Jumat, 03 Mei 2024

Buah kesabaran

 Hari itu tanggal 29 April 2024, adalah hari yang ia tunggu. Hari ini Pengumuman akhir diterima atau tidaknya ia menjadi calon mahasiswa sebuah perguruan tinggi. Tempat menimba ilmu yang sudah hampir 2 tahun ini ia tuju. Jam menunjukan pukul 12.00 siang. Tak berani sedetikpun ia buka website pengumuman itu. Biarlah ia menunggu ramai sosmed memposting ucapan selamat pada rekan seperjuangannya yang juga hendak meneruskan kuliah. Maka ia coba sibukkan dirinya dengan hal lain agar pikirannya tak semakin kalut.

Ia ingat di 10 hari yang lalu adalah harinya ujian masuk perguruan tinggi. Ujiannya luring, alias harus berangkat ke tempat ujian bukan lagi secara online. Maka tepat setelah selesai libur lebaran ia berangkat ke Jogja, tempat perguruan tinggi tujuannya. Sendiri. Ke 3 anaknya ia titip bersama ayah anak anak alias suaminya. Memorinya bagai tape recorder yang mengulang adegan bagaimana ia berangkat ke jogja sendiri di sore hari dan terlunta lunta di jakarta menunggu tak tentu arah karena keretanya baru berangkat jam 9 malam. Bagaimana ia solat dari musola ke musola. Bahkan mandi di mesjid setibanya dijogja dan langsung berangkat ujian wawancara. Bagaimana ia sekamar dengan kawannya demi mengirit ongkos penginapan. Bagaimana ia jalan dari satu tempat ke tempat lain dengan menggendong ranselnya yang super besar. Bagaimana ia ujian tulis dengan segala kehecticannya. Bagaimana ia terlunta lunta di malioboro dari jam 10 pagi hingga jam 9 malam karena keretanya baru berangkat jam 9 malam. Bagaimana ia begitu sampai kembali di jakarta di pagi hari dan langsung berangkat kerja dari stasiun dan mandi ditempat kerja. Masya Allah perjuangannya luar biasa.

Tak terasa waktu menunjukan pukul 3 sore dan hp nya mulai gaduh dengan bunyi pesan menanyakan hasil pengumuman kuliahnya. Ia benar benar tak punya keberanian membuka hasilnya. Maka ia tenggelam dalam solat asharnya. Khusu dalam doanya. Kali ini dia benar-benar mengharapkan agar ia diterima. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar