Sabtu, 26 Mei 2012

Kisah anak negeri

Ini blog kosong banget ya isinya. Yasudahlah, akan saya postingkan semua tulisan-tulisan saya dari jaman firaun.

Salah satunya ini....:


Aku ingin bercerita tentang adikku tersayang, dan tentang keprihatinanku terhadapnya...
Adikku ketua kelas di kelasnya.
Dia msh kelas 4 SD. Laki-laki.
Sore itu, kami berdua naik motor, adikku banyak berceloteh tentang teman-teman sekelasnya.
Dan sesekali aku tertawa dan meledeknya...
"Iyalah...masa' KM suka nangis, masa' KM masih disuapin...Apa kata dunia???Wkwkwkwkk",
Namun dia tetap cuek, dan meneruskan ceritanya.
Dia bercerita tentang teman-temannya yang nakal. Dan tugasnya mencatat setiap nama teman-temannya yang nakal lalu melaporkannya pada Bu Guru. Lalu, keluhannya karena kata-katanya sebagai KM tak didengar oleh teman-temannya. Tapi dengan polosnya dia menambahkan bahwa enaknya jadi KM tuh walopun dia nakal dikelas tak ada yang mecatat karena yang memegang catatan dosa cuma dia....Haha...
Ada-ada saja...
"Emang nakalnya teman sekelas Ade kayak gimana?"
"Nyanyi di kelas sambil naik bangku." ujarnya bersungut-sungut.
"Nyanyiin lagu apa?
"Ya banyak."
"Apa misalnya?"
Lalu adikku bernyanyi..."Luka-luka-luka yang kurasakan...Bertubi-tubi-tubi yang kau berikan...."
Aku pun tertawa...Astaghfirullah...
"Trus lagu apa lagi?"
"Ai-ai ai aishiteruuuuu..."
"Kok gak nyanyi kasih Ibu? Atau Ambilkan bulan Bu?"
"Apaan itu lagu anak kecil." Keningku mengkerut.
"Emang Ade udah gede?"
"Iyalah."
"Kalo udah gede makan sendiri, ga nangis...." ledekku sembari tertawa...
Astaghfirullah...aku bener-bener kaget mendengarnya.
"Ade tau lagu Kasih Ibu?"
Adikku tak menjawab. Lalu aku bernyanyi diikuti dengan nyanyiannya yang terbata-bata.
Aku pun mengajaknya bernyanyi lagu Ambilkan Bulan Bu...Ia mengikutinya masih dengan terbata-bata.
Mungkin pernah mendengar tapi tak pernah dinyanyikan...
Tanpa menyerah aku mulai mengajaknya bernyanyi lagu-lagu nasional.
Satu Nusa satu bangsa, ia hafal, 17 Agustus, giliran gugur bunga dia bengong.
Lalu lagu Sunda, Tanah Sunda, Panon hideung, Pupuh balakbak....Waduh parah, ia sama sekali tak tau...
Astaghfirullah...Apakah ini potret anak negri???
Kalo udah gini siapa yang harus disalahkan??
Televisi memang sangat dominan bagi mereka.
Acara-acara lagu saja sudah sedemikian rupa merubah pribadi mereka.
Merasa sudah besar, dewasa sebelum waktunya...
Lalu infotainment gimana????
Apa dampaknya????
Astaghfirullah...
Mungkin keresahan ini sudah lama dirasakan oleh para orang tua, atau tenaga pendidik. Tapi suara mereka kini mungkin hanya tinggal bisikan.

Dan satu lagi.
Masalah permainan anak.
Adikku lebih jago memainkan stik PS daripada mahir membuat layangan.
Atau mahir membuat pestol-pestolan dari daun pisang.
Mana tau mereka tentang permainan Engrang. Boy-boyan. Kasti.
Kreativitas anak negri sudah lama mati....

Ketika aku berlibur ke rumah Nenek. Yang menurutku tempatnya masih perawan.
Bersih. Asri. Hijau.
Kini, aku benar-benar miris melihat anak-anak bermain di pinggir kali sembari membawa HP dan menyetel MP3 dan joget-joget ga karuan...
Astaghfirullahal'adzim...

Jangan heran kalo negri kita kayak gini...
Generasi penerusnya aja ga diperhatiin.
Video artislah, infotainment mengajarkan ghibah...
Lagu-lagu mendewasakan mereka sebelum waktunya.

Sementara Anggota dewan tertidur ditengah rapat.
Membolos.Astaghfirullah...

Mungkin kini solusinya hanya nonton si Bolang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar