Kamis, 04 Oktober 2012

Awan Berkilau???

Baru kali ini saya menyadari kalo ternyata suasana sore di kampus begitu tenang. Hilir mudik orang-orang di selasar perpustakaan. Ada yang duduk-duduk melingkar sembari serius menyimak seseorang yang bicara entah apa. Sementara di lain tempat, masing-masing sibuk berkutat dengan gundukan buku-buku setebal batu bata. Intinya mereka punya kesibukan. Lalu saya?
Entahlah. Sebenarnya saya lagi malas disibukan dengan suatu apapun hari ini. Biarlah saya untuk sekali ini saja menghirup udara sore di perpus. Iya diperpus. Jangan berbaik sangka dulu. Saya kesini bukan untuk membaca. Tapi untuk... rapat. huks.

Dasar jam Indonesia yang melarnya gak ketulungan, rapat yang harusnya udah dimulai sejak 15 menit yang lalu, ini orang-orangnya aja belum pada datang. Akhirnya disinilah saya. Sendiri. Mengamati.
Sesekali jika ada yang menyapa saya hanya membalas senyum sekenanya.

Dan birunya langit sore itu cukup menarik perhatian saya. Langitnya tak berawan. Datar. Monoton. Tak ada yang istimewa. Saya berharap ada awan. Segumpalpun tak masalah bagi saya. Asalkan langit itu tak bisu. Ia hanya diam, tanpa memberitahu apa yang ia sembunyikan dibaliknya.
Saya suka awan. Karena awan selalu menyampaikan pesan dari langit. Awan putih pertanda cerah. Awan hitam pertanda mendung.
Dan....saya ingin awan mendung sore ini. Karena memendam rasa itu menyakitkan *sotoy*, maka keluarkanlah semua rasa itu menjadi rintik-rintik hujan. Atau bahkan hujan deras. Terkadang diselingi petir. Tak mengapa bagi saya, asal akhirnya saya tahu bagaimana keadaan langit sore itu. Daripada absurb. Menebak nebak. Ah sudahlah. Kenapa saya berburuk sangka pada si langit yang bisu? Mungkin dia lagi malas berkata. Sama seperti saya...

Dan saya dikagetkan oleh suara seseorang yang memanggil nama saya. Katanya rapat akan dimulai. Ah kenapa mereka harus datang sekarang? Padahal saya sama sekali sedang tak keberatan untuk menunggu. Menunggu mereka sampai akhirnya kumandang maghrib membatalkan jadwal rapat sore itu.

Tapi kemudian indahnya sore itu dihancurkan oleh kalimat seorang teman..
"Rin, tumben ontime." *gubrak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar