Semua berjalan seperti biasa
Pagi masih muda
Tak ada yang istimewa
Alam masih menyanyikan lagu yang sama
Masih kupinjam rintik hujan
hingga merekahlah kuncup2 kehidupan tatkala embun menyapanya
Angin pun,bahkan tak pernah permisi menggandeng dendelion
hingga tersemailah harapan baru ditiap jengkal tanah yang mereka lalui
Rindu bulir padi, masih untuk derak terompah petani tiap pagi
hingga ia menguning dan selesailah tugasnya menjadi wasilah rantai kehidupan
Bahkan bintang, bahkan awan, bulan, jagat raya, alam semesta
Sama
Irama yng mereka nyanyikan tetap sama
Seolah untuk itulah mereka ada
Untuk menyertai keteraturan kosmik
Hingga seimbang
Tak ada cacat
Samakah? Atau jangan2, sayakah yang cacat?
Saya tahu, kamupun tau,
Hal yang pernah diajarkan oleh ibu sedari kandungan,
Bahwa ada Superpower yang mengatur semuanya
Pun irama tarian daun yang jatuh tertiup angin
tak pernah luput dari-NYA
Pun tiap detail liukan air disepanjang sungai, bahkan riaknya
Pun seekor semut hitam, diatas batu hitam, pada suasana gelap terpencil nan hitam
diketahui-Nya
Bahkan, garis yang telah tertoreh dalam kitab lauhul mahfudz
Untuk saya
Yang masih takjub dengan irama hidup saya
Sudah refrain, puncak nada, sungguh.
Saya kira akan kehabisan suara, ternyata Dia tak menghendaki saya berhenti bernyanyi
TanganNYA ternyata mengatur disebalik layar
hingga,,,
Pertanyaan yang sama yang diajukan-NYA pada jiwa
Fabiayyi aalaa irobbikuma tukadziban?
"kamukah yang menurunkannya? Atau Kami?"
"kamukah yang menghidupkannya? Atau Kami?"
"kamukah yang menumbuhkannya? Atau Kami?"
"sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami jadikannya asin."
"sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami hancurkan sampai lumat maka kamu akan heran tercengang."
(QS Al-Waqi'ah)
Gerimis hati ini.
Ya Allah, bantu aku menjagi hati ini, agar Kau ridha menitipkan 'rahasia'-MU padaku.
Ya Allah, bantu aku membeningkn qolbu ini, agar kumampu menangkap cahayaMU. Amin.
Nada ini masihkah dianggap bersumber dari kespontanan?
Bodoh
Saya bodoh
Tentu saja ada jetikan jari yang membuatnya merdu
Ah ya, jika kedewasaan berbanding lurus dengan kebebalan
Maka tntu saja saya tak mau dewasa, setidaknya sekarang ini
Biarlah saya menikmati euforia kepolosan bocah TPA,
Katanya "enak ya jadi orang dewasa, tapi susah ngejalaninnya."
Hasyah dari hongkong? Hha demikianlah.
JRENG....jreng jeng... begitulah bunyi akhir lagunya. Sekian
*nyodorin bekas aqua isi koin. :|
Rabu, 24 Juli 2013
Rabu, 17 Juli 2013
hanya sekali
Biarlah untuk sekali ini saja,
Aku mengaduh pada langit,
Yang tak kunjung menitipkan hujan untukku
Pada awan kelabu itu
Biarlah untuk sekali ini saja
Aku menyerah pada waktu
Yang tak kunjung dapat kukejar
Hingga kudapati kekuatan baru
Biarlah untuk sekali ini saja
Aku mengalah pada inginku
Yang tak kunjung dapat kugenggam
Hingga Tuhan menggantinya untukku
Biarlah untuk sekali ini saja
Aku menangis karena haru
Karena kini kusadari, Ya Tuhanku
Aku tanpaMu butiran debu
Aku mengaduh pada langit,
Yang tak kunjung menitipkan hujan untukku
Pada awan kelabu itu
Biarlah untuk sekali ini saja
Aku menyerah pada waktu
Yang tak kunjung dapat kukejar
Hingga kudapati kekuatan baru
Biarlah untuk sekali ini saja
Aku mengalah pada inginku
Yang tak kunjung dapat kugenggam
Hingga Tuhan menggantinya untukku
Biarlah untuk sekali ini saja
Aku menangis karena haru
Karena kini kusadari, Ya Tuhanku
Aku tanpaMu butiran debu
Selasa, 16 Juli 2013
Bogosippo
SAya rindu,
Pada daun di musim semi,
Yang mengikhlaskan dirinya jatuh terburai
Demi menitipkan setitik harap pada para penyapu jalan disetiap pagi
Saya rindu,
Pada kelapa di sepanjang horison biru
Yang seumur hidupnya tak bisa berpindah dari tempatnya
Tapi buahnya, mampu menjelajahi berbagai benua
Menaiki ombak yang menghantarkannya
Saya rindu,
Pada suara gemericik air
Yang mewakafkan dirinya untuk setia
Membasuh tiap noktah noda penghuni semesta
Saya rindu,
Pada itu
Pada sesuatu
yang tak ada
Pada daun di musim semi,
Yang mengikhlaskan dirinya jatuh terburai
Demi menitipkan setitik harap pada para penyapu jalan disetiap pagi
Saya rindu,
Pada kelapa di sepanjang horison biru
Yang seumur hidupnya tak bisa berpindah dari tempatnya
Tapi buahnya, mampu menjelajahi berbagai benua
Menaiki ombak yang menghantarkannya
Saya rindu,
Pada suara gemericik air
Yang mewakafkan dirinya untuk setia
Membasuh tiap noktah noda penghuni semesta
Saya rindu,
Pada itu
Pada sesuatu
yang tak ada
Langganan:
Postingan (Atom)