Selasa, 15 Oktober 2013

mana teh nya?

"Sungguh saudara-saudara kita akan menjadi tameng api neraka. Maka berbuat baiklah kepada mereka. Sungguh adik-kakak kita akan menjadi perisai cambuk malaikat. Maka berbuat baiklah kepada mereka. Sungguh saudara-saudara kita akan menjadi penghalang siksa dan adzab himpitan liang kubur. Maka berbuat baiklah kepada mereka." (anonim, 2011)

###
Manusia memang hanya bisa berencana. Keadaan jualah yang menentukkan.

Oke baiklah saya sepertinya memang berbakat menjadi 'perencana', tapi payah dalam hal eksekusi. Lihatlah betapa rapihnya saya menyusun jadwal harian saya, mingguan, bulanan, tahunan. Dan bahkan tak satupun sepertinya yang berhasil tercapai. *kyaaaa....
Begitupun setiap mudik. Awalnya, saya begitu bersemangat melist apa saja yang harus saya lakukan dirumah. Tapi masya Allah nyatanya betapa gabutnya saya disana. *tunggu, jedot2in dulu pala.

Entah sejak kapan, bagi saya saat-saat liburan itu adalah saat-saat libur segalanya. *plak! Hehe. Malas rasanya untuk keluar rumah bahkan hanya untuk sekedar beli rinso (?). Karena beli rinso berarti harus ke warung, kewarung berarti harus keluar rumah, keluar rumah berarti harus mencari-cari rok, mencari2 jaket, mencari2 jilbab, mencari-cari kaos kaki. Intinya perlu waktu sekitar 5 menit untuk sekedar ke warung depan rumah. Dan inti dari segala inti adalah, saya bisa mengurung diri dirumah tanpa keluar rumah sama sekali selama berhari-hari. Hahaa.


Lebih seru dirumah ngepoin perkembangan adik adik saya dong. Well, jadi saya punya dua adik. Yang pertama dia baru masuk kuliah di bandung. Perempuan. Bangga aja rasanya akhirnya bisa liat dia pake jas almamaternya dan jadi mahasiswa. Rasanya baru kemarin saya melihatnya memakai seragam putih merah dan kami setiap pagi berangkat bareng ke sekolah. 

Dulu, entah kenapa, kami tak pernah bisa akur. Ada saja yang membuat kami bertengkar. Sekarang juga sih*huks. Adalah semacam prestasi membuatnya menangis. Haha. Tapi lucunya, setiap dikantin sekolah saya melihatnya, bermain bersama teman sebayanya, jajan, tertawa, dll, seperti ada hawa... mmm apa ya namanya, pokoknya menentramkan. Haha. Sekarang saya meyakini itu sebagai rasa kasih sayang. *tsah. Ya itu sepertinya adalah perasaan wajar seorang kakak terhadap adiknya. Biar coba saya deskripsikan, mmm, mungkin kami terbiasa bertemu di rumah, apapun kami lakukan bersama dari bangun tidur hingga tidur lagi. Maka ketika diluar rumah, saya merasa bahwa saya harus melindunginya *eeaa.

Well, seiring dengan usia pubernya, dia tumbuh menjadi anak yang alay. Haha. Yang paling norak adalah dia begitu menggilai apapun tentang korea. *Yack!! Semua walpaper dirumah, baik itu laptop, komputer, hape, berubah jadi walpaper Super Junior. Dikamar, mulai dari kipas, pernik gantungan kunci, poster, semuamuanya, dimana mana, terpampang jelas wajah2 pria cantik (a.ka super junior,red).*Yaiks dasar noraaaak.
Bukan cuma super junior, SNSD juga cobaaaa. Yang paling aduhai adalah pas SNSD mau konser ke indonesia. 
"bu, snsd mau ke indonesia loh."
dengan bernafsu saya langsung menyela. "teruuuuus?"
"tiketnya mahal ya? Ckckck...temenku sampe bela belain nonton loh."
"penting?"
Ya awas aja kalo dia sampe berani minta nonton. *ngangkatsapu
"ih si teteh mah upay." dia biasanya ngomong gitu kalo saya mulai ngomel-ngomel.
Saya sudah mulai esmosi kan dikatain upay. Tapi tunggu! Upay? Kedengarannya seperti berkerabat dengan capcay.
"apaan upay?" *duh gak keren banget kan.
"'ih gatau? Norak deh."
#watdesig... Nb: upay adalah kependekan dari kamseupay=kampungan sekali uh payah. *what?

Yup, mungkin siapapun pasti pernah merasa iri pada yang memiliki kakak. Misalnya saya. Keren kayaknya punya kakak. Kalo ada yg jail bsa ngadu kakak. Hmm...tapi melihat pada diri adik saya. Sulit rasanya menerima kenyataan pahit bahwa memiliki kakak seperti: saya. Ahaha. *tawasetan.

Terlebih jika bakat kakak beradik yang dianugerahkan Allah itu berbeda. Yang satu suka ilmu exact. Yang satu suka nonexact, tapi mereka diperlakukan sama. Ya, begitulah yang terjadi padanya. 
Dia mungkin satu dari sekian anak anak indonesia yang menjadi korban sistem pendidikan. Entah siapa yang memulai mengkotak-kotakkan sekolah2 di kota ini. Ini sekolah favorit, itu tidak favorit, dan jurusan IPA adalah jurusan anak2 keren bermasa depan cerah, dan non IPA adalah jurusan anak2 nakal dan buangan. Oh saya tidak mengada-ada, ini fakta di lapangan. Terlebih adalah ironis ketika ada orang tua yang keukeuh bersikukuh kudu dan harus anaknya masuk kedokteran, atau teknik. Seakan menjadi dokter atau teknik menjamin mereka masuk surga.

Ditengah kebingungan adik saya memilih jurusan dan PTN. Saya menyarankan dia memilih PTN di jogja. PTN yang sama dengan saya. Bakatnya yang paling menonjol darinya dibanding saya adalah memasak. Dia juga suka menjahit. Oh tengoklah betapa wanitanya dia. Kalo saya? Hmmm tunggu, biar saya berfikir sejenak. Bakat saya... Ng.... Menyapu bersih makanan. Yah itu dia. Dan tangan saya semacam memiliki kekuatan magis dalam mm.. yah merusak sesuatu. Wkwk.

Oke sampai mana tadi? Ah ya PTN. Pilihan 2 nya dia memilih jurusan tataboga UPI. 

Saya sering membesarkan keoptimisannya masuk PTN jogja dengan menyuruhnya rajin ibadah, rajin berdoa, tawakal, ikhlas, dll. *kali ini saya serius. Hho. Tak lupa saya juga banyak menceritakan tempat2 yang akan kami kunjungi nantinya setelah dia dijogja. Menceritakan bagaimana suasana anak kost di jogja, beli makan dimana, nanti kita ngekost dimana. Pokoknya menyenangkan sekali membayangkan bisa sekost dengannya. Tak galau lagi nyari teman untuk beli makan. Intinya khayalan saya terlalu tinggi. 

Kenyataannya dia memang ditakdirkan untuk di bandung. Saya sedikit kecewa, tapi harusnya saya mengerti bahwa... dia pasti lebih kecewa dari siapapun.
Hmm tunggu. Dia kecewa po? Ah sepertinya saya yang terlalu geer. Jangan jangan dia malah senang tidak jadi hidup dengan saya.*huwaaa. Begitulah cara Allah menjawab doa. Ternyata dia sebenarnya memang menginginkan tata boga. Semoga berkah ya sayang. :)

Adik teteh tersayang, dengarlah, nak.
Walopun teteh sering membuatmu menangis, teteh tetap khawatir jika kau memasang wajah sedih setiap kali kau mendapat kesulitan disekolah.

Walopun sulit bagimu untuk membanggakan teteh didepan kawan-kawanmu, teteh tetap yang khawatir ketika kau pulang kesorean dan kehujanan, karena ujung-ujungnya pasti teteh yang disuruh mencarimu.hiks.

Walaupun teteh sering memarahimu ini dan itu, percayalah adikku, teteh hanya ingin yang terbaik untukmu.

 Walaupun teteh bukan teteh baik hati yang setia menemanimu mengerjakan PR, teteh selalu bangga setiap kau naik ke panggung karena dapat rangking dikelas.

Dan... walaupun teteh tak pernah memberikan kado ulang tahun untukmu satu kalipun,nak*plak! kakak macam apaaaah, teteh tak pernah lupa mendoakanmu.
Agar ketika teteh tak mampu lagi menjagamu, Allah pasti mampu.
Agar ketika teteh tak mampu lagi mendengar keluh kesahmu, Allah pasti mampu.
Agar ketika tteh tak mampu lagi memberikan perhatian padamu, teteh yakin Allah mampu.

 Dengarlah adikku sayang, dimanapun kau bersekolah, jadi apapun kau nantinya, teteh selalu bangga menjadi kakakmu. 
Terlebih jilbabmu membuat kau semakin cantik dan anggun. :').

***

Oke baiklah intinya misi untuk memberikan kesan sebagai kakak yang baik bagi adik pertama adalah: gagal. Huks.
Kita beralih ke adik kedua.
Oke siap?
Well, adik bungsu saya laki-laki. Baru masuk SMP. Dan jika adik pertama mewarisi kealayan saya, adik kedua mewarisi kesotoyan saya.*duh.

disuatu hari tak ada hujan tak ada badai tak ada angin*hentikan bertele-telenya ni* ketika itu lagi hening, tiba2 dia nyeletuk.
"teh leherku gatal. Duh jangan-jangan jakunku bentar lagi mau tumbuh." *what?
Etdah seketika saya jadi mules. Hahaa. Dasar sotoy.

Yang paling sotoy adalah ketika kemarin dia mau UN SD. Jadi ceritanya bentar lagi mau UN. Ibu panik. Papa khawatir, tapi yang mau ujian santai santai aja kayak dipantai.
Saya : "dek, suka belajar ga? Bentar lagi UN loh."
Adek: "tenang aja teh, tinggal ngebuletin kok." *plak *garuk garuk tembok.
Trus karena bertekad sekuat baja ingin menjadi kakak yang baik, akhirnya saya tlp papah.
Papah : adek udah tidur daritadi
Saya : besok dia UN kan? Belajar gak tuh bocah?
Papah : tadi sih ditanya 'yang penting yakin,pah' haha *bocah sotoy* 
Saya : trus? Baca buku dia?
Papah: papah liat sih tadi sempet ngerjain contoh-contoh soal UN. Tapi baru beberapa menit mikir, langsung ngintip kunci jawaban. *gubrak.

Ada yang lebih sotoy morotoy.
Syahdan disuatu sore yang indah, mamah nonton berita lelayunya Michael Jackson di tivi. Saya dan adik saya nimbrung.
Adik: Mah, kalo mamah sama michael jackson tuaan siapa?
Mamah : ya michael jackson lah, dia udah 50 an, mamah baru 40.
Adik: oh, trus kalo lebih tua berarti mamah manggil michael jackson apa?
Mamah: aa.
Saya: hahahahahahhaehehehahahaahuuuu *@&#&%%)#+%%'? *duh spicles ngebayangin michael jackson dipanggil aa. Wkwkwk.

yah begitulah. Dia anak laki2 satu satunya. Jadi terkadang menurut saya papah terlalu berlebihan memanjakannya. Kayaknya hidupnya tak bisa jauh dari PS. Sampe segunung kali kaset kaset pS nya dirumah. Tapi hikmahnya dia jadi jago bahasa inggris. Contohnya pas di mobil sekeluarga, saya memutar lagu 'jetlag'-nya simple plan..
Adik laki2: teh jetlag itu artinya apa sih?
Adik perempuan: pokoknya 'lag' itu artinya bendera kan?
Adik laki2: itu mah flag,oon. 
*tuh kan sotoy. Wkwkwkwk....

Membuat adik laki laki menangis, saat ini masih menjadi hobi yang saya tekuni. Adik saya itu sangat suka makan telor. Dia bisa makan seminggu penuh hanya dengan lauk telor. Makanya gara2nya saya berkesimpulan bahwa normalnya anak lelaki memang suka telor. Habisnya survey saya terhadap semua keponakan atau sepupu laki2 saya hampir menunjukkan hasil : semua suka telor. *ini penting banget dong, secara kan kalo semua lelaki didunia ini suka telor, saya tak perlu repot2 belajar masak, tinggal mahirin aja masak telor berbagai cara. Hahaha *plak.

Dia juga selalu berguna untuk eksperimen saya. Haha. Jadi saya kan suka mendongeng. Suka sekali pake banget dong. Saya setiap kali selesai membaca atau mendengar cerita tentang apapun, hmmm... cerita nabi misalnya, cerita perang khandaq misalnya, kisah tentang ali bin abi thalib, umar bin khatab, kisah salahudin al ayubi, kisah muhammad al fatih. Yang pertama kucerita-i (?), selalu dia. Semacam kepuasan tersendiri menangkap ekspresi terperangahnya setiap kali saya menceritakan betapa gagahnya bersin Umar bin khatab yang dapat membuat 4 orang di shaf terdepan terjengkang. Atau bagaimana hebatnya Ali mengangkat pintu gerbang besi yang bahkan 4orang dewasa mengangkatnyapun tak mampu tapi ia justru menjadikannya sebagai perisai. Senang rasanya setiap kali kami sekeluarga jalan jalan lalu ketika memilih kaset CD film dia lebih memilih film al-fatih dibanding toy story atau madagaskar.
Atau gara2 PS nya ternyata ia tau pahlawan mana yang harus dia pilih dalam game antara saladin, reynald, atau richard. Dia bahkan tau pasukan The Janisari dari PS, dan matanya semakin berbinar ketika kuceritakan bahwa The Janisari adalah pasukan elitnya muhammad al fatih. Masya Allah menyenangkan ya punya adik yang mau mendengarkan cerita apa saja. Ahhaha. Setia sekali dia. Aiiih. *apasih.

Syahdan disuatu pagi buta begitu saya berhasil mendarat dengan anggun di kamar saya tercinta tasikmalaya, saya dapati di kalender ada tanda love pada tanggal 20 september. Dan dibawahnya ada keterangan fallin love putri. *WHAT??
Oke tentunya jika saya punya janggot maka jenggot saya sudah kebakaran membaca itu, huks.
Demi apaaaa saya tak rela adik saya punya pacar melangkahi sayaaaah. Masa iya masih nangis gitu udah punya pacar. Masa iya masih disuapin gitu udah sotoy pacaran. Duh miris. Diam diam saya menyimpan dendam membara cetar membahana pada.... Coboy juniooor. Masya Allah bocah belum disu*n*at aja udah nyanyi bidadari jatuh dari genteng segala. *duh.

Maka pelan pelan, *sekali lagi* dengan tekad ingin menjadi kakak yang baik hati ramah tamah tapi tak rajin menabung, saya tanya adik laki laki saya itu baik baik. 
Saya: dek, putri itu siapa? *sambil senyum manis (duh padahal tangan saya udah gatal pengen jitak nonongnya).
*etdah dia malah nyengir.
Adek: pacar,teh.
Saya: jadian beneran?
Adek: dia yang nembak,teh. Karena dia lumayan cantik, jadi adek terima. Hehe

Apalah daya, nasi telah menjadi bubur. Kita sebagai orang tua (?) hanya bisa menasihati. Miris, ironis, sarkatis, dan tragis. Disaat anak anak cowok diusia belasan masih polos polos belum ngerti bahkan betapa pentingnya momen pipis dicelana, badannya masih pendek pendek, suaranya imut imut. Naas, keunyu-unyuan mereka dihancurkan dengan brutalnya oleh mereka yang udah sok dewasa sebelum waktunya dengan sms sms genit gitu cobaaaaa *yassalaaaammmm. Kenapah kenapaaaah dunia benar benar tak adil begini. Harusnya kan usia mereka masih maen kelereng, masih main layang-layangan, main pestol2an dari pelepah pisang. Yang anak cewek masih boneka bonekaan, masih masak masakan pake tanah sama daun babandotan. Duh duh duh, harus berapa kali saya mengaduh.

Saya tak nyata nyata langsung melarangnya. Begitupun ibu. Kami hanya memonitor sambil kepo. Oke nantilah kita pikirin lagi solusinya, yang jelas, saya parno ketika membayangkan adik saya bener2 pacaran masih SMP cobaaa. Saya dilangkahi. Oh tidak *pijit pijit pala.


Adik adik saya udah gede gede ya gak kerasa. Tapi kok teteh kok tetep gini gini aja ya. Hahaa...

Terakhir:
Adik perempuan: teh, tinggi tth berapa?
Saya : 153
Adik pr: Hahaa bahkan kalo daftar masuk bidan aja kagak bakal lolos, teh.
Saya: hah?
Adik: bidan kan minimal 155.
*sembarangaaaan!! Huks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar