Jumat, 25 Oktober 2013

al hantra al hambra

Awan yang diam terasa membosankan membuat ragu apakah ia masih menyimpan rintik hujan atau diam diam butiran itu telah ia semai dan hanya aku yang tak tahu tak menyadarinya atau awannya saja yang tak berniat menyampaikan pesan padaku?

Payungku sudah lelah menebak nebak kapan ia digunakan olehku karena awan masih saja bungkam tak mau bahkan hanya sekedar memberikan isyarat kepadaku yang andai saja payungku tahu bahwa aku sama sekali tak memiliki niat menggunakannya berteduh padanya karena bagiku menantang serbuan hujan lebih menyenangkan karena bisa kuyup bisa berjingkrak bisa tertawa atau menangis dengan menyembunyikan tangisku dibawah gemuruh hujan?

Aku sekarang sedang sangat tidak keberatan jika awan memuntahkan hujan dan aku tak akan menghindar dan sungguh membiarkan awan mendung hitam legam lebih menyakitkan daripada menyaksikannya hujan padahal aku tak mengenal awan kenapa aku begitu peduli akan kesakitannya akan bungkamnya akan diamnya akan hujan akan cerah akan panas akan dingin?

Aku egois ah ya itulah kenapa aku seharusnya tak peduli awan tak peduli hujan tak peduli rintik tak peduli mendung tak peduli tak mau tau semua apapun tentangnya tapi andai dia tau bahwa aku bohong.

Awan sudah menaungi bumi jauh hari sebelum aku sebelum kamu sebelum dia sebelum kita karena dia telah dewasa andai dia menyadarinya ah ya kau benar aku harusnya banyak belajar pada awan dan hujan tapi tetap saja aku sedang tak ingin tebak tebakan.

Aku selalu ada untuk mendengar rintiknya untuk menemani mendungnya untuk tersenyum cerahnya untuknya tapi dia tetap bungkam andai dia tau aku menunggu kisahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar