Selasa, 25 November 2014

anomali yang hiperbola


Hanyalah kata yang bisa mendeskripsikannya. Tapi ternyata-entah saya harus bangga atau kecewa-saat ini saya jauh lebih cerdas dari kata. Kata bahkan tak cukup hebat menjelaskan apa yang ada difikiran saya. Saya benci harus berkata. Lalu kata membalas kebencian saya. Atau jangan jangan saya dikutuk kata? Saya selalu terbata mengeja kata agar jadi makna. Andai berkata tak harus bermakna. Bingung kan lo? Sama. Saya juga bingung mau nulis apa. *eerrrrrr...

Satu-satunya kata yang bisa saya urai sekarang adalah rindu. Saya rindu. Saya rindu kalian. Tapi rasa rindu saya tak sesederhana itu. Rasa rindu ini sudah mencapai titik dimana saya membenci waktu. Benci karena dia menertawakan saya yang merengek memohon berlutut agar dia berhenti berlari. Dan membawa kalian  kembali. Segera. Sekarang.

Kalian yang mengajarkan bahwa hidup itu sesimpel tertawa. Kalian yang menyihir saya entah bagaimana bahwa kehidupan remaja itu tak melulu soal punya pacar, malam mingguan, dan romantisme klisenya. Kalian yang bilang bahwa persahabatan itu bukan soal kamu ingin aku terlihat bagaimana tapi soal bagaimana aku, tak peduli apa katamu. Saya didewasakan dengan sihir kalian. Tapi ternyata sekarang saya sadar bahwa dewasa itu tak sebercanda itu. Entahlah kenapa saya harus sadar. Mungkin sihir kalian sudah expired. Dan ketika saya mau merestoknya lagi, kalian telah pergi.

Kali ini, izinkan rasa rindu ini menjelma jadi cerita. Walaupun saya bukan andrea hirata tapi disini saya akan mempersunting kata agar kisah kita menjadi fenomenal seperti ada apa dengan cinta.*cuih.

Sebenernya udah pernah nyerita tentang kalian sih. Disini balada wisudanisasi . Tapi kalian itu kayak bakteri. Cepet banget bereplikasi. Ah lagipula saya lagi rindu mau bagaimana lagi. Dengarkan saja sambil menghirup aroma secangkir kopi. 

Saya ingin mengatakan pada semesta bahwa persahabatan kita lebih keren dari laskar pelangi, lebih konyol dari film 5 senti, lebih bagusan drama korea "reply" sih tapi (?). Berkawan dengan kalian seperti dibesarkan bersama teka teki. Labil dan anomali.

Dulu sekali sebelum adam bertemu hawa-kagaklah kejauhan-sebelum cinta bertemu lagi dengan rangga*12taunlalu.red, telah tertanam paradigma mutlak dalam alam bawah sadar saya bahwa wanita itu lembut, anggun, selalu mengalah, feminin, suka boneka, dan tidak suka peperangan. Sementara makhluk bernama laki-laki itu dingin, egois, menyebalkan, gengsi minta maaf, pemberani, selalu merasa benar, dan tak mau mengalah. Tapi tapi tapi voila... keyakinan yang sudah mendarah daging itu musnah menjadi abu setelah mengenal kalian. 

Cewek itu anggun? Hah? Mana ada. Cowok itu tak mau mengalah? Ah nggak juga. Yah kurang lebih ini adalah ekspresi kekagetan paling sederhana yang bisa saya jelaskan mengenai kalian.

Tapi manusia macam apanya kalian tentu tak bisa digeneralisir. Karena yah sekali lagi kalian anomali. Sama seperti saya. Serius. Menemukan kalian diantara milyaran manusia didunia itu seperti menemukan manusia di luar angkasa. Sespesies. Dan langka.



Anggi misalnya. Wanita yang kesingnya seanggun tokoh alya di AADC, tapi dalemnya men, kayak cabe. Pedas. Pedih. Pait. Kadang asin. Dan membakar. Suara boleh halus tapi isinya peluru. Sampe kalo kita kita nih makan trus kurang pedas, anggi sampe bilang, "kurang pedas? Liat saya. Dijamin lada." dan semua sepakat tentang itu. Hey kau, kalo mau janjian sama anggi jangan coba coba telat atau tiba tiba membatalkan, karena jika sampai kau melakukan kesalahan paling fatal setata surya itu maka dia akan membuatmu tak bisa bernafas hingga akhirnya mati aja deh lo. Dia tak akan mengangkat teleponmu, tak akan menjawab smsmu, dan wasap akan di read doang. Bersiaplah dongkol selama beberapa abad kedepan sampai dijah yelow jadi artis sampai firaun terbangun dan maen tamagochi. Tapi kalo dia moodnya sudah membaik, maka ujug-ujug tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan badai, dia akan datang ngesms ngajak makan dan menyapamu seolah tak terjadi apa apa. #kanAnjir.

