Sabtu, 05 Oktober 2013

dari alif hingga ya

"Kau tau? Mesin tak pernah memliki komponen tambahan. Mereka selalu memiliki komponen yang mereka perlukan. Jadi kubayangkan seluruh dunia adalah suatu mesin besar. Dan aku bukanlah komponen tambahannya. Aku ada disini pasti untuk suatu alasan." (Hugo Cabret, 2011).

***

Gedung itu seperti dianak tirikan. Terhimpit diantara gedung lain disekelilingnya yang menjulang tinggi penuh kepongahan. Gedung itu bergaya sangat kuno, warna catnya putih dan sudah terkelupas disana-sini, jendelanya besar-besar khas gedung peninggalan belanda, dan lantainya masih tertutup ubin jadul, yang pada intinya adalah gedung itu cocok dipake syuting film insidious, hohohooo *apasih.
Tepat di atas pintu gedung itu ditulis "laboratorium anatomi". Saya yang ketika itu masih muda (?), langsung horor setiap kali melewati gedung itu. Rumornya didalam gedung itu terdapat kadaver. Mayat yang sudah diawetkan untuk belajar mahasiswa kedokteran. *nahloh tambah parno kagak tuh. hihi. Dan kebenaran itu terbukti ketika disemester 3 saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa kadaver itu memang bersemayam di gedung itu, *huwaaa ngumpetdikolong.

Bau formalin yang menyengat seketika menyeruak ketika pintu gedung itu dibuka. Kemudian saya lihat mas dan mbak yang menjadi asisten praktikum anatomi telah siap berdiri di samping seonggok--apaan tuh. Buset itu gudeg-- lengkap dengan jas praktikum warna merah khas asisten anatomi yang membuat mereka tambah kece yihii, dan masker, dan hand gloves nya seolah menyambut kami dengan sukacita di hari itu.

Baiklah saya akan mencoba bercerita dari luar sudut pandang saya. Anggap saja saya bukan calon dokter gigi dan saya adalah manusia awam
Kau bayangkan bagaimana rasanya ketika dihadapan kalian tersaji *beuh* sepotong--atau seonggok atau apalah namanya--salah satu bagian tubuh manusia asli. Misalnya di BAB cavum oris ada sebuah mayat  terbujur kaku dihadapan kalian dengan tubuh hanya setengah. BAYANGKAAANNN!! Dari kepala sampai perut doang. Mana itu matanya terbelalak dengan mulut ternganga disengaja karena untuk belajar bab rongga mulut. Trus di BAB muskuloskeletal leher kepala, atau istilah awamnya tulang dan otot kepala, tersaji mayat dengan wajah tersayat-sayat berlapis lapis karena untuk menunjukkan lapisan otot, atau BAB saraf yang tersaji mayat manusia dengan kepala terbelah dengan otak telah tiada dan tinggallah suluran saraf gitu. Yaiks. Atau yang paling dahsyat bab laring faring yang jeroan manusia dikeluarin semua kemudian diuyek uyek dijamah dengan santai gitu. Itu mengingatkan saya pada film suzana yang adegan suzanna berubah jadi hantu kepala doang melayang-layang doang bawahnya ada jeroan *ouch cukup--ya begitulah. huks.

Baiklah kita hentikan cerita horornya, gyahaha intinya adalah sekarang keseharian saya malah berkutat dengan benda benda itu. Udah gak parno lagi dongs malah dengan kerennya saya bisa tahan makan nasi ayam didepan benda benda itu. *pasang tampang jumawa. bahaha *dasarjoroook. 

Tidak kah kau mengerti bahwa mungkin saja mayat-mayat itu dulunya adalah seorang ketua RT yang dihormati dan dikagumi? Atau mungkin saja seorang dokter juga yang disegani dan meraih prestasi dimana-mana? Atau dia koruptor? Atau tukang sapu? Pencuri? Seorang guru? Aih jangan-jangan artis? Tentara? atau apapunlah itu. Siapa yang peduli? Toh kini mereka hanya seonggok mayat yang tak berdaya yang berhasil diselamatkan dari kebrutalan belatung karena direndam formalin, ah tetap saja warna kulitnya menghitam seperti gudeg. Nah itulah sebabnya saya tak suka gudeg. *hasyah lupakan!

Alangkah lemahnya manusia. Ketika malaikat izroil diperintahkan untuk memisahkan raga dan jiwa, maka tamatlah riwayat manusia itu. Bahkan mungkin Obama yang memiliki ribuan tank dan tentara, dia tak bisa luput dari maut. Bahkan michael jackson yang merubah wajahnya sedemikian rupa pun tetap saja maut tak akan pernah salah ketika takdir itu telah ditetapkan. 

Saya jadi teringat kisah yang diceritakan teman saya.
Alkisah disuatu negeri terdapat seorang raja yang sangat berkuasa. Si raja memiliki seorang penasihat yang juga merupakan seorang perdana menteri. Pada suatu hari si perdana menteri kedatangan tamu, begitu tamu itu hendak pulang, dia berpapasan dengan si raja. Lama mereka saling pandang, namun akhirnya tamu itupun pergi. Entah kenapa, tak pernah sebelumnya si raja setakut itu. Maka si raja pun bertanya pada perdana mentrinya. 
"Siapa tamu tadi?" 
Perdana menteri menjawab. "dia malaikat maut.", muka raja seketika pucat pasi.
"Hendak apa dia kesini?"
"dia hendak mencabut nyawamu." mendadak si raja semakin menggigil. Dengan ketakutan si raja berkata.
"aku tak mau mati sekarang. Tolong aku! Apa yang harus aku lakukan agar malaikat maut itu tak bisa menemukanku?"
Perdana menteri berfikir sejenak. Kemudian dia menjawab. "Bersembunyilah di sebuah negeri yang terpencil lagi jauh dari pemukiman warga. Tak bisa diteukan oleh siapapun. Dan jangan beritahu siapapun kemana kau pergi."
Si raja pun menuruti apa kata perdana mentrinya. Maka hari itu juga si raja langsung bersembunyi di sebuah negeri yang sudah ia pastikan tak ada siapapun yang dapat menemukannya.

Esoknya perdana menteri lagi lagi kedatangan tamu. Ia adalah malaikat maut.
Perdana menteri bertanya. "Apakah gerangan yang membawamu kesini?"
"Aku telah mencabut nyawa rajamu.", Perdana menteri terbelalak dengan kaget.
"Darimana kau bisa menemukannya?"
"Aku memang telah diperintahkan Tuhanku untuk mencabut nyawa rajamu ditempat tertentu, tanggal sekian, jam sekian, menit sekian dan detik sekian. Tempat itu letaknya sangat jauh dari istana ini. Itulah sebabnya kemarin ketika saya datang kemari saya kaget melihat orang yang hendak saya cabut nyawanya besok tidak ditempat yang seharusnya."

Astaghfirullah. Begitulah petik sendiri hikmahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar