Selasa, 15 November 2016

tentang penakhluk kilauan awan

Hai...
...
...
*ceritanya udah lama gak ketemu
*suasana jd canggung, karena bingung mau bahas apa dan mulai dari mana.
*kodok sudah mulai bertatapan dengan tokek. Ada apa gerangan si empu blog tiba2 nongol lagi setelah berwindu windu mengubur rindu? *apasih.


Hmm..

Tau gak? Hari selasa kemaren muncul fenomena supermoon loh. Fenomena yg jarang terjadi gitu, dan bulan keliatan gede banget diliat dari bumi. Lucu deh. Hehe Kemaren kamu liat bulannya ga? *krik

*hening
*tak ada jawaban.

Hmm... Saya kesini cuma mau merapel tulisan tentang semua yang terjadi selama saya cuti nulis, karena kemaren2 tuh takut kelepasan gitu. Oke habis saya cerita giliran kamu yang cerita. Setuju! Senyum dong. CHEESEEE... ! *cekrek.



Dulu sekali, tahun 2011, ketika saya masih kuliah tingkat 2, ketika belum mengenal bedak dan lipstik. Ketika masih berkutat dengan jas lab. Ketika..*halah. Habis isya, saya dan teman2 permatagama sepakat untuk pergi ke Alkid. Itu pertama kalinya saya diajak ke Alkid. Kamu tau? Pertama kali saya mendengar kata Alkid, yang ada diotak saya adalah tempat dimana banyak anak-anak. Isinya perosotan, ayun ayunan, mandi bola. Iya saya kira Alkid penulisannya adalah "All Kids". Ternyata singkatan dari Alun-alun kidul. wkwkwk. Sumpah saya kira All kids loh. ckck

Tak kusangka, Alkid akan menjadi tempat pertama kalinya saya mengenal dia. Siapakah dia? Jeng jeng..... Dia, seseorang yang kelak akan duduk bersama saya di pelaminan. *tsah. Iya tapi bukan sebagai tamu. Hoho. Jadi aku mau ceritain dia gitu disini. Romantis kan?




Saya masih ingat, malam itu dia pakai switer orange. Ketika itu atau bahkan bertahun tahun setelahnya, saya tak pernah ada feeling apapun tentang dia. Sama sekali. Kesan pertama saya adalah dia agak tengil, kalem, tidak begitu ramah, dan tidak banyak bicara. Dan kesan pertama dia terhadap saya, katanya saya cerewet, banyak bicara, dan sok akrab. *what?

Dia adalah mahasiswa baru di UGM tahun 2011. Namanya Dimy. Saya yang 2009, merasa senior ketika itu. Jadi biar saya konfirmasi ya, saya bukannya sok akrab hellow dengerin ya, saya selalu ingin siapa saja mahasiswa baru di Jogja yang sama2 anak rantau apalagi sama2 dari Tasikmalaya merasa diterima di kota rantaunya. Tidak merasa sendiri. Bahwa ada kami, permatagama yang merangkul Maba di UGM. Gitu loh. Huh. Kurang baik apa coba saya?

Belakangan saya baru tahu ternyata dia sebenarnya 2009 juga, pernah kuliah 2 tahun di Polban, tapi pindah UGM. Kelak saya dan dia akan mengerti bahwa ada rencana besar Allah SWT memindahkan dia dari Polban ke UGM. Penasaran kan? *nyeduh kopi dulu biar gak teler.

Jadi, karena kami sama2 orang Tasikmalaya. Pertemanan kami berlanjut dengan wadah organisasi Permatagama. Kami se genk sering makan bareng, jalan jalan bareng, traveling bareng. Pertanyaannya kenapa kami segenk padahal kami beda angkatan? Awal2 sih karena kalo kami maen kurang tebengan motor, jadi dia suka ikutan dijarkom. If u know dulu belum musim Whatsapp atau Line jadi komunikasi hanya mengandalkan sms kalo istilah bekennya dulu itu Jarkon. Jaringan Komunikasi. Dan bandar jarkomnya adalah saya. Jadi ini merupakan hak prerogatif saya mengajak siapa pun yang saya mau. Saya bahkan pernah loh berantem sama Dimar gara2 saya ngejarkom Dimy mulu.

 "Dia kan 2011. Kenapa mesti ikutan dijarkom? Ini akan menimbulkan kecemburuan sosial dikalangan 2011 lainnya blablabla." kicau Dimar.

Saya bahkan hampir dibuat nangis dimar gara2 dia marah krn saya lupa mengetag Anggi dipostingan fb tapi malah ngetag Dimy. Ya namanya lupa kenapa jadi marah marah sih? Ngeliat saya berkaca2, si Dimar langsung nraktir saya. Wkwkkk. Saya doang yang ditraktir sumpah demi apaaah si Dimar bisa jadi dermawan gitu. Robbii sampai bete ngambil kunci motor saya sebagai bentuk protesnya karena saya doang yang ditraktir. wkwkwkkw. Begitulah akhirnya saya gak peduli dengan protesan Dimar mengenai Dimy karena saya pikir Dimy kan aslinya juga sama2 2009, dia asik diajak maen, dan yang penting tebengan motornya berguna buat anak2 jamaah nebengiyah. *sungkem.





Pertemanan kami berlanjut hingga bertahun tahun setelahnya. Banyak tempat yang telah kami singgahi. Kamu akan sering menemukan namanya di Kilauan awan, misalnya disini ada foto dia, yang paling banyak disini Anomali yang hiperbola, dan yang paling lawas disini Balada wisudanisasi. Dari semua cuilan tulisan tentang dia, bisa dirasakan bahwa betapa saya tak terlalu memperhatikan keberadaan dia. Tulisan di "Anomali yang hiperbola memang agak panjang karena sebelumnya saya sempat marah sama dia karena saya di ciye ciye sama tukang becak coba. Minta dikameha meha banget.

Dimy bahkan pernah jadi pasien saya pas koas. Dan sekali lagi, nothing spesial about him. We just friend. Dan dia juga sama sekali gak pernah menampakkan gelagat yang aneh yang melelehkan wanita yang gombal gombal. Gak pernah. (Entah itu saya yang gak ngeh atau gak peka, tapi dia sama sekali tidak kentara).

Oh iya ada cerita lucu tentang dia. Jadi suatu hari saya, dimy,  robbii, alvin, rinda beleu, dan Ena, selaku senior di permatagama diundang untuk ikut Makrab Permatagama. Saya lupa tempatnya dimana. Kami se genk ketika itu bukannya bantu panitia malah asik main Ludo. Wkwk itu masa kecil kurang bahagia banget. Yang main ketika itu saya, Ulur, Dimy, dan Apin. Si Robbii cuma jadi wasit yang manas manasin, dan tiap saya kalah mereka nyanyiin yel yel yang heboh banget tapi saya lupa. Ngeselin banget.

Tiba-tiba ada adek kelas cewe, yang dia terkenal agak genit, datang dan bersalaman dengan kami. Karena si cewe ini cukup berperan disini, untuk selanjutnya kita panggil dia Mawar. *halah.

Mawar ini ngajak salaman kami semua termasuk dimy. Dan yang bikin saya menahan tawa, kegenitan Mawar dibalas dengan muka dingin Dimy. Mawar yang menyodorkan tangan harus menahan malu karena ternyata dimy hanya menangkupkan tangannya di dada. Dan kalo kamu liat tampang dingin dimy dan kekecewaan mawar, kamu akan ngakak sambil bilang "rasain lu. Genit sih" astaghfirullah wkwkwkkw. Iya tau lah ya gimana perasaan kakak kelas liat adek kelas yang menggeliat genit senyum senyum manja gitu kan enek.

Kejadian tak berhenti sampai disitu. Ketika malam puncak acara makrab, kami bersila duduk di tikar dan mendengarkan panitia mempromosikan permatagama dan memperkenalkan personal panitia makrab. Kami genk senior duduk paling belakang. Dan u know what? Mawar duduk deket dimy. Jadi dimy nih duduknya diapit, kanan mawar dikirinya Ena dan sebelah Ena adalah saya. Oh iya kami gak duduk dempet dempetan loh ya. Sebelahan tapi duduknya ada jarak. Kami senior gini gini juga rajin ngaji. *eeaa. Balik lagi ke cerita. Mawar nih kembali melancarkan aksi genitnya, jadi dia melihat kaki dimy dan Ena sama sama ada tahi lalatnya. Mawar memanggil, "a dimy." percayalah, kamu kalo ada disitu dan dengerin suara sama cara bicara manjanya akan muntah kereta. *huek. Dia nunjuk kaki Ena dan Dimy. Tapi sekali lagi Dimy dengan muka jutek cuma mengedikkan dagu yang kira2 kalo ditulis jadi kalimat gini "apaan sih?". Mawar masih menunjuk nunjuk manjah. Dimy masih mengedikkan dagu dan tampangnya itu yang jutek jutek jijik gitu makin bikin saya pengen ngakak sekenceng2nya. Mawar masih tetap nunjuk2 sambil senyum manja. Akhirnya karena saya udah super duper enek, saya membantu menerjemahkan aksi pantomim Mawar. "Ini loh dim kaki kamu sama kaki Ena sama sama ada tahi lalatnya." Dimy cuma bilang "oh" sambil mengerok noda hitam dikakinya yang ternyata coklat nempel bukan tahi lalat. wkwkwk. Ekspresi dimy tetep dingiiinn bangeeett, bikin si Mawar membeku kayaknya. Setelah menyerah dengan Dimy, saya perhatiin kali ini giliran si Robbii yang Mawar incar. Ya namanya juga robbii, ada junior cewe cantik manja kayak begitu ya diladeninlah (jaman robbii belum dapat hidayah wkwkwk). *ampunbi. *sungkem

 Selesai kejadian itu saya blak blakan bilang ke dimy ,"bro, lu kenapa jutek gitu sama Mawar?" sambil saya ngakak. Jawaban dia cuma. "hah? nggak ah biasa aja." still cool. Sumpah ni anak gak peka apa ga peduli, gangerti lagi deh.

Begitulah kami melewati hari-hari di jogja. Hingga satu persatu teman2 Permatagama meninggalkan Jogja. Yang tersisa tinggal saya dan Rindaros yang masih koas, Anggi yang akhirnya kerja di Jogja, Inyong yang masih nyekripsi (teknik sipil 2009), dan Dia yang angkatan 2011 dan mulai berkutat dengan skripsinya.



Saya masih ingat ketika itu 17 Februari 2015. Beberapa hari setelah ulang tahun saya. Dan dia sempet memberi saya kado atas nama personal. Agak aneh sih tapi saya masih tak punya firasat apa2. Paling cuma bilang "Aih cocwiitt" udah. Sedatar itu. Nah di tanggal 17 Februari ini, tepat setelah mendatangi wisuda Inyong. Dia mengirim pesan yang intinya adalah dia ingin mengajak saya serius dan akan segera mengajak orang tuanya datang ke rumah saya. Bisa dibayangkan bagaimana syoknya saya ketika itu. Dunia seperti berhenti. Jam seperti mati. Otak saya juga seperti di pause. Dan saya spontan berteriak di kost "HAAAAAHHH?" "APAAAAAA?" persis kayak sinetron kalo pemeran utamanya tahu siapa ibu kandung sebenernya, tak lupa dengan kamera zoom in zoom out zoom in zoom out.

Bisa dibayangkan bagaimana kisah pertemanan kami selanjutnya. Sangat canggung. Kami mulai jarang makan malam se genk. Awalnya saya yang menghindari dia, tapi setelah saya gak kaget, beberapa bulan kemudian dia yang menghindar. Rindaros teman sekost saya adalah yang pertama tau tentang hal ini. Dia sama tak percayanya dengan saya. Bahkan Anggi sampai menangis terharu karena teman maennya selama ini ternyata ada yang seFTV itu.

Sebagai seorang perempuan, yang membelit pikiran saya ketika itu adalah apa yang harus saya lakukan? Haha beneran. Sebagai perempuan saya pernah suka ke beberapa orang, tapi hanya sekedar simpati. Tapi dimy, sama sekali bukan orang yang terlintas dipikiran saya. Ini kali pertama saya mengalami hal seperti ini. Sejelas ini. Seterang ini. Se to the point ini. Jadi lu yang cowo nih hari gini masih ngasih kode kodean? Nyungsep sana di kali code.

Ada begitu banyak hal yang saya fikirkan ketika itu tentang dia. Tentang caranya yang sama sekali diluar harapan saya selama ini mengenai taaruf. Dan tentang kami yang sama sama belum lulus kuliah (Dimy sudah punya penghasilan kecil2an ketika itu).

Dan dari banyak hal,yang paling mengganggu saya adalah tentang dia yang angkatan 2011 sementara saya 2009, apa kata orang nanti? Awal2 saya begitu dipusingkan dengan hal ini, walaupun sebenarnya kami seangkatan. Tentang dia yang anak bungsu dan saya yang anak pertama. Saya takut dia kekanakan atau takut saya selalu harus mengalah. Yang intinya adalah saya mengkhawatirkan sesuatu yang sama sekali tak perlu dikhawatirkan dan gak penting sama sekali. Pokoknya, ketika itu saya ingin dia berhenti berusaha, saya ingin dia tahu kalau saya gak ada perasaan apapun sama dia. Saya dengan sadisnya mengatakan bahwa dia nekad dan terlalu terburu-buru. Intinya saya menolaknya dan dengan halus mengatakan boleh kembali lagi setelah sama sama siap. Dan penolakan saya sebelum dia start, ternyata bukannya membuat dia menyerah tapi malah semakin membuatnya berlari semakin kencang. Kami beberapa kali tak sengaja ketemu di kajian. Entah itu di Nurul Ashri, di Mesjid Mardliyah, atau di Book Fair. Bahkan dia, belakangan saya ketahui, ikut kajian pra nikah yang dibidani Hias-nya Mesjid Nuras. Skripsinya ngebut luar biasa. Kau tau? Saya semakin bimbang. Diakah orangnya? Saya istikharah. Dan diingatkan tentang hadist Rasul mengenai kriteria jodoh.

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Perempuan dinikahi karena empat faktor. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung.” (HR Bukhari, Muslim, al-Nasa’i, Abu Dawud Ibn Majah Ahmad ibn Hanbal, dan al-Darimi dalam kitabnya dari sahabat Abu Hurairah ra)

Dan hadist lain.
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian
ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)

Saya kemudian menyerahkam semuanya pada Allah. Saya yakin, jika berjodoh, akan dimudahkan jalannya. Sekuat tenaga kita menolak, jika sudah takdirnya berjodoh, akan ketemu di pelaminan. Begitupun sebaliknya, jika tidak berjodoh, diupayakan sekeras apapun, tak akan pernah ketemu. Jadi tawakal. Lupakan apa kata orang lain. Dengarkan apa kata Allah.

Singkat cerita, bulan Juli 2015 pertama kalinya dimy dan keluarga datang ke rumah. Tapi ketika itu belum ada kesepakatan diantara kami. Orang tua saya, ayah saya terutama, ingin kami lulus dulu, dan ingin melihat kami kerja. Bahkan bulan Agustus keluarga besar dimy silaturahim ke keluarga besar saya dikampung halaman ayah ibu saya.

Akhirnya setelah bergerilya dengan hawa nafsu dan sekuat tenaga menyelesaikan amanah dari orang tua, saya di sumpah dokter gigi tanggal 2 Maret 2016. Bulan April saya langsung dikhitbah. Bulan Mei, Dimy Wisuda. Dan timbullah kesepakatan tanggal pernikahan bulan september, sehabis lebaran idul fitri dan sebelum lebaran haji. Tapi karena banyak sekali kendala, pernikahan kami mundur dan mundur, jadilah tanggal 01 Oktober 2016.



Banyak yang kaget. Heran. Surprise. Dan ada banyak hal yang bisa saya ambil hikmahnya dari kejadian demi kejadian yang saya lalui hingga bisa menjadi seperti ini. Mengenai berubah drastisnya jalan cerita hidup saya hanya dalam semalam. Mengenai konsep jodoh. Ternyata jodoh emang gak kemana, paling ke temen. Wkwk. Tentang terungkapnya hikmah dimy yang pindah ke UGM dari polban itu ternyata untuk menjemput jodohnya. Membuat saya bersyukur dan bersyukur, bahwa pasti ada sebuah alasan kenapa Allah SWT memilihkan dia sebagai penggenap separuh agama saya. Dia yang kalem. Saya yang cerewet. Dia yang cool, saya yang baperan. Dia yang pengalah, saya yang keras kepala. Saya yang pendek, dia yang tinggii. Saya yang pesek, dia yang mancung. Saya yang cikal, dia yang bungsu. Saya yang bermata hitam, dia yang bermata coklat muda.

Coklat muda, mengingatkan saya pada postingan saya rectoverso. Ini murni tulisan saya mengenai salah satu adegan dari film rectoverso nya Dee Lestari. Saya ngeh Dimy bermata coklat muda aja baru beberapa bulan lalu. Firasatkah? *gakpenting.

Kesan setelah nikah adalah, "Yeay sekarang kalo nonton korea gak curhat ketembok lagi kalo ada adegan romantis. Secara tembok sudah bosan, curhatnya sekarang ke Abang." *muntah.

Saya selalu bertanya berulang kali pada suami saya. "Bang, sejak kapan suka hayati?" *hayati udah gak lelah lagi sekarang bang.* (wanita kalo nanya begini berarti kode pengen digombalin), dia dengan karakter cool nya cuma jawab "gak tau" selalu jawab gak tau. Gak tau. Gak tau mulu. Aaaaaaaaaaaakkkkkk.... *telenhape



ini gambar kira2 captionnya gini, "A, foto yuk" | "Lagi?" | "Kan disini belum." | *cekrek! *pasang muka "ini kapan habisnya sih batre"*



Saya kasih tau ya: Kaum cowo, selain gak peka, mereka juga bukan pengarah gaya yang baik. Dan sangat tidak disarankan minta difotoin mereka kecuali kepepet.

Tips lagi nih, memberikan kalimat instruksi ke cowo harus jelas dan detail. Kalo tidak, mereka hanya akan mengerjakan sejauh yang kita minta. Misalnya minta angkatin jemuran. Ternyata se hanger2nya se gantungan gantungannya mereka angkat dan menumpuk berantakan begitu saja di kamar. Jadi harus jelas dan detail.

Sekian pengalaman sebulan saya hidup dengan cowo.

....

Naaahhh sekarang gantian ceritaaaaaaa






Jumat, 21 Oktober 2016

membayar hutang

Cerita di 2 bulan terakhir ini terlalu menyita saya sehingga tidak sempat memposting draft tulisan yang telah lama saya tulis. Tulisan ini saya tulis disela sela jaga puskesmas. Pasien lagi sepi, sementara dokternya berasyik masyuk memanfaatkan jaringan wifi disana. Saya masih ingat betul, tiap saya cekikikan krn tulisan ini, karyawan puskes lain pasti berseru "dok? smsan sama siapa?" sambil senyum senyum kepo. Draft ini ditulis tanggal 27 Agustus 2016.
...
...

Semenjak kembali tinggal di Tasikmalaya-kota kelahiran saya, saya sampai lupa gimana rasanya keringetan. hehe. Tasik udaranya dingin, bahkan disiang hari, hampir jarang baju basah bermandi keringet. Lain lumbung lain belalang, dijogja sebaliknya, semenit selesai mandi aja langsung keringetan, wkwk. Ahai jogja, apakabarnya ya? Masih inget gak ya jogja sama saya? Iya ini saya, yang sering banget ilang payung, yang suka makan sendiri di ayam geprek, yang gak suka gudeg, yang suka ujan ujanan, yang suka nangis bombay kalo dimarahin dosen, yang suka bela belain ke platinum cuma buat ngopi film korea, yang ga pernah bosen ke gembira loka, yang single tapi galau, yang...

tak disangka saya bisa sekangen ini sama jogja. Dulu jaman koas rasanya pengen banget buru buru putus dari jogja. Yah koas emang bikin setraumatis itu sih. Eh tapi balik kejogja sekarang pun tak bisa menjamin rasa kangen saya terobati. Jogja baka beda, udah gak kayak dulu lagi. Bagi saya jogja kini menjadi pihak yang ditinggalkan, terutama oleh kamu, kamu, kamu yang.. entah dimana. 

Apakabarnya ya teman kuliah saya sekarang? Teman permatagama saya pada dimana ya? Teman kkn saya apakah masih nyebelin? 

Ha, begitu banyak pertanyaan yg mengambang. Pertanyaan yang jawabannya hanya akan membuat saya antara seneng dan sedih. Seneng krn akhirnya mereka mungkin telah memiliki kehidupan yang jauh lbh baik. Tapi juga sedih, krn mungkin akan sulit untuk bisa bertemu lagi.

Kemajuan teknologi memang memungkinkan manusia tetap menjalin silaturahim lewat dunia maya. Tergabung di grup misalnya. Tapi tetap saja isinya sepi. Grup kuliah tiap hari isinya hanya berkutat soal siapa yg habis disumpah, info lowongan kerja dokter gigi, atau info seminar. Grup permatagama mati suri. Segala daya upaya telah saya tempuh demi memberi sedikit nyawa digrup itu. Tapi nihil. Entah gimana cara membangkitkannya lagi. Apa saya harus nikah dulu baru mereka idup lagi? terlalu memang. hiks. *drama

Cuma grup kkn yang tetep gazebo sampai sekarang. Bahasan dari yang bermutu sampai ter-gak mutu dibahas disana. Melempar umpan satu kata "sepi" pun ampuh banget membuat mereka bangkit dari persembunyian. Aneh. Apa hape mereka sesepi itu ya sampe dikasih notif satu aja reaktif banget (*sungkem). wkwkk. Bahkan yang tadinya waras jadi ikutan gak waras gara gara grup infeksius ini.

Saya yang sebetulnya sibuk dipaksa Dimas menulis tentang mereka disini. Kayaknya tadinya dia mau menyogok saya sih, tapi krn saya bilang duluan bahwa saya penulis tanpa pamrih jadi transaksi ilegal itu alhamdulillah tidak terjadi. Dramatis sekali. Huft. 

well baiklah dimulai dari...
1. Dimas. Dia saya tulis nomer 1 karena sepertinya dia yang paling menunggu nunggu tulisan saya. Saya kasian dengan nasibnya, cukup jodoh saja yang dia tunggu, tulisan saya jangan. *anggukangguk. Dia itu kecanduan sekali disebut normal oleh saya setelah bbrp abad lalu saya khilaf menulis demikian tentangnya. Tidak. Sekarang saya tidak mudah dibodohi. Dia ternyata adalah otak dari semua ketidakstabilan alam digrup kkn. Biang rusuh. Bensin sejati. Disemprot dia dikit maka akan wuuussshh, niscaya bahasan gak akan selesai 3x puasa 3x lebaran. Permainanya sangat elegan. Penuh intrik. Taktis. Sistematis. Dan kena. Hanya orang peka yang ngeh telah dia serang. Orang orang seperti arif atau mas ulin mah ga bakal ngeh. wkwkwkkw. 
Oh iya dia sudah lama tinggal di malaysia. Lanjut kuliah disana sepertinya. Dan lama di malaysia membuat ketidak warasannya semakin akut. Galau banget nih bocah. Postingan semacam "Beli ticket aja belum , apalagi surat dari kua 😅", adalah indikasi bahwa dia galau nikah akut. Hingga puncaknya...


dia sah juga. Alhamdulillah. hahhaa. Dimas ini humorisnya kayak stand up comedyan Abdel. Tau kan? yang ngajak mikir kalo ngomong, dan akhirnya baru ngeh kalo dia ngelucu. misalnya...
"Ane nyari nama pena ga nemu2 yg puitis,, pilot, standart, snowman v1,, masih kurang puitis..Ckckck" sakit jiwa kan? 

Ada lg contoh betapa tengil nya dia


Bentar ngakak dulu huhahahha.... lihatlah alangkah lagi bahagianya mas wawan ada yg ngasih dia kode. Tiba tiba makhluk tengil itu tiba tiba muncul menyedot seketika kebahagian mas wawan kayak dementor (bagi mas wawan). Kalo bagi saya mah ini kayak lagi maen bola tiba tiba si dimas menjebol gawang mas wawan, ya gue bersorak seneng lah *sungkem

Tapi segakwaras gak warasnya dimas, ada yg lebih gak waras. Nih makhluk alien dua dibawah ini. (*mas ulin dan arif.)

2. Arif. Makhluk yang dulu kukira polos ternyata emang bener polos. wkwkwkwk. Kalo dia ngomong  (baca=ngetik kalimat) itu kayak baut di otaknya longgar. Kayak yang mabok. wkwkkw *sungkemlagi. Apalagi kalo dia bercakap cakap berdua sama Mas ulin. Itu kayak nonton film komedi thailand tanpa terjemahan. Kagak ngarti tapi kocak. Serius. Arif sih bilangnya kalo omongannya tuh terlalu nyastra makanya gak mudah dicerna. Hmm sastra ya? *garuk garuk. Nih saya kasih contoh kalimat yang berhasil dia susun ya.
"bukan saputangan, tapi sapuchino. mas ulin kn sukanya kopi"... 
Dan kalo tulisannya bisa dimengerti dimas, sebagai kakak yang baik akan mengapresiasi, 

"Kamu ada kemajuan di penulisan Rif.. Keren.. Gini dong.. Obatnya rutin diminum ya.."

Mau tau lebih banyak tentang kealienan arif? Tanya rinda. Jangan bilang bilang ya. Saya jadi curiga, kayaknya rinda tuh stalker sejatinya arif deh. Habis dia sering banget nyuruh saya baca status arif di fb. "Dey, baca deh, maksudnya apa sih? Nda gak ngerti." Biar urusan cepet kelar biasanya sy cuma jawab "sama". wkwkwk

3. Mas ulin.
Ini orang ya kayaknya keturunan chaplin deh. Tau kan? Bicaranya pake bahasa isyarat hehe. Habis gak di dunia maya gak didunia nyata jarang ngomong. Maennya emoticon. Kalo gak kopi, ya ikon orang lagi mikir. Tapi mendingan gitu deh daripada dia ngomong makin berabe. Ngelantur. Kayak habis minum aqua oplosan. Mabok.

Nih ya beberapa contoh kalimat karyanya yang katanya sastra. 
" Bulan...di manakah kini...
Jangan kau sembunyi...tampakkanlah diri..."

"Cm bukan...bukan cuma...


Tak kemarin lihat...kemarin tak lihat..."

Orang terlalu pinter gitu kali ya jadinya. Ngomongnya harus pake rumus. *sungkem lagi.

...
...
itu beberapa paragraf saya yang belum selesai hahaaa...
Pas dibaca ulang kok agak kejem ya. Mau diedit sayang, itu sejujur jujurnya yang ada diotak saya ketika itu kali ya. Yah ditengah tekanan persiapan nikah ketika itu saya kira grup itu cukup ampuh membuat saya rileks. Sehingga apa yang ada dipikiran saya keluarkan. Sayangnya tulisan ini tak sempat rilis.

Saya sebenarnya adalah orang yang agak perfeksionis. Begitu memikirkan apa kata orang lain tentang saya. Apa tanggapan orang jika saya begini. Apa kata orang jika saya begitu. dst. Kalian tau pasti bagaimana orang cenderung melindungi diri dengan menutupi kelemahan atau kekurangan didepan orang lain untuk bertahan hidup. Tapi sepertinya itu tidak berlaku digrup kkn ini. Saya benar benar tak peduli apa yang mereka pikirkan tentang saya. Gadis galau kah. Gadis sadiskah. Cerewet. Dll. Saya sekali lagi tak peduli. Yah kalian harusnya bangga lah bisa setransparan itu melihat saya. Dimana tak semua orang bisa melihatnya. Saya bisa begitu nyaman memposting kata "sepi banget" di grup ini tanpa harus panjang berpikir nantinya. Beda kalo saya posting digrup lain. Paling cuma sampai di gumaman, tak sampai dimuntahkan. "Ah kalo bilang gini ntr si A mikirnya saya tukang ngeluh" "Ah kalo dipost disitu ntar si A nyinyir gue tukang galau."... blablabla.... tapi sebetapapun nyinyirnya kalian di grup kkn, kok bisa ya saya gak peduli?

Selasa, 26 Juli 2016

Saya dan seblak


Jadi saya lagi suka banget sama seblak. Tau kan? Jajanan yang nyunda banget karena serumpun sama cimol dan cilok itu, yang lagi ngehits bangets sengehits pokemon go. Seblak tuh gampang banget ya ternyata bikinnya. Sekarang malah hampir tiap malem bikin kayak gitu. Pesta micin sama cabe gitu deh, gak sehat banget ckckk.

Anyway, saya juga punya langganan tukang seblak didaerah nagarawangi, itu seblaknya gatau kayak gimana bikinnya bisa enak banget gitu. Seblak terenak setatasurya yang pernah saya rasain deh. Juara lah pokona. Saking udah kena peletnya saya sama seblak nagarawangi sana, hampir semua orang yang deket sama saya pasti diajak nyeblak disana. Jadi kamu yang ngerasa belum pernah saya ajak nyeblak, jangan ngaku deket sama saya deh (?). Yang intinya adalah level kedeketan saya dengan seseorang itu bisa diukur dari seberapa kali dia diajak nyeblak. *sakitjiwa. Serius nih, saking udah seringnya saya nyeblak disana, si ibu ibu tukang seblaknya sampe hafal. Sampe pas lebaran kemaren kami salam salaman minal aidzin walfaidzin segala coba. Kalo dijadiin sinetron nih cocoknya judulnya "tukang seblak naik haji". *apasih.

Oke, tadi tentang seblak. Kalo tentang saya? Saya single. hehe *plak. Iya jadi saya sama seblak tuh gak jauh beda. Sama sama lada (baca=pedas.red). Saya sebenernya agak khawatir sih sama kepribadian saya. Jadi saya baru sadar, ternyata saya nih aslinya agak galak ya. Gak ada anggun anggunnya gitu.

 Aku? Jadi duta syampo lain? Hahahahahahaauhahhahahhahahahhahaa. Nah itu baru anggun. *toyorpala.

Well, harus saya akui bahwa saya adalah orang yang paling cerewet sama yang namanya adab*tsah. (Biar cepet, kamu iya-in aja deh ya.) Saya paling gemes liat orang yang minum sambil berdiri apalagi pake tangan kiri. Beuh udah gak keitung deh saya cerewetin ibu, ayah, adik, sepupu, bahkan nenek saya kalo udah kayak gitu. Pokoknya refleks aja klo liat ada yang mau minum, pasti saya perhatiin dari mulai dia ngambil gelas, ngisi air digelas, sampe ngangkat gelas pasti saya rekam adegannya, klo ada yang gak beres dikit saya spontan nyeletuk "kok minum pake tangan kiri?" atau "pake tangan kanan dong "kok sambil berdiri?" "sambil duduk dong minumnya" dll.

Terus lagi kalo ada yang ngerokok ditempat umum nih rasanya gregetan banget pengen ngomel. Selemah lemahnya iman saya (?) klo ketemu orang kayak begini minimal pasti saya liatin dengan tampang judes. Tau kan lo yang ekspresi ngelirik pake sudut mata sambil ngeluarin laser gitu matanya. Pernah nih ya syahdan disuatu siang yang super duper ultimate puanas bangeettt (*lebay), saya naik bis antardesa. Kebayang kan gimana penampakan bis antardesa?Yang jangankan ada AC, jendela bisa digeser aja udah syukuran 7hari 7 malam. Yang bunyinya kalo berjalan (?) krompyang krompyang udah kayak kaleng dirodain. Pas gitu tuh ada orang yang dengan tenang ngerokok. Alamak jaannnn... udah oksigen rebutan sama asap knalpot, ditambahin asep rokok. Bener bener minta disetrum pake sengatan listriknya pikachu nih orang.


 "A." panggil saya berusaha tersenyum. Masnya nengok. 
"Bisa dimatiin gak a rokoknya? saya sesek gabisa nafas." ujar saya berusaha sekuat tenaga semanis mungkin biar gak keliatan lagi emosi kronis.    
Lalu masnya tampak nahan malu gitu, tapi ternyata dia gak langsung matiin rokoknya. Awalnya saya pikir dia budek, makanya tatapan saya gak lepas dari dia. Kamu bayangin deh gimana wanita seanggun saya (?) menatap dengan tatapan mau makan orang, ngalahin seremnya valak yang lagi PMS. Setiap gerak geriknya saya liatin, sampe akhirnya dia ngelirik saya takut takut dan dia isap rokoknya dalam dalam lalu dia buang. 
 "makasih banyak a." ujar saya tak lupa ditambah senyum. Masnya cuma ngangguk malu gitu. Saya cuma geleng geleng kepala heran ada orang seegois itu.

Masih belum pedas ya? Ada lagi nih, di lampu setopan mirota kampus jaman kuliah dijogja, ada mobil bagus buang bungkus rokok dijalan. Tolong di capslock, di bold, garis bawah. Ada mobil bagus buang sampah sembarangan. Gila! Mobil mentereng mengkilap bening begitu, tapi penumpangnya gak lulus SD . Saya yang naik motor mau saya salip tuh mobil. Niatnya saya pungut bungkus rokoknya dan dengan tak lupa tersenyum saya gedor kaca mobilnya dan saya bilang "maaf pak, bungkus rokoknya jatuh." Beuh keren banget gak sih??? Tapi tapi tapi itu baru skenario. Tenang! Mumpung masih lampu merah, motor saya majuin dikit, baru mau mungut sampahnya, udah lampu ijo. What thef...  kelamaan skenario dikepala sih lu niiii. Emosional banget saya hari itu gara gara tuh orang. Minta saya beliin otak dari warung padang sih, biar agak berotak dikit. Astaghfirullah.

Nah yang paling anget nih kejadian tadi siang. Sepulang kerja dari puskesmas, saya naek motor dan didepan saya ada mobil putih omprengan plat D. Saya perhatikan ini mobil berkali kali buang sampah. Sekilas kayak cangkang permen gitu. Gak sekali dua kali broooo, ada 5 sampe 6 kali. Saya nih nahan emosi sebenernya, tapi karena ini mobil susah disalip karena waktu itu lalu lintasnya padat, makanya saya sabar dibelakang, sambil memperhatikan itu mobil. Entah berapa banyak orang isinya, berjejal banget, penuh sampe jok belakang. Daannnn...tiba tiba ada plastik terbang dari mobil itu lalu pluk... nutupin helm saya. Huwaaaatttdeziiiigggg, aaakkkkkkkkkk...... minta dikameha meha nih mobil. Mas mas yang duduk dijok belakang nampak ngeliatin kejadian itu, dia kayaknya marahin temennya yg duduk dijok tengah. Saya refleks buka helm dan saya pelotitin itu mas mas yang duduk di jok belakang. Dia ngeliatin saya takut takut, keliatan jelas soalnya kaca mobilnya agak bening. Dengan emosi saya susul mobil itu dan saya rasanya bener bener pengen teriak sambil bilang "Buang sampah sembarangan!!", tapi saya urung. Saya akhirnya dengan selemah lemah iman (?) cuma ngelirik tajam ngeluarin laser api berharap itu mobil kejungkel gara gara tatapan saya. *istighfar. Ya Allah aku terdzolimi. Saya berdoa saja Ya Allah semoga nanti dapet jodoh yang soleh, beradab, dan beretika. Aamiinn. Dan saya rasanya ingin menangis. huhuuu...T_T

Menemukan orang yang sadar adab jaman sekarang udah kayak maen pokemon go dihape nokia 3610. Gak mustahil sih, tapi nemunya susah. Kalo udah nemu, kan saya galak. Emang kamu mau? kamu tahan banting? *plakjeplakpletak. Tuh kan baper. 

Well, mari kita ambil kesimpulannya. Ehem. Saya single. Suka seblak. Dan galak. rawwrr...

Selasa, 26 April 2016

aku menurut mereka

Tiba tiba aja pengen baca tulisan2 temen2 tentang aku. Mungkin kamu butuh kacamata baru. Hho

tulisan rindabeleu, ini kisah tentang anak2 kkn unit 25. Semua dia rangkum disini. Ada akunya juga sih walopun seuprit hahaa.

pemilik kilauan awan, nah ini khusus tentang aku. Hahaa.

tulisan angi, ini tulisan anggi tentang anak2 PG 09. :*

Terbaru dari rinda. Katanya aku ajaib . Yes i am B)

Jumat, 22 April 2016

aku suka dia drama

Purnama malam itu. Bulan bercahaya penuh dengan angkuhnya. Sinarnya menerangi siapa saja sekalipun dalam gulita. Misalnya aku, yang walaupun dikelilingi kerlap kerlip cahaya yang berpendar di tiap sudut kota toh tetap saja, tak ada yang bisa menandingi terangnya bulan ketika purnama. Ini entah purnama keberapa dari semenjak terakhir aku menulis disini. Yang jelas, aku dan secangkir teh telah sepakat untuk kembali menari disini dengan pena.

Bahasan kita kali ini tampaknya agak berat. Jadi mari kita hirup aroma teh hangat ini sejenak. *srup. Ah manisnya pas. Kau tau? Kenikmatan segelas teh hanya ditentukan oleh banyak sedikitnya gula. Bah lucu sekali. Hidup juga kalo disederhanakan ya kayak gitu. Manisnya harus pas, biar pahitnya juga kerasa. Sereguk saja sudah cukup membuatmu berhasil memenuhi laman blog ini penuh. Halah bertele tele. Mari kita langsung saja pada intinya. Jadi ini adalah mengenai hmmm... drama korea. Hehe.

Entah kenapa, saya selalu suka dengan setiap jalan cerita drama korea. Misterius. Gak bisa ketebak. Ya terlepas dari pemain-pemainnya yang gantengnya gak manusiawi. Saya selalu suka dengan jalan "takdir" yang telah digariskan sutradara pada tokoh-tokohnya. Ceritanya itu, manisnya pas. Sama kayak kamu. *halah. Yup, drama korea memang selalu tak jauh dari cerita klasik cinderella yang dimodernisasi, itulah yang membuat cewe2 suka drama korea. Tapi sekarang saya tidak membahas mengenai betapa cinderella nya cerita2 korea itu, tapi saya mau bahas mengenai misteri jodoh si tokoh utamanya. *tarakdungces

Betapa jodoh ga ada yang bisa nebak ya? Bahkan si tokoh di drama korea pun gitu padahal yang buat ceritanya sutradara kan harusnya bisa dapat bocoran*apasih. Misalnya di film Reply 97. Shi won si tokoh cewe nya sedari kecil menyimpan rasa sama Yoon Tae Wong, mandiri, dewasa, mapan, matang, ganteng, menantu idaman banget . Tae Woong itu kakaknya Yoon Jae, temen sepermainannya. Yoon Jae sebaliknya dari kakaknya, pecicilan, dan belum mapan tentunya. Tapi siapa yang nyangka ternyata jodohnya adalah si Yoon Jae. Padahal si Shi Woon sebelumnya malah nge friendzonenin si Yoon Jae. Kenapa coba bisa milih si Yoon Jae? Disuruh sutradara lah. Logika nya sih mendingan sama Kakaknya kali.

 Ada lagi Gumiho, tokoh utamanya Cha Dae woong, dia telah lama menyimpan rasa pada kakak kelasnya yang cantik, namun perasannya ternyata berpaling setelah bertemu rubah yang menjelma menjadi wanita cantik, polos, miskin, dan bodoh. Kebaikan hati si wanita rubah itulah yang membuatnya jatuh cinta. Padahal sebelumnya kakeknya tidak menyetujuinya. Kenapa coba bisa gitu? Disuruh sutradara coy. Logika saya mah mana mau jadian sama manusia rubah. Ntar anaknya apaan? Tupai?

Yang lagi happening nih drama korea terbaru adalah Descendants Of The Sun. Cerita tentang tentara yang berjodoh dengan Dokter. Saya tertarik dengan kisahnya Sersan Seo Dae Yong dengan dokter tentara Letnan Yoon Myung Joo. Ayahnya Myung Joo (cewe) adalah petinggi tentara korea. Ayahnya tak merestui hubungan anaknya Myung Joo dengan Dae Yong yang hanyalah berpangkat sersan (bawahan Myung Joo). Tapi Myung Joo tak pernah bergeming akan perasannya pada Dae Yong walaupun berkali-kali mendapat tekanan dari ayahnya. Dae Yong pun begitu, meskipun dia cukup tau diri karena jabatannya yang lebih rendah dari si cewe, dia tetap dengan percaya diri membuktikan cintanya pada Myung Joo meskipun harus melepas seragam tentaranya. Dae Young tuh tentara yang walaupun pangkatnya sersan tapi mempertahankan harga dirinya greget banget lah didepan ayahnya Myung Joo. Cakep pula tuh sersan ya ampuuunnn hiks *toyor pala. Sekarang coba lu pikir kenapa tuh mereka berdua walopun perbedaannya kayak langit dan bumi bisa mati-matian mempertahanin gitu? Lagi lagi jawabannya disuruh sutradara. Lah logikanya kan kalo lu jadi Myung Joo daripada sama si Dae Yong yang cuma pangkat sersan mendingan sama Kapten Yoo Si Jin lah yang ga kalah ganteng kapten pula.

Well, cinta bukan matematika. Logika secanggih apapun ga bakal sampai. Karena pada akhirnya cinta memang tidak mencari yang sempurna. Tapi mencari seseorang yang bisa menyempurnakannya. *tsah*kibasjilbab.
Toh cerita cinderella hanya ada dalam drama korea. Jadi kalo kamu telah mendapatkan seseorang yang tepat untuk menyempurnakan agamamu. Maka melangkahlah bersamanya. Meskipun kekurangannya banyak membuat orang orang disekelilingmu berisik berkasak kusuk, abaikan saja. Karena orang2 disekelilingmu itu sama kayak kamu yang lagi nonton film korea, cuma bisa komentar. Mikirnya pake logika. Sementara otakmu cara kerjanya udah diseting sutradara, udah gak mempan pake bahasa matematika. Cukup tutup telingamu rapat rapat. Melangkahlah dengannya-seseorang pilihanmu. Karena toh kamu pun tidak sempurna. Kalo kamu dikemudian hari bertanya, mengapa aku bisa jatuh cinta padanya? Mengapa aku bisa menerima cintanya? Jawabannya ya kayak tadi, karena disuruh sutradara. Sutradara terbaik lagi Maha bijaksana. Allah Azza Wa jalla. Satu satunya logika dalam hal ini adalah sabda Rasul. Pilihlah karena agamanya. Karena percaya deh, suatu saat agama bisa membuatnya tampan, bisa membuatnya mapan, bisa membuatnya memiliki tahta. Insya Allah.

Jika menurutmu menikah karena rupa itu adalah jaminan kebahagiaan. Kenapa banyak artis yang tampangnya cantik dan cakep banyak kawin cerai? Jika menurutmu menikah karena harta dan tahta itu adalah jaminan kebahagiaan. Kenapa banyak pejabat kaya raya korupsi, selingkuh, dan pada akhirnya masuk bui. Siapa yang bilang kemiskinan itu adalah sebuah kemalangan dan penderitaan? Dan siapa yang bilang bahwa kekayaan dan kecantikan itu nikmat? Itu hanya perasaanmu saja. Miskin kaya cantik jelek adalah ujian. Dan hanya yang takwa yang mendapat kemenangan.

Hey masih ingat kisah iblis yang sombong dihadapan Adam ketika Allah menyuruh seisi langit untuk sujud? Iblis sombong karena dia merasa kedudukannya lebih tinggi daripada manusia. Iblis pikir dirinya yang terbuat dari api lebih mulia daripada manusia yang terbuat dari tanah. Siapa bilang? Kalo kata ust Salim a fillah, coba lihat sekarang harga tanah tiap tahun naik harganya sementara harga api tetep segitu-gitu saja. Yup, hati-hati dengan "merasa lebih". Bisa jadi itu hanya perasaanmu saja.

Hmm... sebentar. Kenapa jadi kayak mama dedeh ya?hehe. Ya begitulah. Ambil sendiri hikmahnya, udah gede.

Selasa, 09 Februari 2016

screen shoot

Kata itu, sebagaimanapun dia dirangkai dengan runutnya, tak akan pernah bisa mewakili rasa. Pernah gak sih punya pengalaman begitu lucu nya sampai kamu rasanya pengen ketawa sampe habis napas lalu dengan baik hati kamu ingin berbagi cerita lucu itu ke temenmu dengan ekspektasi temenmu ikut ngakak juga sampe sekarat tapi nyatanya... tanggapannya cuma "oh ya?" atau "hehe"*sambil garuk garuk. Itu rasanya kayak terhempas dr lantai 50.

Tau gak apa yang salah disini? Bukan "Berharap" yang salah. Bukan karena berharap terlalu tinggi sama tanggapan orang. Ya memang awalnya saya "berharap" ketika saya cerita lucu jadinya org yang denger ikut ketawa sampe kehabisan napas. Saya cerita sedih pengennya yang denger ikut nangis guling guling. Bukan karena ekspektasi saya yang ketinggian sama respon pendengar, tapi redaksi cerita saya yang mungkin terlalu datar.  Gabisa merangkai kalimat yang bisa mengaduk aduk emosi para pendengar. Mau tanggapannya sesuai harapan? Ya perlu energi lebih untuk bercerita. Sementara energi saya sudah habis jauh hari ketika menjalani cerita itu *bingungkanlo.

Well, karena saya sudah kehabisan energi tapi saya pengen cerita gimana dong. Oke mari kita bersepakat, aku cerita kamu dengarkan. Selesai.

Ini tentang saya yang setelah 6 tahun 7 bulan membusuk dijogja akhirnya saya luluuusssssss.....
Yeaaaahhh... dokter gigi rini purnamasari putri pertama dari bapak diman suryana SH akhirnya luluuussssss.... huhu mamaaaaaa aku kapok kuliah maaaaa. Hiks.

Buah kelapa. Kamu tau kan? Yang matengnya jatuh dari pohon, dibanting ke tanah. Buka kulitnya mesti pake golok di cabik cabik disobek sobek, trus tempurung kelapanya di hantam golok juga sampe terbelah keliatan lah akhirnya buahnya. Habis buahnya yang warna putih itu didapet, trus di parut. Bayangkan! Gak selesai sampai disitu, parutan kelapanya lalu diceburin aer lalu di peret. Pereeeetttt.. pereeettttt berkali kali sampe jadilah Santan. Iya itu di bully kayak gitu si kelapa tuh cuma mau ngambil santannya doang.

 Saya dan kelapa ternyata bernasib sama. Di bonyokin dulu baru deh dapet sari santannya. Hehe *lebaydeh. Iyalah setelah babak belur 6,7 tahun dijogja. Akhirnya bisa dikilo juga saya punya otak.

Pernah dikatain goblok. Pernah diragukan pasien. Pernah ditinggalkan pasien. Sarapannya nunggu dosen. Duit cekak bayarin pasien jajanin pasien. Masuk dari rumah ke rumah dari pantu asuhan dari pesantren dari banyaaaakkk tempat cuma buat nyari pasien. Belum lagi ditekan orang orang "kapan lulus?". Sedihlah pokonya kalo harus diceritain mah.
Pusiiing pala berbi. Berbi hayati lelah. Sekarang tinggal nikah ajaaa. Haahhahahahhahaa... *sakit jiwa.

Iya jadi sekarang nih saya kalo liat mahasiswa baru langsung bergidik gitu. Beneran deh. Saya bayangin taun taun ganas yang akan menyambut mereka nantinya. Horror gilaaaa. Itu si annabelle, boneka hantu yang nyeremin mah halah  gak seberapa. Lebih nyeremin hidup gue, kek uji nyali, bedanya saya gak masuk tipi. Gak muat hehe*krik. Pokoknya kalo gak banyak doa sama minta doa orang tua, siap2 gila. Serem kan? Gak percaya sih lu. Sekolah gak lu? *kemudiandigebukin sekampung.

 Ah ya dan satu lagi, ketika saya hampir menyerah, saya akan liat kebelakang. Betapa tapak jejak saya untuk bisa sampai disini begitu penuh perjuangan, teringat senyum bangga orang tua jika kita berhasil, tiba2 aja kayak ada yang nari pompom sambil teriak "ayo deyni sedikit lagi." maka simsalabim alaihim gambreng, semua masalah ini tak ubahnya hanya butiran debu *eeeaaa witwiiiwww suitsuiiiwww terimakasih terimakasih gausah keprok keprok.

Bismillah, sampai ketemu di sumpah dokter gigi awal maret nanti. Ya Allah, terimakasih. Kau begitu sempurna Ya Rabb. Allohu Akbar.