Kamis, 20 Desember 2012

Naura

Rasanya kayak digablog tau? Perih. Sesak. Kayak digencet. Ngilu.
Panas. Padahal waktu menunjukkan pukul 8 malam dan jelas-jelas jilbab lebarnya mengepak-ngepak di terpa angin malam. Tidak. Bukan! Bukan badannya. Tapi bola matanya yang panas. Sehingga ketika kelopaknya mencoba untuk meredam orbita, menyeruaklah butiran-butiran kristal disudutnya. Pedih.

Dan wanita berseragam merah itupun memarkirkan motornya di halaman kostnya. Turun. Membuka helm dan segera menyeka air matanya. Ia buru-buru berlari menuju kamarnya, khawatir berpapasan dengan Rani-tetangga kamarnya-berabe kalo ketauan dia menangis. Ah sudahlah dia sedang malas diwawancarai.
Begitu memasuki kamar, ia membanting tasnya, dan duduk memeluk lutut di sudut kamar. Rasanya ia ingin menjerit sekencang-kencangnya. Ia lelah. Lelah pikiran dan tentu lelah raga.

Harusnya hari ini adalah hari kebahagiaannya, hari perayaannya. Ia telah terbebas dari amanah yang sudah satu semester ini serasa mencekiknya. Ditambah lagi ia sekarang sedang mengantongi amplop tebal berisi uang gajihnya. Dia-sebut saja Naura-baru saja turun dari jabatannya sebagai koordinator/ketua/pemimpin/apapunlah itu. Yang jelas ia merasa satu semester kebelakang adalah satu semster terpanjang dalam hidupnya. Semester terberat-tentu saja. Sesak rasanya ketika ada salah satu bawahannya di akhir periode mengatakan bahwa ia tak tegas. Sungguh ia merasa gagal. Kata-kata itu serasa merobohkan mentalnya. Dan sekarang begitu semua selesai ia merasa sangat bodoh. Ia akui bahwa selama masa jabatannya itu ia merasa tak total. Bagaimana tidak? Awalnya ia dipaksa untuk menjadi koor. Ia dipilih. Ia telah dipercaya menerima amanah itu. Tapi nyatanya amanahnya tak hanya itu. Ia juga menjabat koor di lembaga lainnya. Maka ia merasa terseok-seok menjalani semuanya. Itulah sebabnya ia menangis. Ia merasa gagal. Sungguh.

Selesai wudhu, ia segera mendirikan shalat isya.
Allaaahu akbar!!
 
"Alhamdulillahi rabbil 'alamin"
Allah berfirman: "Hamba-Ku telah memuji-Ku"

"Arrahmanirrahiim."

maka Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah menyanjung-Ku'.
 "Maalikiyaumiddiin."
maka Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah memuliakan-Ku'.
"Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin"

'Hamba-Ku telah berserah diri kepada-Ku'.
'Inilah bagian diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang ia minta'
'Ihdinashirathalmaustqim shirathaladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdhubi 'alaihim waladholin'
  maka Allah berfirman, 'Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku pula yang apa yang ia minta'."

(Demikian pula diriwayatkan an-Nasa'i).
 Naura pun seketika menangis tergugu berguncang bahu.

"Aamiiin."

Dan Naura berharap kata 'amin'-nya itu berbarengan dengan malaikat Allah. Agar diijabah apa yang menjadi doanya.

Ia mohon ampun atas kelalaiannya. Ia mohon ampun atas kegagalannya. Atas ketidakmampuannya menjadi pemimpin yang adil.

"Allaahurobbi... Astaghfirullahal 'adzim..."

Rabu, 19 Desember 2012

-_-"

Parau. Memori ini seperti kaset rusak. Tersendat dan mampat disana-sini. Banyak yang ingin saya tulis. Banyak sekali. Bertumpuk-tumpuk dibalik temporal. Tapi kusut dan sulit diurai dari mana awalnya.
Hanya saja besok saya responsi. huks. :'(

Hipotesis saya adalah, inspirasi itu kadang datang tanpa diundang selain ketika nongkrong di WC juga ketika besok mau ujian. Mendadak semua isi otak menyeruak berlomba-lomba ingin dimuntahkan. Di sisi lain otak saya harus saya jejali dengan materi ujian besok. Jadi??? Wahai otak, haruskah saya muntahkan dulu inspirasi ini lalu kemudian baru dijejali dengan bahan : isolasi mulut dan pemasangan rubber dam, restorasi SIK, mahkota jaket, mahkota inti pasak, dan segala antek-anteknya.... ???

Helloo masalahnya saya hanya punya waktu 24 jam!! Dan itu rasanya tak cukup untuk saya *tsah. *cipratin-keringat.
Jadi sekarang saya harus bagaimana?? Menulis kah?
zzzzzz... *ambil buku*
rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr....
nnnnnnnnnnnnngggggggggggggggggggggggggggggggggg......................
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.......................

ssssss............................. *ceritanya lagi baca*
*lempar buku*
*buka blog*
*nulis*
sret....sret....sret....
udah!
fyuh....otak agak ringananlah dikit.