Kalo ada orang lain kesemprot sama anggi, kita-kita akan segera bilang, "maklum ya dia lagi PMS." walaupun kami juga bingung kapan dia gak PMSnya. Awal awal kamu akan shock berat berteman dengan dia, tapi semakin kamu berhasil mengisi teka teki silangnya dengan baik maka marahnya dia itu akan kamu anggap sebagai angkot. Lewatnya tiap saat tapi yaudah papahare aja.

Yang saya suka dari dia adalah dia itu jujur banget. Banget banget malah kadang jeplaknya sampe nyesek. Dan dia juga sangat percaya diri. Optimis. Dan amazinglah pokoknya. Dia juga supel, pandai menguasai topik dan mengarahkannya dan dia juga detail. Jangan salah. Pedas pedas juga dia itu feminin pisan. Jago masak dari alif sampai ya. Gape nyulam, bikin bros, jait, kreasi dari kain flanel or sejenisnya yang ibu rumah tangga banget. 

Mau tau jujurnya anggi sampai gimana?
Ceritanya selesai makan si dimy siap siap pergi dan memakai kacamatanya. Tiba2 anggi bilang...
"dim, jangan pake kacamata ih."
"kenapa?"
"ganteng."
Dan kamu tau respon dimy?
"GOBLOK...!!!"
Ngakak saya guling guling. Orang muji bukannya bersyukur malah ngumpat. Anggi said #kanAnjir.
Iya dimy ganteng sih tapi gak gitu juga dim. Wkwkwk...

Segarang-garangnya gading akhirnya ada yang retak jua. *tak ada gading yang tak retak keles. Apapunlah intinya adalah titik kelemahan dia adalah... Ssssttt... saya bisikin. Jangan bilang siapa siapa oke? Janji? Cak huh hah dor dar gelap fiyuh...
Eng ing eng.... Padang. Wkwkwk... Iya dia suka padang. Entah darimana itu si padang bisa menguncinya hingga tak bisa pergi kemana mana. Daebaklah bisa menjinakkan makhluk bernama anggi.

Menjinakkan saya kira bukan kata yang berlebihan. Karena biasanya anggi yang menjadi penjinak. Katakanlah robbii dimar yang kartu as nya sudah dipegang anggi. Lalu sekarang dimy. Saya sampai bengong liat dimy bisa ketawa ngakak begitu diceritain sama anggi. Soalnya sama lawakannya aja si dimy ga ketawa tuh. Tapi kalo lawakannya garing sih iya dia ketawa sendiri.

Ya makhluk anomali selanjutnya adalah dimy (yang lagi ngupil)


Dimy itu yang paling irit ngomong sebenernya. Tapi karena dia salah gaul (gaul sama kami,red) jadinya begitu itu gak keruan. Kalo ngomong suka ngajak mikir dan habis itu ngakak. Kayak kejadian ini:
Inyong: dey, firaun sebelum mati teh sempet masuk islam ya?
Saya: hah? Nggak kok.
Dimy: iya sebelum mati dia sempet masuk laut.
Saya: zzzzzzz

Atau ini, ceritanya bahasan kita tentang jodoh.
Anggi: one day you'll find someone who shows you why it never worked out with someone else.
Dimy: itu maksudnya gimana gi?
Inyong: translate-in gi biar paham
dimy: iya translate-in. Toefl gue cuma 300. Ngisi nama doang.

Trus pas saya ngutip kalimat dari meme...
Saya: i found the right one in the.... *lupa
Dimy: in the kitchen....
Anggi: *ngakak.

Atau pas saya ingin belajar menjadi wanita anggun.
Inyong: mana ada anggun, kamu mah agnes.
Saya: iya nyong banyak sih yang bilang saya mirip agnes
dimy: ckckck... Agnes. Agak ngenes.
#kanAnjir.

Dan kalo ngomong selalu muter. Jaim tingkat dewa.
Ceritanya dimy ngajak makan kita2 dan minta sy jarkomin.
Dimy: makan kenyang nih kayaknya.
Saya: hah? Dimy gak salah ngirim line kan?
Dimy: nggak. Siapa tau masih laper. Dimy tadi puasa.
Saya: yaelah kenapa gak to the point sih.
*kan jadi pengen garuk garuk tanah.

Hingga pas suatu hari dia ngajak makan lagi, tapi karena selalu ngedadak dan kami masing masing udah terlanjur punya janji atau udah makan, maka harusnya sih kami bilang gabisa. Tapi karena kami prihatin juga sih kasian keseringan liat dia ditolak, sebagai sesama jomb-ah bukan- tuna asmara kami pun sepakat mengantarnya makan. Nganter doang coba gila, yang nganter seRT yang makan dia doang, gak setia kawan apalagi kita? Wkwkwk.

Poin penting yang ingin saya garis bawahi dalam tulisan ini adalah. Berkawan itu bukan ilmu eksakta tapi ilmu sosial. Tak ada kata seharusnya begini dan seharusnya begitu namun bersahabat itu fleksibel dan dinamis. Saya selalu terperangah terpesona menganga menemukan pernik kehidupan disekeliling saya.

Anggi yang dengan segala kodratnya diciptakan sebagai wanita ternyata dia adalah makhluk yang sangat mahal mengucap kata maaf. Tapi lihatlah, justru dengan tampang cueknya dia bisa mudah masuk ke dunia siapapun. Yang kadang saya iri dengan cara fikirnya.

Lalu dimy yang seorang lelaki yang tampangnya garang atlet basket sejati. Ternyata dia peka. Hahaa... Saya kira dia tidak ngeh kalo saya kemaren agak kesel sama dia. Tapi kemaren doang sih habis itu biasa lagi udah lupa.

Tapi wasapnya semalam telah sukses membuat saya antara ngakak, heran, melongo, dan geleng geleng kepala gak percaya.

"maaf ya dey pas makan kemaren. Becanda dimy berlebihan."

Aih kalian membuat saya teringat hujan. Bahwa rasa syukur saya karena masa muda saya pernah beririsan dengan manusia macam kalian adalah sebanyak tetesan air hujan di sore tadi. Terimakasih teman karena telah sukses membuat saya tertawa, marah, dan menangis disepanjang taun ini. :').

Waduh ngantuk bro *garuk2. 
Jam berapa sih nih?*lirik jam. Jam 2. *Tepok jidat.
Lanjut kapan kapan deh.
Masih ada cerita tentang rival berantem basketnya dimy yaitu dimar (yang lagi mangap baju biru), sang penakhluk gunung yaitu inyong (lagi bengong baju item ransel gunung isi laptop), lalu casanova robbii (pake topi ransel ijo tak terdeteksi), dan terakhir rindaros (jilbab merah).

Btw mereka lagi apa coba bisa terperangah begitu rupa kayak yang baru liat duit segepok. Hoo ternyata tak semewah itu, mereka hanya baru melihat ikan di akuarium besar di gembira loka. Norak kan? Ckckckkc...

Kamis, 13 November 2014

Rectoverso

Aku jatuh cinta...
pada seseorang yang bahkan sampai hari ini pun aku tak tau warna matanya...
Mungkin hijau...
mungkin juga coklat muda...

***
....
Kisah aku tentang seorang sahabat aku yang lahir di negeri orang.
Dia hidup dalam keluarga yang sangat sederhana.
Setiap kali ibunya harus menyediakan ayam sebagai lauk, ibunya harus pergi ke pasar untuk membeli ayam.
Tapi cuma bagian punggungnya saja. Cuma itu yang mampu dia beli...
Akhirnya, sahabat aku itupun tumbuh dewasa dengan hanya mengetahui kalo ayam itu cuma mempunyai bagian punggung.
Dia tak pernah tau... Ada dada, paha, atau sayap.
Punggung...
Menjadi satu-satunya definisi dia mengenai ayam.

Kalau aku...
...
Aku jatuh cinta...
Aku jatuh cinta, pada seseorang yang hanya sanggup aku gapai sebatas punggungnya saja.
Seseorang yang hanya sanggup aku lihat bayangannya, tapi tak akan pernah bisa aku miliki.
Seseorang yang hadir bagaikan bintang jatuh.
Sekelebat.
Kemudian menghilang begitu saja.
Tanpa sanggup tangan ini mengejar.
Seseorang yang hanya bisa aku kirimi isyarat. Sehalus udara, langit, awan, atau hujan.

Tapi sekarang justru menurut aku sahabat aku itu orang yang paling berbahagia.
Dia bisa begitu menikmati punggung ayam karena cuma itu yang dia tau.
Sedangkan aku,
aku justru orang yang paling bersedih.
Karena aku tau.
Apa yang tak akan pernah bisa aku miliki...

***

"Dan pemenangnya adalah...., eng ing eng..... Al...."
"Ayo Al sekarang kamu boleh pilih, kamu boleh tunjuk siapa saja yang akan kamu suruh-suruh."
...
"Raga...., boleh minta tolong nyalakan lampu itu lagi?"

***

Aku sudah tau warna matanya... Coklat muda.... Dan itu sudah lebih dari cukup.
...

(dee, 2013)
-Rectoverso-