Sabtu, 06 Juni 2015

kajian KRPH: dari perubahan individual menuju perubahan sistemik

August 6, 2010 at 3:03am
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Ini adalah catatan ketika saya mengikuti KRPH (Kajian Rutin Pagi Hari) di Mesjid Mardlyah UGM...
Sebenarnya waktunya sudah lama, tapi saya jadi tergugah melihat temen-temen lain yang begitu produktif menulis sesuatu di notes tentang ilmu yang di dapat dari suatu kajian...
Kajian ini bertemakan berkenaan dengan semakin dekatnya bulan Romadhon. Mudah-mudahan bermanfaat untuk menjadi bahan persiapan menyambut bulan yang pernuh berkah nanti...Amin..
Yuk kita pantengin..... hhe...



Judul: Dari perubahan Individual menuju perubahan Sistemik
Oleh: Ust Salim A Fillah
Tempat: Mesjid Mardlyah UGM
Tanggal 8 Juli 2010
Pukul: 05:30 WIB

Perbedaan puasa masa rsulullah dan masa sebelum Rasulullah SAW:
1. Beda waktunya, puasa sebelum zaman Rasulullah biasa dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15, kemudian puasa As Syuro... Jadi tiap bulan puasa 3 hari berturut-turut... Jadi setiap tahun jika dijumlah puasa dilakukan 3X12= 36 hari..
Puasa tiga hari ini merupakan puasa menangnya Musa atas Firaun..
Sementara pada masa Rasulullah diganti dengan puasa 1 bulan penuh di bulan Ramadhan dan 6 hari di bulan Syawal, total 36 hari. Itulah sebabnya mengapa ketika kita berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan kemudian 6 hari Syawal bagaikan puasa 1 tahun...

2. Saum di zaman dulu tidak sahur. Dan dilakukan dari bangun tidur hingga Isya. Lebih berat. Karena orang zaman dahulu melakukan kerja yang berat di siang harinya, bekerja di ladang di bawah teriknya matahari, dan biasanya ketika pulang langsung tidur, misalnya jika terbangun setelah melewati Isya misal jam 9 malam, maka begitu ia bangun harus langsung puasa lagi hingga esok hari (Kan puasanya dimulai semenjak bangun), dan itu dilakukan terus-terusan selama 3 hari berturut-turut (kadang tak sempat makan selama 3 hari itu), astaghfirullah bisa kebayang kalo sebulan penuh...ckckckck
Kemudian pada masa Rasulullah, setelah turun Surat Al-Baqarah ayat 183-187 ketentuan puasa jadi ada sahur, trus dilakukan satu bulan penuh.

Perubahan individu yang dapat berpengaruh menjadi perubahan sistemik:
1. Ma'rifatun Nafs (Mengenal diri)
*Ramadhan adalah momen penting untuk kita bisa mengenali diri dan mengukur dirinya sendiri sejauh mana kemampuan atau kecenderungan kita berbuat dosa. Karena pas Ramadhan tidak ada faktor eksternal yang menjerumuskan kita ke dalam dosa. Pas Ramadhan, variable-variable yang menyeret kita menuju dosa telah dikurangi. Tidak ada hawa nafsu (karena dalam keadaan lapar), dan syetan dibelenggu......(Subhanallah...iya ya? Asa kacida mun angger ngalakukeun dosa teh,ckckckk)
Sebagaimana sabda rasul: " Tidak sempurna iman seseorang hingga hawa nafsunya tunduk pada Rasul (ketaatan)."

*Terlebih lagi, beribadah di bulan Ramadhan semangatnya beda, kita beribadah secara kolektif. Mesjid saja yang tadinya sepi mendadak jadi penuh. (Orang-orang benar-benar dikondisikan untuk berfastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan)

*(Ada salah satu statemen lucu yang dilontarkan oleh ust Salim..hha)
Kita kan begitu selesai Ramadhan pas malam takbiran suka ada arak-arakan sambil pukul bedug, bergembira suka cita seolah-olah terbebas dari sesuatu, merayakan berlalunya bulan Ramadhan. Padahal harusnya kita teh gembira pas awal Ramadhan, jadi kita sambut kedatangan Ramadhan. kenapa? Karena yang bergembira suka cita pas selesainya bulan Ramadhan itu adalah Syetan... Belenggunya dilepas, terbebas..horeee... (Haha... halig tah nu sok arak-arakkan pas malem takbiran sabangsaning S**tan..wkwkwk..Piss..^_^)


2.Makanlah makanan yang halal dan Toyib (baik)
Pas puasa, muntah dengan sengaja itu membatalkan puasa.
Ketika misalnya kita makan sahur, begitu sampai di tekak kita baru tahu kalo itu makanan haram, kemudian langsung dimuntahkan. Maka puasanya batal tapi jangan lantas makan, teruskan sampai selesai puasanya. (Ini berkaitan dengan ilmu fikih, karena perlu ada waktu khusus untuk membahas fikih jadi Ust. Salim tidak membahas lebih dalam).
Intinya, orang Madinah lebih hati-hati terhadap makanan yang haram daripada puasanya. Jadi lebih baik batal daripada makan yang haram.
Karena halal haramnya makanan berkaitan dengan terijabahnya doa kita.

*"Sesungguhnya Allah itu dekat."
Allah menjawab setiap doa, asal ketika Allah memanggil (Adzan) langsung datang. ...(Astaghfirullah...T_T)

*Ada satu kisah, seorang musafir yang tengah berpuasa berdoa dengan menengadahkan tangannya.
Bayangkan! Musafir adalah orang yang mudah diijabah doanya. (keur teh musafir, puasa deuih.) Kemudian orang berpuasa doanya diijabah. Dan jika kita berdoa sembari menengadah, maka Allah akan malu jika tidak mengabulkannya, itu adalah firman Allah. Ketiga faktor diatas, yaitu musafir, Puasa, dan tangan menengadah yang merupakan faktor mudahnya doa seseorang diijabah. Tapi ternyata Allah tidak mengabulkan doa musafir tersebut. Karena apa???? Karena ia berdoa mengenakan pakaian haram. Astaghfirullah...sedemikian berpengaruhnya sesuatu yang haram....

*Dikisahkan, dulu Sa'ad bin Abi Waqas sangat dicintai oleh Rasul. Saking cintanya Rasul pada Sa'ad Rasul mengatakan bahwa Ayah dan Ibunya sebagai tebusannya (Wallohu'alam maksudnya), padahal Rasul jarang mengatakan Ayah dan Ibunya secara bersamaan sebagai tebusan.(Sekali lagi wallohu'alam maksdunya, disini hanya ditekankan bahwa saking cintanya Rasul terhadap Sa'ad)
Rasul mengatakan pada Sa'ad, mintalah sesuatu wahai Sa'ad maka aku akan mendoakan untukmu..
Coba bayangkan jika kita ada diposisi Sa'ad, apa yang akan kita minta pada Rasul? Masuk Surga? Atau bahagia dunia akhirat misalnya??? (hhe...)
Tapi subhanallah, dengan cerdasnya Sa'ad mengatakan. "mintalah Ya Rasulullah agar doaku senantiasa diijabah. " ....(Subhanallah...enya nya pinter??Mun kita mah teu kapikir.hhe)
Rasul menjawab."Bantulah aku dengan memperbaiki makananmu."
Garisbawahi "memperbaiki makananmu", artinya makanlah makanan yang baik dan halal.

*Makanan haram itu selain menghijab doa, juga jika sudah tumbuh jadi darah dan daging tak layak menempati tempat kecuali neraka...(Astaghfirullah..). Karena daging yang haram akan berfrekuensi jika ada panggilan maksiat. Yang haram itu akan menarik yang haram juga.... (Astaghfirullah...Lindungilah kami dari hal-hal yang haram ya Allah...Amin...T_T)

3. Pembinaan Lisan
Orang yang ghibah (membicarakan keburukan orang lain) itu lebih buruk daripada memakan bangkai saudaranya sendiri....(Astaghfirullah..)
*Pas zaman Rasul, ada orang puasa disuruh muntah didepan orang banyak, dan ternyata isi perutny adalah daging-daging busuk, nanah, makanan busuk. Dan Rasul mengatakan bahwa yang keluar itu tak lebih buruk daripada yang masuk. Itu karena ghibah.... (Ya Allah...T_T)
*Masyarakat yang tak sehat itu adalah masyarakat yang sering Ghibah...(Iyalah..gada kerjaan laen apa selain ngerumpiin masalah orang).. Astaghfirullah...T_T

*Ketahuilah bahwa orang yang didzolimi dengan ghibah, kebaikan yang menghibah akan pindah ke orang yang didzolimi. "Ya Rasulullah, jika kebaikannya telah habis bagaimana?".(maksudnya kebaikan yang menghibah). " Maka keburukan yang didzolimi akan pindah ke yang mengghibah...." Astaghfirullahal'adzim... Innaalillahi wainna ilaihi rajiun....T_T

*Yng membatalkan puasa itu:
1.Makan dan minum
2. Haid
3.berhubungan suami istri di siang hari
Selain yang ketiga itu adalah yang membatalkan pahala. Ghibah ketika puasa dapat membatalkan pahala.
Bagaimana mungkin dia menghindari yang halal malah mendekati yang haram. (Maksudnya menghindari yang halal ialah ketika puasa kita kan ga makan dan ga minum termasuk yang halal sekalipun.)

Saudaraku...mari kita bermuhasabah...
Kita perbaiki diri dulu demi tercapainya perubahan sistemik itu...
Akhir kata..Wassalamu'alaikum wr.wb...
Sampaikanlah walau satu ayat...
Allahu Akbar!
Semangat!!!^_^
Met puasaaaaa.....
Mohon maaf ya, ukhti wa akhi....^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar