Rabu, 13 November 2013

hanya tanya

Saya seperti mendapatkan tambahan kaki untuk berlari ke 3 klinik yang berbeda seharian ini. Pagi-pagi saya menambal gigi-lalu berlari ke klinik rontgen-lalu mengkontrol pasien scaling yang gusi belakangnya radang dan mudah berdarah sehingga sepertinya harus dibedah-lalu diskusi jurnal reading bersama dosen periodonsia-kemudian sterilisasi alat-dan oke pada intinya ditengah ke-sok-sibukan saya hari ini saya masih bisa meresapi merdunya hujan disore hari. *tsah.

Sesukasukanya saya sama hujan bukan berarti harus membenci payung kan? Iya jadi 3tahun terakhir ini saya bisa bertahan gapunya payung loh. *yaelah. Trus biasanya kalo hujan saya biasa bungkus kepala dan tas pake keresek dong. Keren kan?*toyor kepala. Dan setelah dihari sepadat ini yang pengennya segera pulang dan guling-guling sepuasnya dikasur,ini malah kejebak hujan*huks. Keinginan hati sih hujan2an, tapi saya kemudian tersadar kalo skrg saya sudah dewasa maka saya urungkan niat dan sembari menunggu hujan reda saya membulatkan tekad untuk berbaikan dengan payung dan mulai membelinya*yeah.

Maka ketika hujan mulai mereda dan tinggal rintik2 saya memaksakan diri untuk menerobosnya. Hmmm ya jadi saya punya kebiasaan aneh. Saya sepertinya punya bakat multitasking (?), yaitu kalo lagi berjalan kemanapun dan dimanapun saya bisa berjalan tanpa tersandung-sembari berfikir-bergumam-dan menggerak-gerakkan tangan dengan cara mengetuk-ngetuk kepala (?). Atau bagi yang pernah saya bonceng di motor, kalo tiba2 saya menggeleng-gelengkan kepala tanpa sebab itu bukan karena saya sedang triping percayalah tapi itu karena saya sedang mengusir fikiran negatif diotak saya. *ngedadak horor.

Kebanyakan hal yang saya fikirkan adalah hal yang 'rumit', semisal tadi saya berpapasan dengan dosen pembimbing skripsi saya dulu dan omaigad kenapa saya tidak menyapanya-tadi dosennya kok kayaknya jutek sama saya-jangan jangan dia ngambek sama saya karena tidak saya sapa-blablabla nah bagaimana? Rumit sekali kan? *hiks. Dan akhirnya saya geleng-geleng kepala berharap dengan ini fikiran negatif itu akan enyah jauh-jauh dan semacam mensugesti diri bahwa dosbing tersebut tidak marah dan bahkan mungkin lupa siapa saya dan semuanya pasti  akan baik baik saja. Huft. Lalu akhirnya saya menghentikan fikiran saya dengan mengetuk-ketuk kepala saya dan mengangguk-angguk sambil bergumam "yah dia pasti gak kenal saya." Lalu kemudian selesai.

Saya mendengar suara kecipak air dibelakang saya dan saya terperanjat ternyata dibelakang saya ada orang. Mas2 tinggi berkaca mata yang entah saya geer atau bagaimana ia melihat kearah saya dan menampakkan ekspresi keheranan yang kira2 kalo diterjemahkan bunyinya begini "hello mbak? Still ok?" *ngek. Jadi kayaknya tadi masnya ngeliat saya sedang menggerak2an kepala yang untuk ukuran pejalan kaki itu lebih mencolok dari goyang cesar*duh *ngumpet dijamban

Well, saya memang sedang sangat labil akhir2 ini. Mendadak fluktuasi emosi saya begitu ekstrim dan menampakkan hasil yang sangat tidak signifikan *duh plis ini bukan baca grafik jurnal kan? Otot-otot wajah saya berubah menjadi begitu membatu. Mnggerakkannya seperti mengangkat barbel. Dan karena senyum itu sedekah maka saya memaksakan diri dan saya yakin otot wajah saya sebentar lagi akan terlihat sixpack*apasih.


Oke jadi sampai mana tadi? Saya mau ngomong apa ya? Oh ya tentang labil. Kelabilan ini membuat saya menyempatkan diri untuk marah-marah-gampang sensi-meminta maaf berlebihan-harap maklum-dan dianggap selesai-pada orang2 disekitar saya. Orang2 mengatakan ini gejala PMS. Percayalah wanita yang sedang PMS itu memang rumit sekali. Hawa negatif begitu mudah membuatnya berburuk sangka dan berujung "senggol-semprot". Seolah semua ketidak beresan dan keabnormalan yang terjadi pada wanita PMS bersumber pada kesalahan mutlak satu hal: hormon.

Masalah mengenai kelabilan ini seperti mengingatkan saya pada sebuah pertanyaan yang telah lama bersemayam diotak saya mengenai: "kenapa teman kkn saya takut pake banget pada saya?". Iya jadi ceritanya saya hingga sekarang masih aktif di grup wasap kkn dimana anggotanya ada pria maupun wanita. Dan menurut sumber terpercaya anehnya hampir semua anggota pria digrup itu mengaku takut pada saya. Dan walaupun pada awalnya saya merasa terusik karena ditakuti sebegitunya tapi sekarang ini saya merasa bahwa ditakuti pria itu kedengaran keren sekali *plak.

Entahlah semua ini bermula darimana. Yang jelas saya tidak akan sungkan menampakkan gejala PMS saya pada mereka yang sudah diluar batas kewajaran. Yah jadi wajah polos dan lugu saya ini terkadang bisa berlaku brutal juga diantaranya 'menggebrak meja-melempar elpiji-dan membanting pintu' pada beberapa oknum di grup tersebut. Dan itu biasanya membuat percakapan yang semula ramai menjadi hening karena kehadiran saya. Elegan sekali kan? Hahaa. Dan walaupun banyak korban berjatuhan dikarenakan ulah saya itu saya hanya bisa meminta maaf dan harap maklum. Selesai. Terjawab sudah pertanyaan kalian kenapa saya begitu menakutkan kan? Baguslah. *mengangguk-angguk,

Oke itu hanya bahasan awalan*what? Jadi saya tadi sedikit tertohok membaca blog teh ocha, salah satu penulis favorit saya. Ini mengenai: pertanyaan. Ada begitu banyak pertanyaan dalam diri saya mengenai apapun. Benar kata teh ocha, tidak semua pertanyaan itu butuh jawaban. Dan tak semua pertanyaan ada jawaban. Terkadang ia ditakdirkan untuk menggantung. Menguap dengan sendirinya bersama waktu. Tak peduli selelah apapun kita menerka akhirnya. Tak peduli sepayah apapun kita menebak ujungnya. Tak peduli serumit apapun kita berandai-andai. Mungkin memang pertanyaan itu ditakdirkan untuk tak dijawab. Dan luka yang ditorehnya dibiarkan untuk disembuhkan waktu. Yah bahkan kadang waktu adalah obat paling mujarab dalam menyembuhkan sesuatu. Entah dengan membuatnya lupa. Atau perlahan waktu membuat kita merubah cara pandang sehingga akhirnya menjadi masa lalu. Membuat pada akhirnya ia begitu pantas untuk disyukuri atau ditertawakan (Yosha, 2013).

Kuncinya tetap saja berbaik sangka. Keep positif. Maka everything is gonna be ok *aiiih

By the way, saya sekarang punya payung baru dong*ini penting. Sekian.

2 komentar:

  1. Hihi.. Mirip, kalo lagi masuk pikiran negatif, menggelengkan kepala masih jadi obat mujarab buat mengusirnya. Keep writing, De :D

    BalasHapus
  2. Duh kenapa baca yang ini? Hahaa. Okelah sip alhamdulillah setidaknya sya tidak seabnormal yang sy fikirkan. Wkwk.
    Smngat!!

    BalasHapus