwkwk.

Dia itu polos sekali, lebih polos dari Patrick, levelnya sedikit diatas spongeboblah. Micky mouse nah persis, wkwk *ampun Han. XD. Makan ati juga sih kadang-kadang sama tuh bocah. Maksud hati ngeledekin dia dan pengen bikin dia kesel, anak-anak laen udah ketawa-tawa, dia pake nanya “ada apa?”.*what?.T_T.

Tapi dia juga yang paling idealis dalam menjalani hidup. Kadang saya melihat dia lebih cocok bergolongan darah A. Tertata, teratur, sekretaris wannabe, bendahara wannabe, suka banget masak (bahkan peralatan dapurnya super duper lengkap untuk ukuran anak kost), dan sangat terikat peraturan. Misal kalo ngajak makan dia, dia akan memperhitungkan kira-kira kalo dia makan sekarang dia malemnya makan apa ya, lalu kalo dia gak keluar kost lagi dia bakal pesen makan dibungkus. Nah kalo saya? Bodo amat yang penting saat itu saya laper dan saya makan, urusan ntar malem ada makanan atau kagak gak kepikiran. Wkwkwk. Atau kalau dia saya ajak makan dia akan memikirkan nasi yang sudah dia masak di kostnya kira-kira bakal kemakan apa enggak kalo dia saat itu makan diluar. Dan masalah lauknya, kalo dia lagi gak enak tenggorokan dikit dia akan bilang gini “cari yang ada sayurnya ya, bau-baunya saya bakal batuk nih.”. Mungkin karena ibunya juga dokter jadi dia terbiasa menjaga kesehatan dari kecil. Enaknya kalo saya sakit dikit tinggal tanya hantari, ntar dia nanya ke ibunya, wkwkk.

Dikelas pun dia yang selalu milih duduk didepan, rajin mencatat, rajin memperhatikan. Pokoknya dia tipe anak baik sekali, ramah tamah, dan rajin menabung. Tipe penurut kalo jadi staf suatu organisasi. Keren deh. Salut sekali dengan ketertataan hidupnya. Oh ya ada lagi, kalo mau ngajak dia maen harus janjian maksimal 24 jam sebelumnya, wkwkwk. Soalnya dia sangat mobile. Hari-harinya full dengan kegiatan. Dia mengisi waktunya dengan ngajar TPA dan ikut magang di sebuah klinik dokter gigi. Luar biasa kan? Yah itu temen saya. Wkwkwk. Dan yang ini rahasia, kalo dia marah, dia akan diam. Diam gak bisa ditanya. Itu tanda marahnya. Jadi waspadalah waspadalah! XD.

Vista
Dia orang pekalongan. Bicaranya medhok buanget. Saya mengenalnya lewat hantari. Hantari sekelompok ospek dengannya. Jadilah kami berteman bertiga diawal kuliah. Vista pacarnya orang Sunda. Pernah suatu hari dia dengan riang gembira bilang ke saya gini “Eh rin aku sekarang bisa loh bahasa sunda dikit. Hijji, ddua, tilu…” itu logat jawanya kental banget. Wkwk.

 Vista yang selalu membawa keceriaan diantara kami. Dia soalnya yang selalu hobi ngeledikin kami dan karena umurnya juga (katanya) paling muda diantara kami jadi dia yang paling sering merengek soal apapun kepada kami. Yang khas dari dia adalah kalo pas makan dimanapun, dia tak pernah absen nyicipin piring kita satu persatu. Dan kalo dia gak suka pada suatu makanan dia akan memberikannya ke piring kita tanpa basa-basi dulu, tau-tau kacang polong udah ada di piring kita, atau tau-tau lalap-lalapan udah nongkrong di alas makan saya. Zzzzzz. Dia paling suka kulit ayam dan buntut ikan. Jadi kalo makan sama vista, bersiaplah melindungi kulit ayam atau buntut ikan kalian masing-masing. Waspadalah!

Tapi walaupun begitu, hatinya vista halus loh,wkwkwk, lucu sekali pernah disuatu hari pas selesai praktikum TKG saya lupa apa masalahnya pokoknya tau-tau vista nangis, pas kutanya kenapa ternyata karena saya protes ke dia masalah tabung buat bahan praktikum soalnya dia ketua kelompoknya gitu deh saya lupa persisnya. Haha. Tapi kalo udah masalah hutang piutang sama dia beuh jangan main-main mameeenn. Dia akan selalu menagih hutangmu dimanapun dan kapanpun. Trus kalo minjemin duit ke dia juga harus hati-hati, dia akan tiba-tiba terserang amnesia akut yang kambuhan tiap ditagih,wkwkwk, dan hobi membulatkan hutangnya kebawah. Misal hutangnya 15500 jadi 15000 tapi kalo hutangnya 29500 gak jadi 30.000 tapi malah jadi 29000, *jadicurcolbegini. Hidup waspada!. wkwk

Vista itu tipe orang yang fokus dalam mengerjakan sesuatu. Sekali dia diberi tugas, dia akan kejar tugas tersebut sampai tuntas. Sejak awal saya sering sekelompok dengannya dan hantari. Biasanya yang menyemangati saya dan hantari dalam mengejar target tugas adalah vista. Kerjanya cepat dan rapi. Misal pas kelompok orto, saya kebagian berpasangan dengannya dan tugas kita adalah saling membuat alat orto. Jadi saya jadi pasiennya, dia jadi pasien saya. Dia yang paling cerewet menyuruh saya untuk segera menyelesaikan alat saya. Malah supaya kami sama-sama cepat selesai dia datang kekost saya dan membuat alat bareng-bareng. Kalo praktikum konservasi gigi juga dia yang selalu pertama selesai diantara kami. Itulah kenapa hikmah saya sekarang koas sekelompok dengannya adalah sekarang kerja saya juga jadi gak ngoyo. Padahal saya sebenarnya adalah orang paling santai kayak dipantai dan paling selow kayak dipulau. Wkwkwk.

Yang paling saya ingat adalah cerita perjalanannya mengerjakan skripsi. Dia kedapatan skripsi di bagian yang cukup menyeramkan di KG. Tapi ajaibnya dia bias lulus tepat waktu. Mungkin selain dia juga dimudahkan dalam proses pembuatan skripsinya, saya melihat dia setiap hari datang ngampus nunggu dosen dan jika hari itu dia dapat revisian, sorenya dia langsung balik lagi dan menyerahkan hasil revisinya. “Pernah aku sore datang ke kampus ngasihin revisian,rin, walaupun hujan deres banget aku gak peduli yang penting hari itu aku harus udah selesai ngerevisi.” Begitu katanya. Ckckckk luar biasa. Nah ane? Dapet ilham buat ngerjain revisian aja perlu semedi dulu di gua pindul, hiks.

Begitulah saya mengenalnya. Jadi kalo pas koas ini dia kerjanya cepat dan rapi, itu memang karena ritme kerjanya dari dulu seperti itu. Biarlah orang menilai apa yang penting kita lulus bareng-bareng oke sister? Tos dulu! Plok! Uedaaasss mantep bro. *apasih. Marahnya vista? Menyeramkan broh. Beuh ayam aja sampe gak jadi betelor kalo liat dia marah, bisa ancur gonjang ganjing dunia persilatan.

-to be continue-

Minggu, 09 Maret 2014

dongeng

Saya telan kata demi kata itu perlahan.
Lalu hanyut dibuatnya, meliuk-liuk lentur bak balerina
Pernah saya berandai-andai
Dapat menggoreskan pena seindah itu
Dapat merangkainya serenyah itu
Mereka sepakat menamainya puisi,
Ah tapi saya hanyalah seorang pendongeng

Minggu, 02 Maret 2014

kelud, ulang tahun, dan waktu dhuha

*lap lap *tiup tiup *sapu sapu...fuh fuh fuh
Blog ini sekarang udah kayak jogja. Berdebu. Tragedi meletusnya gunung kelud pada tanggal sekian februari itu membuat jogja udah kayak eropah di bulan desember. Putih putih. Bersalju. Hahaa ngekek deh, mending salju kayaknya. Ini butiran debu serpihan masa lalu*halah. Membuat gatal dan alergi, belum lagi bikin sesak nafas, dan kelilipan. Mendadak orang2 pada pake masker kemana2, dan artikel di internet yang bilang aturan pake masker yang dibolak balik beda fungsi itu bikin heboh sejagat raya. Ckckck. Duh duh artikel hoax itu membuktikan betapa mudahnya orang indonesia dibodohi. Ng...mmm....dan saya resmi menjadi salah satu korbannya. Hahaha T-T

Kelud memang berhasil menyapu peradaban manusia selama beberapa hari. Kehidupan kota seakan mati total. Tak ada yang mau repot-repot keluar rumahnya ketika itu. Jalanan sepi, karena sekali saja kendaraan lewat, maka wush debu debu kelud itu melayang bebas memburamkan pandangan. Bandara bandara mengdelay penerbangannya. Pedagang makanan kompak menutup warungnya dan itu sukses membuat anak kost melilit menahan lapar. Jadilah selama beberapa hari harus tabah masak mie. *usap usap perut.

Lalu saya? Hohooo saya manusia mainstream juga ikut ikutan menghentikan aktifitas dong. Termasuk menulis.*plak. Ya lihatlah ternyata kelud tak hanya mensalju-i jogja tapi juga sukses menyapu bersih blog ini selama berabad abad. Alangkah putihnya laman ini. Bukan ditutupi salju ataupun debu tapi putih karena tak ada lagi tinta yang tergores disepanjang sisa februari. Bahkan dihari ulang tahun saya pun saya tak menyempatkan diri untuk menulis disini. Duh duh duh...*ingat umur,nak.

Banyak yang terjadi di awal februari. Mulai dari saya yang seumur hidup saya belum pernah sakit parah sampai tergolek lemah diatas kasur gabisa kemana2. Dan yang lebih mengenaskan, itu saya alami dihari-hari menjelang genap 23 tahun usia saya cobaaa*hiks. 40 derajat suhu tubuh saya ketika itu dan dokter menyarankan saya opname di rumah sakit. Siapa yang menunggui? Ah saya putuskan dirawat dikost saja. Dan teman2 saya yang saya cintai karena Allah berdatangan menjenguk saya. Terharuuu. Saya kirah tak ada lagi yang menyayangi sayah*srooot nyusut ingus. *kebanyakan nonton sinetron deh lo.wkwkwk.

Dan dihari saya ulang tahun saya masih tak bisa jauh2 dari atas kasur. Lalu teman2 berdatangan mengantarkan kue, kado, dan tak lupa untaian doa indah untuk saya. Tak hanya teman kampus, tapi juga teman melingkar, kakak kelas, adik kelas, teman icikibum, dan saudari rumah tahfidz. Hiks. Masya Allah semoga kelak kita bertemu lagi di surga ya? Aamiin. :').

Genap sudah usia saya 23 tahun sekarang. Sudah saatnya tegas pada masa depan. *gaya lo niii.. 23 tahun ya? Omaygad, oh my no, oh my wow tidaaaaakkk. *loncat dari kasur.

Hmm oke ehem uhuk *benerin posisi duduk...sekarang saya mulai serius. Jadi sebenarnya saya ingin mencoba memetik butir-butir hikmah yang terjadi di karnaval februari saya yang luar biasa kemarin. Selalu ada hikmah dalam setiap peristiwa. Lama saya merenungi hikmah apa yang bisa saya petik dari sakitnya saya seminggu kemarin. Lebih ekstrim lagi saya sempat berfikir dosa besar apa yang telah saya lakukan hingga diberi ujian sakit seperti ini. Astaghfirullah. Tak henti beristighfar.

Hingga suatu hari sebuah percakapan kecil menyadarkan saya. Saya lupa persis kalimatnya tapi kurang lebih isinya begini.
"niatkan saja ibadah kita itu adalah sebagai wujud rasa syukur. Misalnya shalat duha yang diniatkan mensedekahi tiap sendi dalam diri kita sebagai rasa syukur atas diberikannya kesehatan di hari itu."
Dan mendengar itu saya serasa tertampar. Ya sakit itu memang penggugur dosa tapi juga sekaligus tamparan bagi saya yang selalu lalai bersyukur telah diberi nikmat sehat. Dan saya ingat dulu ketika di Rumah Tahfidz, seorang Ammah selalu mengingatkan saya untuk shalat duha, katanya "jangan lupa shalat, sedekahi dirimu hari ini." Mungkin ketika itu saya terlalu bebal untuk mencerna kalimat itu sampai ke hati. Saya dulu menganggap shalat duha hanya sekedar shalat sunah biasa yang terasa begitu berat untuk dilaksanakan kecuali hanya sekedar untuk mencontreng requirement amal yaumiyah saya hari itu.
Tapi kali ini, kalimat teman saya benar2 mengena, serasa menampar saya sampai ke ulu hati. Ya dia benar, kenapa tak saya niatkan saja untuk bersyukur masih diberi nyawa hari ini? Hati saya pun gerimis.

“Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).

Kita tidak tahu apakah ini anugerah atau musibah. Tugas kita hanya berbaik sangka. Semoga kita adalah termasuk orang yang pandai bermuhasabah dalam setiap peristiwa. Dan semoga sakit saya kemarin benar-benar menjadi penggugur dosa. Aamiin. 

Maka, sudahkah anda shalat duha hari ini? :)