*ambil lagi buku*
Hosh!!
oke sodara sodara!! semangat menggebu semester akhir harus terus-terus dipupuk. *huks.
Smngat!!!! :D

Yogyakarta, 19 Des 2012 jam 23:00
Di temani piko
*jangan ditiru*...-_-"

Minggu, 16 Desember 2012

tentram

Terpejam sejenak.
Ketika palpebra ini bertautan. Mata diselimuti hitam. Pekat. Gelap.
Karena hanya dengan terpejam, hati kan tentram.
Seolah mendadak hati memiliki gemma gustatoria.
Pori kuncup kecapnya mekar. Sinyal-sinyalnya menyeruak. Berikatan dengan reseptor sensori.
Rasanya lebih kental.
Menggumpal.

Entahlah...
terkadang hanya dengan terpejam nampaklah keindahan.
terkadang hanya dengan terpejam terasa lebih menentramkan.
karena hanya dengan terpejam siapapun 'kan mimpi.



ini tentang rasa...
Seperti disiram air kutub utara.
Seperti dawai yang berbisik merdu.
Seperti aliran air sungai di bawah rimbunan hutan hijau.
Mendesau. Semilir. Kadang beriak menimbulkan getar dan denting. Lalu hening...

tentram.
Setetes embun itu menyirami hari ini
berwarna.
seolah mentari tersenyum manis pagi ini.

Oke berhenti bertele-tele!! Intinya....
Hari ini Mama di Jogja.  ^_^
Dan yang paling penting....
Hari ini saya punya ajudan yang bisa saya suruh-suruh. Haha.
Hari ini ada adik laki-laki saya yang bisa bebas saya jitaki. *evil-smile...
Hari ini saya gembira karena ada yang bisa saya kerjain sampai nangis. wkwkwk.
Ayeeee......*niup trompet *nari pompom *gebukin meja. BUK!! PLok!! Plak!!! GEdubraK!!!!$**^P%^$#
Jadi... um... eng...grrr.....Inilah yg bikin saya tentram....^,^9... :D :D. *peluk-adek-kenceng-kenceng. :* :* :*

Senin, 10 Desember 2012

Saya jadi Kapten Bajak Laut

Pernahkah kamu bersyukur memiliki mata? Dapat melihat kanan dan kiri secara proporsional. Menatap dunia yang berwarna. Dapat mengedip dengan sempurna. Dapat menangis. Melihat dengan sangat leluasa apapun yang kamu mau. Masya Allah... itu adalah kenikmatan, sobat.

Ceritanya kemaren minggu tanggal 9 Desember saya dikeramas. Dan ketika saya hendak menyiram muka, tiba-tiba sesuatu cairan aneh memasuki mata saya dan seketika mata saya terpejam. Perih. Pedih luar biasa. Bahkan rasanya saya ingin mengerang kesakitan. Astaghfirullah. Begitu mata saya bisa terbuka saya merasa otot-otot mata saya kram dan pegal. Satu hal yang sangat luar biasa masih saya syukuri. Saya masih bisa melihat. Alhamdulillah.:'(

Di kaca saya melihat mata saya begitu merah. Masih pedih. Namun karena minggu pagi itu agenda saya sangat padat *tsah, saya pun berangkat dengan berkacamata. Begitulah hingga sore mata saya masih saja memerah dan masih terasa sakit ketika melirik. Maka begitu maghrib segera pulang dan istirahat total.

Esoknya saya heran ternyata mata saya masih memerah walopun rasa pegalnya agak hilang. Saya yang kuliah di kesehatan menyadari betul kehebatan tubuh yang diciptakan Allah untuk melawan serangan-serangan dari luar. Maka saya kemudian berhusnudzon dan memberikan kesempatan sistem pertahanan tubuh saya bekerja. Namun kemudian saya berfikir ada yang tidak beres dengan mata saya. Karena sebelumnya mata saya ini pernah juga kelilipan sampo dan memerah namun gak sampai lewat 1 hari macam bagini. Maka parno-lah saya. Saya pun memutuskan periksa ke RS Sardjito.

Sebenarnya saya yang Mahasiswa punya kartu asuransi kesehatan yang dsediakan kampus. Namun saya dan bberapa teman saya sudah pernah dikecewakan oleh dokter2 disana karena pelayanan yang terkesan asal-asalan dan pemeriksaan kilat lalu tau-tau keluar diagnosis--membuat saya kurang mantap berobat disana. Semacam gak percaya. Hho.

Masalahnya Sardjito itu Rumah Sakit besar. Dan alangkah tidak elitnya ketika dokter bertanya 'Kenapa, dek?' 'kelilipan sampo,dok.' huks. -_-". *gak keren banget. T_T.
Namun dengan semangat ingin sembuh saya pun  memantapkan hati melangkahkan kaki dengan jumawa ke sardjito. Jeng..jeng... begitu sampe sana pasiennya rata-rata Lansia. Yang subhanallah penyakitnya gak main-main semua. Ada yang katarak, glukoma, bengkak, dll. Sementara saya?? Karena sampo gitu? Yaelah jangan2 ntar dokternya bilang 'dek, sejak kapan sampo dipake bilas mata?' T_T.
Sempat terbersit untuk mundur aja. *krik. Manja banget kena sampo doang. -_-" Oke PD tingkat dewa. Pasien adalah Raja u know. ^.^9. Bismillah deh.

Di sardjito, mata saya diperiksa dengan semacam mikroskop untuk melihat adanya (mungkin) bakteri dalam mata saya atau bahkan mungkin defek kelainan epitel mata. Lalu mata saya di tes pH. Lalu dianestesi eye drop. Lalu di warnai katanya untuk melihat defeknya. Dan hasilnya, mata saya terkena trauma basa. PH mata kiri saya 9 (basa) sementara yang kanan normal. Ya bisa jadi dari sampo, bukan dari busanya tapi benar2 dari cairan samponya. -_-" . Amazing kan? Gimana ceritanya coba. Zzzz...

 Dan untuk menetralisir PH mata saya yang basa, mata kiri saya diirigasi. Bayangkan mata saya disemprot pake suntikan raksasa. Tapi dengan memantapkan jiwa raga saya pun pasrah menahan kepedihan mata. *huks.
Disana saya juga sempat diperiksa apakah mata saya minus atau tidak. Untuk pemeriksaan ini saya ditangani oleh Coas. Coasnya cowo rambut di cat pirang setelan boyband gitu. Wot de...? ckckckk. Ternyata demam Korea kini merambah ke dokter muda juga. --a.*penting?

OKe setelah diirigasi, mata saya diolesi salep dan di balut kasa? (?). Iya coba, saya udah kayak Kapten Bajak Laut aja. T_T. Entahlah. Untuk pertama kalinya saya merasa bahwa ternyata mata kelilipan sampo itu bukan hal yang sepele. Kata dokternya, mata saya diirigasi untuk menghilangkan sisa-sisa zat basa di mata. Karena trauma basa jauh lebih berbahaya dari trauma asam. Jika dibiarkan bisa menyebabkan kornea bolong. *Krak!! KAlimat tadi itu cukup berhasil membuat saya parno-aja gak pake banget, dan seketika telinga saya jadi serius menangkap tiap instruksi yang dokter katakan dalam pemberian resep.

Hasilnya, saya harus menebus obat yang harganya tidak sedikit untuk ukuran mahasiswa seperti saya, *huks.
Pertama, eye drop atau tetes mata penghilang iritasi yang harus diteteskan tiap 3 jam sekali.
Dua, eye drop juga, tapi semacam cairan steril yang diteteskan 1 jam sekali
tiga, salep 2 kali sehari tiap sebelum tidur (satu lagi klo tidur siang)
dan terakhir kasa sama plesternya.

Alangkah belibetnya hari yang akan saya tatap kedepan. Hellooo..berawal dari sampo coba?? Astaghfirullah.
Setidaknya sekarang saya tau gmana rasanya melihat dengan satu mata karena mata kiri saya dibalut kasa. Rasanya seperti terjadi distorsi. Kadang ketika saya melihat sesuatu didepan mata saya lalu saya meraihnya seperti estimasi saya meleset dalam hal letak. Berjuta kali kita wajib bersyukur pada Allah karena masih diberi nikmat melihat. Alhamdulillah Ya Rabb.

Btw, 3 hari kemudian saya harus kontrol lagi dan sekalian periksa penglihatan (takutnya minus). Iya jadi pas diperiksa sama koas itu katanya kemungkinan mata kanan saya sedikit minus, tapi yang kiri tak akan valid karena sedang trauma. Oke hikmah kedua dari kejadian ini adalah saya jadi tau kalo saya sering pusing itu kemungkinan karena sepertinya mata saya memang minus.
 Fabiayyi alaa irobbikumaa tukadziban???

Senin, 03 Desember 2012

apapunlah

aku adalah jelaga asap petromak yang pekat.........

adalah tanah gambut yang ditumbuhi ilalang liar dan semrawut..........

adalah puing-puing remahan ranting..........

adalah tumpukan jerami di musim semi..........

adalah benang yang menggumpal...............

adalah cerobong asap..............

adalah hutan tropis...........

adalah kaca kusam...............

atau......

 apapunlah asal aku tak mengeluh.........

aku benci ini...........

sehitam apapun gumpalan awan ini..........

sekeras apapun cengkraman tangan ini......

sepayah apapun aku menahan teriakan ini............

apapunlah asal aku tak mengeluh..........

hujan......aku mohon datanglah....

temani butiran lakrimal ini jatuh ke bumi

dia tak boleh sendiri

hujan... datanglah...

sekejam apapun kau menukik....
..............kau selalu kurindui.................