Selasa, 29 Agustus 2017

baby shakira mommy loves u



Begitu saya selesai melahirkan, saya tidak habis pikir, kenapa seorang ibu bisa melahirkan berkali kali padahal tahu begitu luar biasa rasanya melahirkan. Saya masih bisa menolerir bagaimana mualnya, eneknya awal pertama kehamilan. Saya masih bisa menahan betapa pegalnya kaki, pinggang, punggung ketika kehamilan ini mulai membesar. Tetapi rasanya mules bukaan ketika hendak melahirkan, masya Allah, seperti disetrum berkali kali. Konon katanya sakitnya melahirkan bagaikan 20 tulang yang patah secara bersamaan.

Tapi begitu tangisan bayi memecah keheningan, begitu tubuh mungil itu bergelayut didada saya. Rasa haru tiba tiba menyeruak. Masya Allah, ini anakku kah? Aku sudah jadi ibukah? Dan luapan rasa cinta seketika membuncah seolah siap ditumpahkan pada makhluk mungil ini. Sesuatu bernama cinta memang selalu bekerja diluar nalar.

Coba bayangkan, setelah bagaikan disetrum berkali kali itu dari mulai bukaan 1 hingga akhirnya bukaan 10, seorang ibu dipaksa mengumpukan sisa sisa tenaganya untuk mengejan mengeluarkan sesuatu yang menyeruak hendak keluar dari perutnya. Berkali kali mengejan tak kunjung keluar hingga si ibu hampir kehabisan nafas, akhirnya jalan keluar bayi itu digunting sedemikian rupa hingga bayi bisa keluar mulus tanpa perlu tenaga mengejan berlebih. Lalu selesai sampai disitu? Tentu tidak. Ibu masih harus mengeluarkan plasenta dari perutnya, diobok-obok isi perutnya oleh bidan untuk membersihkan sisa darah kotor dalam rahimnya. Selesai kah? Belum. Masih perlu dijahit. Yang perihnya begitu nyata terasa walau sudah dibius sedemikian rupa. Lalu selesai? Belum. Ibu masih harus menyusui. Ia harus terjaga dimalam malam berikutnya untuk memberi air susu penyambung hidup bayinya tak peduli luka jahitan masih berdenyut denyut ketika digerakkan, tak peduli setiap tulang persendian serasa rontok setelah melahirkan, tak peduli darah masih mengalir deras dari jalan lahirnya, hingga membuatnya pucat kehilangan banyak cairan. Masya Allah, memang benar, kasih sayang seorang ibu akan benar-benar terasa oleh anaknya ketika si anak sudah punya anak. Standing aplaus buat ibu saya yang berhasil melahirkan 3 anak. Kegilaan macam apa yang diberikan seorang ibu pada anaknya? Bahkan ketika anaknya melahirkan, ibu masih siaga menjaga anak dan cucunya, mengganti popok cucunya yang basah karena ompol atau berak, mencucikan kain pernel dan popok cucunya, memasak makanan untuk anaknya yang masih terbaring lemas setelah melahirkan. Kasih ibu memang sepanjang masa. Allohummaghfirliii dzunuubii waaliwalidayya warhamhuma kamaa robbayaani soghiro.



Ah makhluk kecil itu, yang setiap hari menendang nendang diperut ibu, kini telah terlahir ke dunia. Orang-orang bilang, kau seperti reinkarnasi ibu. Ah, gerimis hati ini setiap melihat wajahmu, nak. Semoga Allah mengijabah semua doa-doa kebaikan yang membumbung tinggi untukmu, nak. Kami beri namamu Shakira Alifa, terselip didalamnya semoga kau termasuk kedalam orang-orang yang pandai bersyukur lagi ramah tamah. Shakiraku, selamat datang ke dunia, semoga Allah memampukan Ayah dan Ibu mengenalkanmu kepada penciptamu. Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Aamiin Ya Allah Ya Rabb.



Masa bodo dengan rasa sakit itu. Asal ibu selalu bisa melihat senyummu, semua rasa itu seketika lenyap. Senyummu adiktif. Bau keringatmu bagaikan micin yang membuat ketagihan*halah.

Baby Shakira, ibu mencintaimu, nak. I do really really love u. :*

Selasa, 01 Agustus 2017

deynidimyswedding

Saya termasuk yang sangat beruntung, bisa merasakan pernikahan dengan adat sunda yang kental. Saya asli mojang sunda, begitupun suami saya ditakdirkan juga berasal dari jajaka sunda. Tanggal 01 Oktober 2016 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi saya. Dipostingan saya kali ini, mari kita bercerita lewat foto.

Hari jumat sore tanggal 30 September 2016, rumah gadis sunda yang hendak menikah biasanya diadakan acara siraman.




Kalo kata teteh yang sudah duluan menikah, upacara siraman itu sungkemnya gadis sunda yang mau dinikahkan part pertama sama ayah ibunya. Biar ntar pas sungkeman kedua diacara nikahan gak terlalu sedih lagi jadi make up nya gak akan luntur*what? wkwkwkk. Tapi emang iya sih, pas siraman suasana syahdu banget, sedih banget, secara acara itu mewakili perawaan orang tua ketika hendak melepas anak gadisnya kepada laki-laki asing yang nantinya akan meneruskan estafet pertanggungjawaban seorang wanita dihadapan Allah. Masha Allah merinding.


 Dalam upacara siraman selain orang tua, uwa, bibi, paman, nenek, kakek, keponakan, sepupu, adik, semuanya juga saya sungkemin. Mereka juga giliran satu persatu menyiram saya sembari merapalkan doa-doa yang mengangkasa yang semoga dikabul oleh Allah swt. Aamiin.
Acara siraman diakhiri dengan doa dan sawer koin.


Oh ya yang saya rangkul difoto diatas ini adalah adik-adik saya. Uniknya ketika siraman adik-adik juga ikut disiram, saya yang dapat giliran mengusap air siraman ke muka mereka sembari merapal doa untuk mereka. MCnya mendubbing saya ketika saya menyiram adik yang intinya bahwa saya nitip ayah dan ibu pada mereka, itu momen yang cukup membuat saya nangis bombay, hho.

Yah dan besoknya langsung saja ke acara inti.

TheDay
Sabtu, 01 Oktober 2016

Sehabis shalat subuh, saya sudah mulai dirias dan tangan saya dilukis henna putih. Bener-bener pengalaman tak terlupakan. Jadi raja dan ratu sehari. Hho.



Pakaian yang saya pakai adalah pakaian pernikahan adat sunda. Yang menjadi ciri khas adalah sigernya atau hiasan kepala yang entah berapa kilo itu. Ini pertama kalinya kepala saya dijejelin dengan konde segede gaban, sampai pusing kepala saya. Dan u know, kepala saya keleyengan dan akhirnya muntah, hehe. Iya makanan yang sejak subuh mati-matian saya telan pun keluar lagi semua. Untungnya riasan yang tebel buanget itu gak rusak karena kejadian. Iya padahal berkali-kali saya sudah wanti-wanti sama mbaknya agar jangan terlalu menor, mbaknya jawab "itu udah natural neng." Hmm... baiklah untuk kali ini saja. Karena tinggal beberapa menit lagi saya harus menuju pelaminan, akhirnya saya menelan parasetamol dan air putih sebelum in action. Alhamdulillahnya setelah isi perut keluar, kepala saya jadi agak ringan dikit. Ampun deh cukup sekali saya ngalamin siksaan kayak begini. Rasanya pengen cepet acara selesai dan saya lepas beban dikepala. Hiks. Cukup beban di pundak yang berat, dikepala jangan.


Seketika jantung saya berdegup kencang ketika terdengar suara gaduh diluar bahwa pengantin pria telah datang.




Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan, tilawah, dan sambutan-sambutan. Sementara saya masih dagdigdug menunggu harap-harap cemas dikamar pengantin. 


Setelah serah terima seserahan dari pihak laki-laki, tibalah saatnya saya dipanggil menuju tempat akad. Jangan tanya gimana perasaan saya waktu itu. Jalan aja kayak kagak napak saking nervousnya.


Akhirnya tibalah acara paling sakral dalam pernikahan, yaitu ijab qobul. Dan kalimat mitsaqan ghalidha itupun terucap dengan mulus diikuti oleh kata "saaahhh" dari para saksi dan hadirin. Alhamdulillah.



Acara selanjutnya adalah sungkem. Pada ibu, ayah, dan ayah ibu mertua.



Acara selanjutnya saling suap menyuapi gitulah, MCnya menjelaskan makna dari setiap hal yang dilakukan tapi saya tidak bisa menghafalnya satu-satu. Hho. 


Kemudian acara saweran.



Giliran pengantin yang menyawer.

Dan sesi pertama pun selesai..



Oke sesi kedua adalah upacara adat sunda.
Acara diawali dengan lepas balon. 



Setelah itu orang tua kedua mempelai mulai memasuki pelaminan, barulah kemudian penari sunda mulai beraksi menyambut pengantin untuk menggiring nya ke pelaminan.

Sekilas mengenai upacara adat "mapag panganten" (sambut pengantin) merupakan atraksi seni yang melibatkan banyak seniman sunda. Ada seni tari. Salah satu yang ditunjukkan adalah tari merak. Tarian ini menggambarkan gerakan merak yang sedang memamerkan keindahan bulu sayapnya diikuti dengan instrumen gamelan atau degung dan karawitan sunda. 






Lalu kemudian muncul lengser atau Ki lengser. Lengser merupakan tokoh yang sangat ditunggu-tunggu dalam upacara adat pernikahan. Karena dia merupakan tokoh sentral seni bobodoran sunda. Biasanya diperankan oleh laki-laki tua yang dituakan berperan sebagai penasehat dalam adat pernikahan. Biasanya digambarkan dengan pakaian sederhana berupa baju kampret, celana pangsi, dan ikat kepala tak lupa dengan giginya yang ompong dan gerakan tarinya yang mengundang gelak tawa penonton. Ki Lengser bertugas mengarahkan jalannya upacara pernikahan hingga mempelai wanita dan pria duduk dipelaminan.


 Ki Lengser biasanya diiringi dengan Nyi Lengser. Kedua tokoh ini menghidupkan suasana dengan tingkahnya yang lucu.






Acara terakhir parasmanan dan salaman dengan para tamu. Tak lupa diiringi lagu dari grup nasyid.




Oh iya ditengah acara salaman dengan para tamu, tiba-tiba kami dapat kejutan berupa letusan kembang api disisi kanan kiri panggung.


Dan diikuti dengan acara lempar bunga.


Terakhir...


hanimun lombok

Sudah lama saya ingin berbagi pengalaman saya traveling ke lombok bareng suami. Pengalaman yang sangat tak terlupakan. Secara baru kali itu saya keluar pulau jawa dan naek pesawat pula. Wkwk. Setelah entah kerasukan apa, akhirnya pena saya kembali menunjukkan geliatnya setelah 10 bulan hibernasi.

Seperti yang pernah saya bilang di postingan saya seabad lalu, bahwa saya dan suami resmi menikah pada tanggal 1 Oktober 2016. Tanggal 5 oktobernya kami langsung bertualang ke negri antah berantah : Lombok. Hehe. Saya sebut antah berantah bukan karena apa apa sih, karena saya dan suami bener-bener gak tau lombok aja. Bermodal bismillah. Dan seabrek wejangan dari mbah google. Tapi justru disitu letak keseruannya. Hehe. 3 hari 2 malam dilombok dengan budget 5 jt/2 orang cukup murah kan? Secara kalo ngandelin jasa travel segitu itu belum termasuk PP pesawat. Ini udah termasuk sis. Kok bisa kok bisa? Check this out! *eeaa..

Sebulan sebelum keberangkatan kami sudah menyiapkan semuanya. Tiket PP pesawat dan juga booking hotel sudah beres. Kami berangkat hari Rabu 5 Oktober 2016 dan pulang hari jumat tanggal 7 Oktober 2016. See! Waktu yang sangat tidak umum untuk orang lain liburan kan? Itu sebabnya tiketnya bisa murah. Kami sengaja membidik waktu low sesion. Akan lain ceritanya jika kami berangkat weekend hari jumat pulang minggu misalnya, gak bakal dapet tiket pesawat 500rb an. Tiket penginapan yang biasanya harganya 700rban, pada low sesion harganya bisa sampai 100rban loh. Serius. Makanya sering sering deh pantengin tuh aplikasi booking hotel dan pesawat sebangsa traveloka*eeaa promosi.

Oke saya akan coba jabarkan rundown acara kami plus harga nya.

Rabu, 5 Oktober 2016
Kami berangkat dari Slipi jaya palmerah jakarta barat, kontrakan kecil kami waktu itu. Iya jadi sehari habis nikah saya langsung diboyong suami ke jakarta karena suami udah masuk kerja hari seninnya. Hah? Habis nikah langsung kerja? Iya jadi diperusahaan suami dikasih jatah cuti nikah cuma 3 hari. Suami sengaja ngambil cuti hari rabu kamis jumat ketimbang Senin selasa rabu, yah tau sendiri lah kenapa, lebih panjang liburan mepet weekend lah ya, jadinya ya konsekuensinya senin selasa suami harus langsung masuk kerja. Tentunya niat cuti juga sudah direncanakan jauh jauh hari sebelum keberangkatan. Jadinya booking apa apa dan nyusun rundown udah beres res. Kami bagi tugas, suami bagian perbookingan dan pembayaran wkwkk, saya kebagian bikin rundown dan cari info info akses ke destinasi liburan di lombok.

Tiket PP pesawat kami habiskan budget 2.300k / 2 orang. Jadi sekali berangkat perorang sekitar 500rb lebih. Lupa tepatnya. Kami berangkat naek Lion Air, pulangnya naik citilink.

Dari slipi jaya palmerah ke bandara soeta kami naek uber car. Murah meriah, harusnya kami bisa dapat diskon sampe 0 rupiah tapi karena internet lagi jelek (gabisa liat biaya uber via aplikasi selain mengingat2 tadi harga yang tertera berapa sebelum keberangkatan) dan kami buru-buru jadinya langsung bayar aja gitu sekitar 60rb plus tiket tol 20rban, jadinya kami bayar 80rb. Tips juga nih buat pembaca yang juga pengguna ojek online atau taksi online, kalau mau bayar biar si abangnya nunjukin dulu biaya transportnya berapa via aplikasi di hp drivernya, bukan liat harga di aplikasi kita ya, tapi di hp si abangnya. Soalnya suka ada diskon tuh, jadi harga yang tertera di hp kita sebelum berangkat sama pas nyampe biasanya udah beda krn kepotong diskon. Ya begitulah emak emak harus teliti.

Yeay alhamdulillah kami sudah sampai di bandara soeta jam 7 pagi (berangkat jam 6 pagi), padahal pesawat kami berangkat sekitar jam 9 pagi. Sengaja berangkat lebih cepat karena tau sendiri kan jakarta kota macet, jadi siang dikit, udah wassalam byebye tiket pesawat, hho. Alhamdulillahnya kami masih punya waktu untuk ke WC dan juga selfie*halah.

Oh iya karena konsep kami traveling, jadi kami cuma bawa 2 ransel ga ada bawa bawa koper yang ribet. Masing2 bawa ransel 1. Ransel suami isinya baju baju, ransel istri isinya peralatan mandi dan makanan huhahaha. Tentunya punya saya lebih enteng dongs. Ya ampun ternyata itu salah satu gunanya punya suami ya, akting berat dikit aja suami langsung sigap bawain barang kita hiks soswit, kenapa kita gak nikah dari dulu sih bang,*cut! action!

Jakarta-lombok ternyata hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam. Baru aja merem, udah nyampe. Dan sensasi mendaratnya itu loh ngeri ngeri sedap ya, hho.



Bandara Internasional Lombok ternyata jauh lebih kecil dari bandara soeta, tapi dekorasinya keren, banyak spot spot buat foto, hho. Keliatan banget pemerintah sini sangat serius mempromosikan pariwisata lombok. Tak terasa, waktu disana hampir dzuhur, kamipun memutuskan menunggu waktu dzuhur sambil foto2. Solat dzuhur dijamak ashar.

Nah selesai sholat, kami celingukan nyari-nyari tempat mangkal bus damri. Secara modal informasi kami cuma google. Dan ternyata penjualan tiket damri disediakan di pintu keluar bandara. Tujuan kami selanjutnya adalah ke gili trawangan. Dan penjual tiket menyuruh kami naik damri jurusan ke senggigi.

Tiket damri LOP-Senggigi = 35rb/orang

 Yup seenggaknya sama dengan informasi yang saya baca, maka berangkatlah kami dengan bus damri itu, bus yang penuh sesak dan full musik. Eh bukan musik ternyata yang diputer dibis ini, apa coba? tebak! Tausyiah ustad zainudin MZ coy. Serius. Masya Allah ternyata orang lombok itu adalah kota yang sebagian besar penduduknya muslim, mereka juga terkenal religius. Baru kali ini saya naik bis yang soundnya berisi siraman rohani. Saya agak lupa waktu itu isi tausyiahnya tentang apa, intinya yang saya ingat adalah jabatan, harta, keturunan itu cuma titipan, yang kekal itu amal shalih. Pokoknya waktu itu diperjalanan hening banget, orang2 pada khusuk ngedengerin tausyiah. Keren banget kan. hho.

2 jam kurang lebih kami diperjalanan, lumayan lama ternyata dan kami turun di terminal pantai senggigi. Sebetulnya tujuan kami bukan pantai senggigi, kami ingin ke pelabuhan bangsal. Karena untuk menyebrang ke gili trawangan ya lewat pelabuhan bangsal. Yang saya baca hasil searching diinternet katanya turun di senggigi disambung angkot. Dan angkotnya memang jarang jadi harus sabar nunggu angkotnya lewat. Nah tapi kami malah ditawari travel sama supir bus damrinya. Keliatan banget kali ya kami bertanya dengan muka bego dimana tempat angkot jurusan pelabuhan bangsal lewat. Si abang supir malah ngenalin kami ke supir travel, katanya ga ada angkot dari sini ke bangsal harus naek travel. Awalnya kami ragu, tapi karena hari sudah mulai sore dan kami juga khawatir kalo ternyata si abangnya beneran jujur kagak ngibulin, maka dengan muka polos kami pun ikut naek travel temennya si abang bis. Setelah menyepakati harga travelnya.

Travel senggigi-bangsal = 150rb

Kali ini travel yang kami naiki adalah mobil avanza hitam. Penumpangnya cuma kami berdua. Drivernya adalah Mas Uye. Beliau asli lombok dan sudah menjalankan bisnis travel sejak lama. Mas uye bilang memang tidak ada angkot ke bangsal dari senggigi, harus naek travel. Benar saja, sepanjang jalan kami tak pernah sekalipun berpapasan dengan angkot. Dan jalannya khas jalan menuju ke pantai, naik turun menuruni tebing dan disisi kiri langsung lepas pantai yang ombaknya guede banget. Spot yang bagus banget buat foto. Mas uye sempet nawarin kita buat berhenti untuk foto, tapi karena gerimis kami harus cukup berpuas hanya dengan mengagumi pemandangan lewat jendela mobil. Hho. Oh ya ketika itu jam menunjukan pukul 2 siang, kami sampai lupa belum makan siang. Akhirnya kami minta rekomendasi mas uye untuk berhenti makan ditempat makan yang murah dan oke. Jadilah kami makan di rumah makan ayam taliwang.

Ayam taliwang 1 porsi gede + nasi 2 + es teh 2 = 77rb.

Untuk ukuran mantan anak kost agak kaget sih dengan harga segitu, tapi sepertinya untuk harga makanan seenak itu dengan tempat yang oke di lombok pula, itu sepadan. hhe.

Sudah kenyang, kamipun meneruskan perjalanan. Ternyata perjalanannya cukup jauh, 1jam lebih sepertinya kami menghabiskan perjalanan. Mas uye sudah banyak cerita ngalor ngidul, tentang adat lombok ketika mau menikah. Secara dia tau kalo kita ini penganten baru, jadi omongannya ke pernikahan adat lombok. Sampai ngomongin asal mula kata lombok. Lombok itu ternyata artinya lurus. Cara bacanya pake hamzah di akhir, lombo'. gitu katanya hho. Seperti yang saya duga, lombok ternyata memang kota yang sangat religius. Sebagian besar penduduknya adalah muslim. Bahkan mas uye sempet cerita tentang asal usul Gubernur NTB yang hafidz Quran itu, Tuanku Guru Bajang. Tentang pesantrennya yang setara NU kalo di jawa. Tentang betapa bangganya rakyat lombok dipimpin oleh gubernur sereligius dan seberkarisma beliau. Tentang beliau yang sudha terpilih 2 periode. Keliatan lah ya gimana karakter seorang pemimpin jika sampai begitu dihormati oleh rakyat yang dipimpinnya. Pasti bukan orang sembarangan.

Dan akhirnya sampailah kami di pelabuhan bangsal. Di artikel2 diinternet yang saya baca, katanya mobil dilarang masuk ke pelabuhan bangsal, harus berhenti di gerbang luar pelabuhan dan disambung dengan cidomo. Cidomo itu nama delman kalo dilombok. Tapi ternyata mobil travel kami dengan mulus bisa masuk sampai ke bibir pantai pelabuhan. Mas uye bilang, itu peraturan dulu, sekarang kendaraan boleh masuk. Mas uye juga menunjukkan tempat penjualan tiket Perahu Public Boat menuju ke gili trawangan. Lagi lagi saya menemukan perbedaan dari apa yang saya baca diinternet dengan kenyataan yang ada disana. Ternyata perahu public boat menuju ke Gili trawangan selalu ada setiap saat, tidak sesuai jadwal seperti diinternet. Alhamdulillahnya kami tak perlu menunggu lama untuk kemudian perahu kami berangkat.

Perahu Public Boat Bangsal-Trawangan = Rp. 19.500/org. 2 orang jadi 39rb.



Perjalanan laut menuju gili trawangan memakan waktu kurang lebih 30 menit. Gili trawangan adalah pulau terjauh dari pelabuhan bangsal. Yang paling dekat adalah gili air dan ditengahnya gili meno. Gili trawangan juga merupakan pulau yang paling menjadi tujuan destinasi para turis mancanegara. Gili air adalah pulau paling sepi diantara 3 pulau kecil itu.

Oh iya di gili trawangan, gili meno, maupun gili air tidak ada kendaraan bermotor sama sekali. Transportasi yang biasa digunakan warga disana adalah cidomo (delman) dan juga sepeda. Jalan jalan disana juga masih berupa pasir pantai dan tanah, gak ada yang diaspal. Jadi kalo mau keliling pulau cukup menyewa sepeda.

Sewa sepeda/hari = Rp. 50rb x 2 = 100rb

Awalnya saya pengen nyewa 1 sepeda aja, jadi saya diboncengin suami hahahaa. Tapi kata si abangnya disini tanahnya kebanyakanberpasir mbak, "kasian masnya kalo harus membonceng, berat. ", akhirnya kami sewa 2 sepeda yang kecil. Okelah biar kayak adegan full house yang lagi hanimun dipantai. huhahaa..

Cukup sulit mencari alamat hotel yang kami booking via traveloka. Secara kami nyewa hotel hanya berdasar pertimbangan bagusnya dan murahnya haha, lupa lokasinya harusnya deket pantai. Jadinya ya ternyata lokasinya agak mblesek. Pantesan murah. Tapi gapapalah, namanya juga traveling. Haha.

Hotel *lupa nama hotelnya* 1 malam = Rp. 250rb

Kami memilih hotel yang cukup sederhana, tapi lumayan ada fasilitas AC, kamar mandi dalam, sarapan, dan mini bar. Karena lagi low seasion jadinya mini bar nya tidak ada bartendernya. Saya membayangkan kalo lagi high sesion mungkin bakal ada musik disko dan bule bule bawa botol minuman. hho. Untungnya penginapan kami lagi sepi. Itu sebabnya kenapa harganya bisa murah. Kata mas penjaga penginapannya kalo lagi high sesion harga normal disana bisa 600rb/malam. Hmm...

Kami check in sore hari, langsung bersih bersih dan siap-siap jalan jalan lagi keliling naek sepeda. yeay. hehe.

Gili trawangan hampir sepanjang pantainya berdiri penginapan atau klab malam. Bule dimana mana. Serasa berada di eropa. Pemandangan bule berbikini dan saling berangkulan bukan lagi pemandangan yang aneh disini. Hampir tiap sudut tempat semuanya bule, bahkan saya jarang bertemu wajah melayu pribumi selain penyewa sepeda, penjual toko dan restoran, atau supir cidomo. Turis lokal jarang sekali kami temui. Mungkin karena bukan waktu libur nasional jadinya jarang ada turis lokal. Wanita berjilbab juga merupakan pemandangan yang sangat langka. Selain gadis berwajah arab dan suaminya yang brewokan yang baru saja kami temui di mesjid ketika kami solat maghrib. Malam hari mulai ingar bingar musik bersahut sahutan di sepanjang pantai. Tiap berpapasan dengan bule berbikini saya cuma lirik ke arah suami. Ternyata dia buang muka, wkwkwk. Masya Allah solehnya kamu bang. Liat ke hayati aja ya engkuh jangan ke bule. hihi.

Selesai solat dimesjid, kami mulai hunting makanan. Agak risih untuk kami makan ditempat makan yang dipinggir pantai, karena pasti penuh bule yang lagi joget joget sambil nyekek botol minuman. Akhirnya kami menemukan penjual sate pinggir jalan yang lagi melayani bule arab berjilbab yang tadi kami temui di mesjid. Kami takjub pada penjual sate itu, ternyata ibu penjual sate bisa bahasa arab. Belakangan saya tahu bahwa ibu penjual itu pernah jadi TKW di arab. Saya kira hampir semua orang gili trawangan bisa bahasa inggris arab karena terlalu sering berintetaksi dengan bule. Kalo bahasa inggris mah emang anak anak kecil pribumi disana juga ternyata mahir inggris.  Oke balik lagi ke cerita, hho, ngeliat si turis arab beli, saya dan suamipun ikutan beli, sepertinya memang lebih nyaman beli street food daripada duduk direstoran tapi telinga berdenging karena berisik full musik.

Sate ayam seporsi 15 tusuk + lontong 2 porsi = 35rb.

Kami makan sate tusuk menghadap pantai, ditemani suara debur ombak dan kerlap kerlip lampu dari klab malam disisi pantai.

Selesai makan kami beli air minum mineral di toko kelontong kecil. Air minum mineral disini produk lokalnya bermerk Narmalade, untuk yang 1,5 liter seharga 8000 rupiah, kalo merk tetkenal seperti aqua harganya 10.rb.

Air mineral 1,5 L = Rp. 8rb
Sandal jepit swalow = Rp 25rb

Iya jadi saya ke lombok pake sepatu sandal yang bikin lecet kaki, jadinya digili saya perlu beli sendal jepit. Hho. Kalo suami mah udah prepare, dia bawa sepatu dan juga sendal jepit.

Setelah kenyang makan makanan berat, kami ngobrol dengan ibu penjual sate bahwa ke arah pantai (entah timur entah barat saya lupa) ada surganya kuliner street food yang murah meriah. Tanpa pikir panjang kamipun cus naik sepeda ke lokasi. Setelah sekitar 10 menit kami menggowes sepeda akhirnya tibalah kami di pasar tumpahnya gili trawangan. Semacam kumpulan pedagang kaki lima nya gili trawangan. Bedanya gak pake tenda, semuanya hanya beratap langit.

Dengab kamera hape seadanya saya hanya menangkap sedikit gambar dengan pencahayaan bagus. Maklumlah malam hari, jadi kamera hape agak susah dapet gambar oke. Hho. Disana dijual berbagai macam makanan seafood. Ada yang sudah ditusuk tusuk dan dibakar. Harganya tergantung isinya. Saya beli 2 tusuk sate udang, udangnya besar besar dan mantap dilidah. hho.

1 tusuk sate udang isi 3-4 udang = 10rb

Karena kami sebetulnya sudah kenyang makan sate, akhirnya kami hanya keliling pasar. Ngeliat bule bule yang lagi pesta seafood. Dan percakapan pedagang dan bule bule yang cas cus cus bahasa inggris. Keren dah berasa ada di eropa.

Setelah lelah berkeliling dan beristirahat sejenak di dermaga sembari memandangi deburan ombak, kami pun memutuskan kembali ke penginapan. Sebelumnya kami mampir ke toko kelontong lagi.

Air mineral 1,5 L= 8rb x 2 = 16rb
Chitato besar = 15rb

Sampai penginapan kami ngemil sebentar ngobrol ngobrol lalu tepar karena kelelahan.

Kamis, 6 Oktober 2016

Subuh subuh kami sudah bangun, dan suami pamit ke mesjid. Saya agak khawatir pas dia berangkat ke mesjid, karena jalanan menuju penginapan kami itu sangat gelap dan agak jauh ke mesjid. Tapi alhamdulillah jam 5 pagi saja langit lombok sudah agak terang. Sepulangnya suamj dari mesjid, sebelum benar benar terang, kami segera memulai petualangan kami dihari itu. Niatnya sih ingin berburu Sunset. Tapi langit matahari benar benar cepet banget nongolnya, hho. Jadilah kami hanya foto seadanya di pinggir pantai.







Setelah search via GPS, kami berkeliling dengan sepeda mencari spot foto yang "lombok" banget. Taraaa....




Sebelum jam 8 pagi, kami buru buru balik ke penginapan, karena jam 8 adalah jadwal breakfast.


Jam 8 kami memutuskan untuk langsung check out. Karena jam 9 pagi kami mau langsung snorkling seharian keliling 3 gili, yeay...
Ngeliat menu breakfastnya yang western banget saya cuma bengong. Kenyang kagak ya. Hiks. Sembari ngedumel sama suami kalo masak begini doang mah saya juga bisa. Mau 3 porsi juga ayok dibikinin, cetek begitu. Wkwkk *dasar emak emak.

Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, bahwa rencana hari ini adalah snorkling keliling 3 gili plus makan siang dan sewa alat snorkling. Harga normal 125rb/orang, tapi karena kami satu satunya peserta pribumi yang ikut ekspedisi itu, jadilah kami dapet harga nawar yaitu..

Snorkling keliling 3 gili + sewa kapal + makan siang + sewa alat snorkling = Rp. 100rb/orang x 2 = Rp. 200.rb

Dan inilah wajah sumringah orang yang dapat diskonan. wkwkk

Setelah nunggu penumpang penuh dan fitting alat snorkling. Perahu pun cuss berangkat.
Oh iya peralatan yang disewakan berupa : 1. masker + snorkel, 2. Fins / kaki katak, 3. pelampung. Yang ketiga adalah pilihan terakhir bagi yang gabisa renang wkwkkk.

Sebelum berangkat kami juga beli aqua kecil buat bekal minum dijalan.
Air mineral aqua = Rp. 5000
Dan ternyata oleh panitia snorkling kami di kasih minum masing-masing 1 botol/orang.




 Ada yang aneh gak? iya jadi dari semua penumpang yang pake pelampung cuma kita doang. Kedalaman laut yang bakal kami selami sampe 3 meter sih, kemampuan pas pasan renang kami tentu gak banyak membantu, bukannya enjoy liat pemandangan malah rempong kelelep ntar. wkwk. Tapi kami cuek aja soalnya isi kapal semuanya bule. Semuanya. Pribuminya cuma kami berdua sama si abang panitianya.

Laut yang pertama kami selami adalah laut disekitar gili trawangan, kemudian menuju ke sekitaran laut gili meno yang katanya dikedalaman tertentu bakal ketemu penyu, karena memang tempat penangkaran penyu. Tapi karena kami hanya bisa ngambang dipermukaan jadinya yagitu deh wkwkk. Kami harus cukup berpuas diri merekam apa yang kami lihat via lensa mata kami. Saya terlalu takut mencelupkan hape saya ke air padahal sudah dibungkus pembungkus khusus anti air. Kami juga gak cukup niat dengan membawa kamera anti air. Sedih sih, tapi yasudahlah yang penting kan pengalamannya hehe. Kami juga dibekali roti ketika menyelam oleh abang2 nakhoda kapalnya. Begitu roti dibawa ke air dan kami membuka tangan kami, puluhan ikan kecil warna warni menyerbu kami. Huwooo cocuit banget deh. Aaakkk plis beliin baim kamera ya Allah. haha. Geli geli gimana gitu ketika ikan ikan itu mengerubungi tangan saya. Airnya yang masya Allah jernih membuat pandangan kami jelas hingga ke dasar. Kedalamannya sekitar 4-5 meter ketika itu. Terumbu karang yang indah. Masya Allah andai hayati bisa nyelem....

Siang hari sekitar jam 12 kapal kami berlabuh di gili meno (apa gili air ya lupa) untuk makan siang.




Oh iya sebelum keberangkatan kami diberikan daftar menu makan yang akan kami pilih pas makan siang. Saya pilih steak, haha, suami mah nasgor. Sayangnya gabisa milih 2 porsi *menurutloh.

Nah selesai makan, kami pun melanjutkan perjalanan ke spot snorkling terakhir. Ada cerita lucu, jadi kan siang itu ombak dilaut memang agak besar, karena lagi musim hujan, dan memang agak gerimis. Jadinya saya dan suami yang renangnya pake pelampung, harus bersusah payah berenang menuju spot bagus untuk liat pemandangan bawah laut. Kalo suami sih enak, kakinya panjang dan dia juga pake fins. Nah saya, udah bantet, gak pake fins pula udah kayak kura kura lagi berenang ditempat. Berulang kali suami harus mendorong saya untuk maju karena upaya saya untuk memboseh tak kunjung membuat pergerakan yang berarti wkwkkk. Nah baru aja nyampe dilokasi yang ditunjuk si abang panitia, abang abang di kapal udah berisik tereak2 suruh naek kapal. Yassalam bang, bentar napa? hayati lelah. Mau gak mau sayapun balik arah buat renang menuju kapal. Dan penumpang yang terakhir nyampe kapal cuma saya dan suami wkwkk. Iya suami juga ikutan lelet karena susah payah dorong dorong saya dari belakang. Si abang akhirnya memberikan pertolongan melempar tali dari kapal. Suami duluan berenang menggapai tali, saya kayaknya sekuat apapun mengayuh tetep kagak maju maju wkwkk. Akhirnya saya ditolongin bule, ditariknya tangan saya dan dibantu menggapai tangga kapal. "Are u okay?" katanya ngeliat saya hah heh hoh keabisan nafas. "yes im fine, thanks." jawabku susah payah mengatur nafas. Wkwkk ampun dipikir2 sekarang kocak banget dah. Itu karena ombaknya loh yang gede jadinya susah renangnya beneran. *iyain aja deh. wkwkk

Dan yeay alhamdulillah sore hari kami sampailah di gili trawangan. Dalam keadaan basah kuyup kami mengambil tas ransel kami ditempat penitipan tas di basecamp agen snorklingnya. Dan karena berburu dengan waktu, buru-buru kami ke pelabuhan pesan tiket ke gili meno. Yup, penginapan kedua kami adalah di gili meno. Yuk cuss.





Kami naik perahu gili trawangan-gili meno = Rp. 35rb/org.

Oh iya sebelum ke gili meno, kami siap siap membawa uang kes yang agak banyak dari atm di gili trawangan. Menurut mbah google, gili meno tidak seramai gili trawangan. Jarang ada atm dan jarang ada penjual air mineral. Jadilah kami siap siap beli bekal minuman dan makanan dari gili trawangan.

Air mineral 1,5 liter Narmalade = 8rb x 2= 16rb
Biskuit togo + Saltcheese = 18rb

Sekitar 15 menit perjalanan ke gili meno. Sesampainya disana kami langsung mencari hotel yang sudah kami booking dan check in. Penginapannya ternyata tidak terlalu jauh dari bibir pantai, itulah sebabnya kami tidak menyewa sepeda.

Hotel Harum Meno = Rp. 170rb/malam

Check in, mandi, bersih-bersih, mengingat baju kami basah semua sehabis snorkling. Kali ini kami memilih penginapan bertema bungalow. Semuanya dari kayu. Adem. Dan murah meriah. Padahal kalo kami check in ketika high sesion harga hotel ini bisa sampai 600rb. Serius.

Setelah shalat maghrib, kami mulai hunting makan malam. Suasana malam di gili meno berbeda jauh dari gili trawangan. Di gili meno suasana sangat sepi. Rumah makan hanya hitungan jari. Jarang terdapat toko kelontong. Apalagi atm sama sekali tak pernah kami temui.





Sepi dan syahdu, berdua pula denganmu*uhuik.

Ikan mahi-mahi 1 tusuk = 75rb
Nasi 1 porsi = *lupa
Nasi goreng = 33rb
Es teh = 15rb
Kopi = 15rb
Air mineral = *lupa.
total = Rp. 143 rb.

Jam 9 malam setelah ngobrol ngalor ngidul di saung tempat makan, kamipun pulang ke penginapan, dan tertidur pulas.

Oh iya pas sebelum mau tidur, suami kaget pas tau pesawat kami berangkat besok sore. Iya jadi rencananya kami masih mau nginap di hotel di pantai senggigi. Kami sudah memilih penginapan, untungnya belum booking. Haha. Niat pulang sabtu, malah jumat. Yah baiklah, mungkin rezeki kami di lombok cuma sampai disini.

Jumat, 7 Oktober 2017

Esoknya seperti biasa kami berangkat sehabis subuh dan jalan jalan keliling pantai. Tak ada yang istimewa di gili meno. Sepi sekali. Tapi ya justru karena sepi itu jadi rasa pantai milik berdua.*huek. hahaha... Denger-denger di gili air malah lebih sepi dari gili meno. Itu sebabnya kami tak tertarik menjelajah di gili air.





Di gili meno ternyata terdapat danau kecil ditengah pulau. Bermodal GPS, kami jalan menuju danau tersebut. Dan ternyata jauuuhhh bgt dari bibir pantai. Saya sampai ngambek sama suami karena saya capek dan dia keukeuh nanggung katanya kalo mau nyewa sepeda. Hiks. 



Dan ternyata sesampainya di danau, pemandangannya biasa aja. Sepi pula. Hiks. "Hayati lelah, bang."
"Seenggaknya tau danau di gili meno itu kayak apa. " jawab suami dingin. Zzzzz...

Akhirnya dengan langkah terseok seok, betis yang udah segede betis abang becak, kamipun sampai dipenginapan. Mandi dan check out. Hiks, bye bye gili meno.




 Sarapan kali ini gak jauh beda sama penginapan di gili trawangan, ala western yang kalo diperut orang indonesia mah bukan sarapan, tapi ngemil. hho. Yup telor goreng, roti sama teh. Kali ini bisa milih menu sih, cuma ya intinya telor roti atau french fries gitulah. Setelah kenyang kami bingung mau kemana. Haha. Iya secara perahu dari gili meno menuju ke pelabuhan bangsal jadwalnya setelah dzuhur. Gili meno kan pulau sepi, jadi jadwal keberangkatan dari gili meno menuju pelabuhan bangsal gak sebanyak trawangan-bangsal. Alhasil kami gelar dulu tikar dipinggir pantai sambil nunggu adzan dzuhur. Suami juga harus jumatan.




Yeay akhirnya berat-berat bawa jas hujan dari jakarta berguna juga. Haha. Secara kemaren pas hujan dari gili trawangan kaminya udah terlanjur basah-basahan sehabis snorkling jadinya gak make jas hujan. Kami udah bosan selfie, akhirnya kami mulai buka socmed. Berasa udah terisolir banget dari dunia elektronik, begitu buka fb tau tau dunia lagi heboh kasus penistaan agama oleh ahok. Hoho. Iya kan kejadiannya itu awal oktober kan ya. Kami bener bener baru tau ya pas di gili meno itu. "Wah bakal rame nih." pikir saya ketika itu. Ternyata bener. 

Setelah suami selesai jumatan kami masih sempet nyari makan siang. Kami nemu warteg dong di gili meno hahahaa. Surga banget. Enak dan murah.

Makan nasi + lauk komplit = 15rb/porsi x 2 = 30rb
Air mineral 1,5 L = 8000

Setelah kenyang kami menuju pelabuhan, beli tiket:
Perahu boat gili meno-bangsal = Rp. 14rb/org x 2 = 28rb



Begitu kami sampai di pelabuhan bangsal, tiba-tiba turun hujan deras sekali. Untungnya sehari sebelumnya kami sudah menghubungi mas uye untuk nyewa travel lagi. Dan sesuai janji travel mas uye sudah tiba di pelabuhan bangsal untuk menjemput kami. Sayangnya kali ini supirnya bukan mas uye, mas uye lagi narik penumpang lain katanya. Tapi drivernya itu masih terhitung kerabat mas uye. Kayaknya sekeluarga emang pengusaha jasa travel semua.

Travel pelabuhan bangsal-Bandara LOP = Rp. 300rb

Ya dengan sisa sisa tenaga kami dan diaminin dengan hujan yang deras, akhirnya kami memang memutuskan langsung saja naek travel menuju ke bandara, biar gak ribet. Sekaligus bisa request berhenti ditoko oleh-oleh. Mas drivernya saya lupa namanya, beliau agak pendiem dari Mas uye, jadinya gak banyak cerita, lagipula kami sepanjang perjalanan tidue pules, kecuali pas sama masnya dibangunin untuk mampir ke toko oleh-oleh. Oh ya perjalanan kali itu yang kami tempuh berbeda dari jalan keberangkatan kemaren, kami pake jalan alternatif lain yang kata mas drivernya sepanjang jalan banyak monyet berkeliaran dijalan. Benar saja, sepanjang jalan kami melihat banyak monyet liar yang lalu lalang dipinggir jalan, sama sekali tak terganggu dengan mobil atau motor yang lewat. Jika kemaren pemandangan perjalanan kami didominasi pantai, kali ini kami melewati pepohonan rimbun yang dipenuhi monyt bergelantungan. Serasa ditaman safari gitu deh. Hoho. Gak nyesel naek travel pulangnya. Yah meskipun ujung-ujungnya ini mah traveling ala ala haha, yang penting selamat dan sehat. 

Kami beli oleh-oleh cemilan, karena sudah agak lama, saya lupa beli oleh-oleh apa aja. Intinya keripik gitu sama dodol rumput laut apa ya. Gitulah. Entah beli berapa bungkus, pokoknya semua oleh-oleh dipack sekardus. Secara banyak banget yang mesti kami bagi oleh-oleh.

Oleh-oleh snack sekardus besar = Rp. 316rb

Tak lupa kami juga mampir ke toko oleh-oleh mutiara khas lombok. Harga mutiara disana tersedia mulai dari yang termahal sampai termurah. Yang harganya cukup mahal biasanya dikombinasi dengan emas atau perak. Kalau kombinasi stainlesa steel mah murah-murah, bisa dapet 20rban. Saya lupa rincian harganya pokoknya saya habis belanja:

Cincin entah berapa biji + gelang entah berapa = Rp 300rb

Yap dan setelah menempuh perjalanan entah berapa jam, karena saya sempat tidur pulas banget, akhirnya sampai di bandara lombok. Kami langsung shalat dan makan.

CFC (California Fried Chicken) nasi + ayam + minum = Rp. 69rb / 2 orang.


Dan akhirnya tibalah waktu kami berpisah dengan lombok. Semoga suatu saat nanti punya kesempatan untuk kesini lagi. Ke Pantai Pink misalnya, atau ke labuan bajo. hehe. Aaamiiinnn. 

Sesampainya di Bandara soeta kami kehausan. Beli minuman deh.

Air mineral aqua = 5000
Fresh Tea = 10.000

Kami pulang naek uber car lagi.
Tol + Parkir Bandara Soeta = Rp 20rb
Uber car = Rp 55rb



Yup total traveling lombok kami kali ini menghabiskan dana Rp. 4.970.000,-

Semoga perjalanan kami ini bisa menjadi referensi untuk pembaca yang yang ingin ke lombok juga. Terimakasih banyak yang tak terhingga pada Allah tentunya yang telah memberi kami umur dan rezeki untuk menjelajahi ciptaanmu dibelahan bumi lain. Dan terimakasih banyak pada suami tercinta. Ini kado pernikahan terindah dan teromantis yang pernah saya terima. Next trip kemana lagi bang? hehe...