Rabu, 02 Januari 2013

aroma januari yang menyengat

Andai saja ini siang, mungkin akan terlihat jelas awan hitam pekat menggumpal-gumpal. Langit murka mengirim triliyunan batalion noktah air ke bumi. Menukik dengan kecepatan kereta lodaya malam. Menyumpal setiap telinga dengan dengungan ribuan lebah. Mata berebut cahaya dengan jutaan partikel air. Mengaburkannya dan memaksa kelopaknya mengatup tiap beberapa detik karena gagal berakomodasi. Lalu apakabar petir dan guntur? Mereka mungkin tengah mengantri giliran untuk ditembakan ke bumi. Seolah jagat raya hari ini beramai-ramai menyambut januari dengan aubade suara hujan.

Dan saya. Ketika itu tengah berada di atas motor. Baru saja pulang dari jamuan ulang tahun teman se kkn. Menyeruak di jalanan besar yang lengang karena sebagian besar pengendara roda dua tak mau berkompromi dengan brutalnya hujan malam itu. Dan dengan elegannya saya melenggang di jalanan berselimut air setinggi betis orang dewasa. Huh ..jas hujan tak lagi berguna. Dingin yang menusuk kini mulai merambat ke dada. Jilbab saya basah kuyup. Kaos kaki saya terendam dan hey apakabar lengan jaket? Basah semua. Tapi aroma januari tak membuat saya patah arang. Saya masih nekad menerobos hujan. Menyibaknya bagai tirai-tirai transparan di altar cordoba *eeaa sotoy*.

Jangan salah sangka. Saya sama sekali bukan penikmat malam pergantian tahun baru Masehi dengan berjingkrak-jingkrak di konser-konser  gerl-en-boy-ben norak atau membakar uang dengan ledakan berwarna-warni. Bukan. Tenang saja. Saya hanya penikmat suara dan warna warni petasannya saja (what?). Tapi karena malam ini hujan deras mengguyur semesta jogja maka saya memutuskan untuk menarik selimut saja di kamar hangat saya setelah sebelumnya bersih-bersih badan dan menggilas baju karena basah yang acak abstrak dikeroyok hujan.

Maka malam itu yang harusnya sunyi, saya sunting gemuruh hujan agar setia mendekap telinga. Agar nyenyak menemani tidur saya selama setahun (ceritanya skrg tgl 31 des 12. *Zzzzz).


Aroma januari menyengat.
Saya tersentak.
Esok mungkin saya hampir merayap menggapai 22 tahun. Tepatnya sekarang usia saya 21 tahun 10 bulan 19 hari sekian jam sekian menit sekian detik. Usia yang matang (mungkin) harusnya. Mahasiswi semester akhir yang sudah memiliki adek TIGA angkatan. Wow...usia yang sudah seharusnya digunakan memikirkan tugas akhir (*pura2 pingsan)

.Saya lelah merutuki waktu. Tentang bertapa cepatnya ia berlari tak peduli betapa payahnya saya mengejar. Tentang betapa miskinnya saya di usia yang hampir seperempat abad ini. Omaygad oh my no oh my wow bawakan saya laci meja belajar nobita (?) Agar saya bisa kembali dengan mesin waktu dan mendikte diri saya untuk melakukan apa yang seharusnya saya lakukan dan melakukan apa yang hidup inginkan dari saya di usia saya kemarin. Habis waktu saya dengan hal yang sia-sia. Padahal saya mungkin sudah dengar tentang teori-teori penciptaan, tentang filsafat kehidupan, tentang dalil-dalil manusia di Al-Qur'an. Tapi diri ini tetap saja bebal untuk mengejawantahkan semuanya menjadi suatu makna kehidupan yang lebih elegan dari saya yang sekarang. (*jedot-jedotin-pala)

Well, selalu ada harapan untuk bangkit. Hey!!! Berjuang itu tak harus memiliki jutaan alasan. Persetan dengan sistem. Sekarang sayalah yang akan membuat sistem.

Enyahlah ketakutan digulung gelap. Saya masih punya Tuhan.

Karena peramal musyrikin sudah mulai lelah mengestimasi kiamat yang katanya 12-12-12. Tak ada satupun yang bisa menjauhkan saya dari harapan. Tak ada. Bahkan kegelapan. Bah... buat apa takutkan gelap? Sekarang gelap pun saya masih berkawan bintang. Ada yang lebih menakutkan dari kegelapan. Dialah kesendirian. Kelak di alam kubur saya sendiri. Arena pendadaran terakhir saya pun seorang diri di ruang gelap tertutup. Di uji oleh dua dosen penguji. Profesor Rokib dan Atid.
Bersyukur masih diberi umur. Itulah kesyukuran paling menggembirakan.
Masih ada waktu untuk memperbaiki diri.
Maka waktulah yang selalu memberi harapan.
Alhamdulillah....^_^

Aroma januari yang menyengat menyisakan senyuman bidadari yang berkilau di surya jingga. Pagi.
Aha... semangat pagi!!! ^_^...
Iya... selalu ada pagi untuk memperbaiki hitamnya malam dan selalu ada kertas kosong dihalaman berikutnya. Mari bersulang untuk 2013 yang gemilang!!!
Let's say Allahu Akbar!!!   ^_^9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar