Kamis, 04 Juni 2015

bertanya pada hujan bulan juni

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Hai hujan bulan juni. Apakabar?

Masihkah kau rahasiakan rindumu pada pohon bunga itu? Dan apakah merahasiakan rindu itu adalah sebuah ketabahan?

Hai hujan bulan juni...
Masihkah kau ragu di jalan itu? Dan apakah menghapus jejak yang meragu itu adalah suatu yang bijak?

Hai hujan bulan juni...
Masihkah kau tak berucap? Dan apakah yang tak terucap dibiarkan diserap akar pohon itu adalah suatu kearifan?

Hai hujan bulan juni. Sudah lama aku menantimu. Hanya untuk menanyakan ini.

Tolong. Jawablah. Karena jika yang kau katakan itu benar. Aku akan memilih merahasiakan rinduku, menghapus jejak raguku, dan tak mengucapkan apapun hingga akar pohonlah yang akhirnya menyerapnya.

Hai hujan bulan juni. Terimakasih. Telah mengajarkanku untuk tabah, bijak, dan arif.

With love. Me. <3. ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar