Selasa, 01 Agustus 2017

deynidimyswedding

Saya termasuk yang sangat beruntung, bisa merasakan pernikahan dengan adat sunda yang kental. Saya asli mojang sunda, begitupun suami saya ditakdirkan juga berasal dari jajaka sunda. Tanggal 01 Oktober 2016 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi saya. Dipostingan saya kali ini, mari kita bercerita lewat foto.

Hari jumat sore tanggal 30 September 2016, rumah gadis sunda yang hendak menikah biasanya diadakan acara siraman.




Kalo kata teteh yang sudah duluan menikah, upacara siraman itu sungkemnya gadis sunda yang mau dinikahkan part pertama sama ayah ibunya. Biar ntar pas sungkeman kedua diacara nikahan gak terlalu sedih lagi jadi make up nya gak akan luntur*what? wkwkwkk. Tapi emang iya sih, pas siraman suasana syahdu banget, sedih banget, secara acara itu mewakili perawaan orang tua ketika hendak melepas anak gadisnya kepada laki-laki asing yang nantinya akan meneruskan estafet pertanggungjawaban seorang wanita dihadapan Allah. Masha Allah merinding.


 Dalam upacara siraman selain orang tua, uwa, bibi, paman, nenek, kakek, keponakan, sepupu, adik, semuanya juga saya sungkemin. Mereka juga giliran satu persatu menyiram saya sembari merapalkan doa-doa yang mengangkasa yang semoga dikabul oleh Allah swt. Aamiin.
Acara siraman diakhiri dengan doa dan sawer koin.


Oh ya yang saya rangkul difoto diatas ini adalah adik-adik saya. Uniknya ketika siraman adik-adik juga ikut disiram, saya yang dapat giliran mengusap air siraman ke muka mereka sembari merapal doa untuk mereka. MCnya mendubbing saya ketika saya menyiram adik yang intinya bahwa saya nitip ayah dan ibu pada mereka, itu momen yang cukup membuat saya nangis bombay, hho.

Yah dan besoknya langsung saja ke acara inti.

TheDay
Sabtu, 01 Oktober 2016

Sehabis shalat subuh, saya sudah mulai dirias dan tangan saya dilukis henna putih. Bener-bener pengalaman tak terlupakan. Jadi raja dan ratu sehari. Hho.



Pakaian yang saya pakai adalah pakaian pernikahan adat sunda. Yang menjadi ciri khas adalah sigernya atau hiasan kepala yang entah berapa kilo itu. Ini pertama kalinya kepala saya dijejelin dengan konde segede gaban, sampai pusing kepala saya. Dan u know, kepala saya keleyengan dan akhirnya muntah, hehe. Iya makanan yang sejak subuh mati-matian saya telan pun keluar lagi semua. Untungnya riasan yang tebel buanget itu gak rusak karena kejadian. Iya padahal berkali-kali saya sudah wanti-wanti sama mbaknya agar jangan terlalu menor, mbaknya jawab "itu udah natural neng." Hmm... baiklah untuk kali ini saja. Karena tinggal beberapa menit lagi saya harus menuju pelaminan, akhirnya saya menelan parasetamol dan air putih sebelum in action. Alhamdulillahnya setelah isi perut keluar, kepala saya jadi agak ringan dikit. Ampun deh cukup sekali saya ngalamin siksaan kayak begini. Rasanya pengen cepet acara selesai dan saya lepas beban dikepala. Hiks. Cukup beban di pundak yang berat, dikepala jangan.


Seketika jantung saya berdegup kencang ketika terdengar suara gaduh diluar bahwa pengantin pria telah datang.




Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan, tilawah, dan sambutan-sambutan. Sementara saya masih dagdigdug menunggu harap-harap cemas dikamar pengantin. 


Setelah serah terima seserahan dari pihak laki-laki, tibalah saatnya saya dipanggil menuju tempat akad. Jangan tanya gimana perasaan saya waktu itu. Jalan aja kayak kagak napak saking nervousnya.


Akhirnya tibalah acara paling sakral dalam pernikahan, yaitu ijab qobul. Dan kalimat mitsaqan ghalidha itupun terucap dengan mulus diikuti oleh kata "saaahhh" dari para saksi dan hadirin. Alhamdulillah.



Acara selanjutnya adalah sungkem. Pada ibu, ayah, dan ayah ibu mertua.



Acara selanjutnya saling suap menyuapi gitulah, MCnya menjelaskan makna dari setiap hal yang dilakukan tapi saya tidak bisa menghafalnya satu-satu. Hho. 


Kemudian acara saweran.



Giliran pengantin yang menyawer.

Dan sesi pertama pun selesai..



Oke sesi kedua adalah upacara adat sunda.
Acara diawali dengan lepas balon. 



Setelah itu orang tua kedua mempelai mulai memasuki pelaminan, barulah kemudian penari sunda mulai beraksi menyambut pengantin untuk menggiring nya ke pelaminan.

Sekilas mengenai upacara adat "mapag panganten" (sambut pengantin) merupakan atraksi seni yang melibatkan banyak seniman sunda. Ada seni tari. Salah satu yang ditunjukkan adalah tari merak. Tarian ini menggambarkan gerakan merak yang sedang memamerkan keindahan bulu sayapnya diikuti dengan instrumen gamelan atau degung dan karawitan sunda. 






Lalu kemudian muncul lengser atau Ki lengser. Lengser merupakan tokoh yang sangat ditunggu-tunggu dalam upacara adat pernikahan. Karena dia merupakan tokoh sentral seni bobodoran sunda. Biasanya diperankan oleh laki-laki tua yang dituakan berperan sebagai penasehat dalam adat pernikahan. Biasanya digambarkan dengan pakaian sederhana berupa baju kampret, celana pangsi, dan ikat kepala tak lupa dengan giginya yang ompong dan gerakan tarinya yang mengundang gelak tawa penonton. Ki Lengser bertugas mengarahkan jalannya upacara pernikahan hingga mempelai wanita dan pria duduk dipelaminan.


 Ki Lengser biasanya diiringi dengan Nyi Lengser. Kedua tokoh ini menghidupkan suasana dengan tingkahnya yang lucu.






Acara terakhir parasmanan dan salaman dengan para tamu. Tak lupa diiringi lagu dari grup nasyid.




Oh iya ditengah acara salaman dengan para tamu, tiba-tiba kami dapat kejutan berupa letusan kembang api disisi kanan kiri panggung.


Dan diikuti dengan acara lempar bunga.


Terakhir...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar